NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pembunuh Bunda

Aku Bukan Pembunuh Bunda

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Keluarga / Angst / Dunia Masa Depan / Trauma masa lalu
Popularitas:115.1k
Nilai: 5
Nama Author: flowerrrsss

anatasya deanza putri, berusia 17 tahun.

Semula, Dia hidup dalam keluarga yang penuh dengan cinta. Rumah yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya, rumah yang selalu memeluknya saat dia rapuh. Namun, tiga tahun yang lalu saat berusia 14 tahun, Segalanya berubah. Dirinya dituduh sebagai seorang pembunuh, dan penyebab meninggalnya bunda. Hari demi hari dia lewati dengan rasa sakit dari keluarganya.

Rumah yang dulu menjadi tempat dia berlindung. Kini rumah itu menjadi tempat penyiksaan dan rasa sakit bagi fisik maupun mentalnya.

Akankah gadis itu terus bertahan sampai akhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowerrrsss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 30

"masuk sya" ucap bryan.

"kak!" robert yang mendengar kakak sulungnya mengizinkan tasya untuk masuk ke ruangan dion itu pun tak terima.

"tasya masuk" bryan mengulangi kalimatnya saat melihat tak ada gerakan dari tasya.

Tasya yang mendengar bryan mengulangkan kalimatnya, dia langsung masuk ke dalam ruangan dion sambil menarik tangan kevin untuk ikut bersamanya.

"kenapa biarin tasya masuk kak?" protes robert.

Bryan tak menghiraukan ucapan adiknya itu, dia hanya diam sambil memainkan ponselnya.

Robert yang melihat kakak sulungnya itu tak menanggapinya, dia menghempas napas kasar sambil memutar bola mata malas.

Tak lama setelah itu pun, william datang menghampiri bryan dan robert.

"ada adik kesayangan lo tuh di dalam" ucap robert saat melihat william tiba.

"gausah berisik! Ini rumah sakit bert" tegur bryan.

"kak, papah juga bisa kecelakaan pasti gara-gara tuh anak"

"diam robert"

"gue yakin kak, tasya tuh mau ngebunuh papah juga kak setelah dia ngebuat bunda meninggal. Dia itu kecewa sama papah karena udah ngusir dia dari rumah, terus dia jadi ngedoain papah yang jelek-jelek"

"gua bilang diam robert! LO BISA DIAM GA SIH?" ucap bryan penuh dengan amarah.

"kok lo jadi ngebela dia?"

"gua bukan ngebela dia. Tapi bisa ga sih, lo stop bersikap kaya anak kecil!"

"terserah kalian aja deh, gua cape!" ucap robert yang juga sangat emosi sambil melangkah pergi meninggalkan bryan dan william.

Sedari tadi, william hanya diam dan memperhatikan kedua kakaknya. Dia sudah sangat lelah dengan keadaan keluarganya yang berantakan, energinya sudah habis, bahkan hanya sekedar memisahkan kedua kakaknya pun di tak sanggup, dia memilih untuk tetap diam dan seolah menutup kedua telinganya.

Untungnya dion berada di ruangan vip yang ruangannya sangat privasi.

Kini tasya sedang duduk di samping ranjang tempat dion terbaring. Tasya meraih tangan papahnya dan menggenggamnya.

"pah, cepet sembuh ya. Jangan lama-lama sakitnya" lirih tasya.

Sedangkan kevin, di berdiri di samping tasya yang sedang duduk sambil memperhatikan tasya dan papahnya.

Tak lama kemudian, bryan dan william pun masuk ke dalam ruangan dion.

Saat melihat bryan dan william tiba di dalam ruangan tersebut, kevin memutuskan untuk pergi keluar.

"gue keluar bentar ya, sekalian mau cari makan" ucapnya.

Kevin melangkah keluar dari ruangan tersebut. Kini hanya ada bryan, william, tasya dan dion yang sedang terbaring tak sadarkan diri.

"baju ganti papah belum di bawa ke sini kak?" tanya william.

Bryan menggelengkan kepalanya. Saat mendengar itu, tasya langsung menoleh ke arah kedua kakaknya.

"biar tasya aja kak yang ngambil baju ganti papah" tasya menawarkan dirinya untuk pulang ke rumah dan membawa pakaian ganti untuk papahnya. Bryan menatap sang adik selama beberapa saat.

"biar abang aja, kalian jaga papah"

Tasya yang mendengar kakak sulungnya memanggil dirinya dengan panggilan yang tasya berikan saat mereka kecil. Tasya tertegun, menatap sang kakak tak menyangka. Pada saat bunda meninggalkan mereka, bryan tak pernah mau, bahkan sangat membenci panggilan abang.

William juga menyadari kakaknya memanggil dirinya dengan sebutan abang itu pun terkejut.

Melihat kedua adiknya menatap dirinya heran, membuatnya merasa tak enak.

"gue pergi ya. Kalian hati-hati" ucap bryan sambil melangkah pergi.

Kini tasya menatap sang kakak yang tersisa di sana, yaitu william. Seolah mengerti dengan tatapan tasya, william pun mengangkat kedua bahunya. Lalu memalingkan pandangannya dari adik bungsunya itu.

"kak robert kemana kak?"

"gatau" jawab william singkat.

Tasya kembali meraih dan menggenggam tangan dion. Melihat sikap tasya kepada dion membuat william bertanya-tanya. Terbuat dari apa hati adik bungsunya ini? Berkali-kali dion menyakiti hati dan fisiknya, dia tak pernah benci kepada papahnya.

.....

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"udah malam, gue balik ya" ucap kevin.

"thanks, hati-hati bro"

Tasya bingung dengan posisinya. Apakah dia harus tetap di sana? Atau ikut bersama kevin dan pulang ke rumah hazel?

Tasya berpikir sejenak.

"kak, aku ikut ya"

Kevin yang hampir tiba di depan pintu keluar dari ruangan dion, saat mendengar ucapan tasya itu pun, dia menghentikan langkahnya dan berbalik arah.

"ayo sya"

Tasya mulai beranjak dan mengambil tasnya yang dia simpan di sofa tempat bryan duduk.

Saat tasya ingin melangkah untuk menghampiri kevin, tangannya di tahan oleh bryan yang sedang duduk di sofa tersebut. Tasya heran dengan kakak sulungnya itu. Bryan bangkit dari duduknya, dia berdiri menghadap tasya.

"mau kemana?" tanyanya.

"pulang kak" jawab tasya ragu.

"kemana?"

"aku tinggal di rumah teman"

"lo punya rumah sya"

Mendengar hal itu, tasya langsung segera menggelengkan kepalanya. "kakak lupa ya? Aku udah ga punya rumah kak"

Bryan terdiam sejenak saat mendengar ucapan adik bungsunya itu.

"pulang ke rumah kita sya" sahut william.

"ngga kak. Besok aku bakal ke sini lagi buat ketemu sama papah"

"gua yang anter" ucap bryan.

"ngga kak, aku sama kak kevin aja"

"gua yang anter sya"

"t-tapi kak-"

Bryan memberi tatapan tajam kepada adik bungsunya itu, agar dia tak membantahnya.

"lo pulang duluan aja vin" ucap william.

Kevin mengangguk mengerti dan berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Tasya sangat heran sekali dengan sikap kakak sulungnya hari itu. Tapi jika dia tak menurutinya dia tak akan bisa pulang dan mungkin dia akan kembali ke rumahnya, dia tak ingin kembali ke rumah itu.

Kini tasya sudah berada di atas motor bryan. Bryan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Malam itu sangat dingin sekali bagi tubuh tasya yang masih mengenakan seragam sekolah. Bryan yang menyadari adik bungsunya itu kedinginan, dia menepikan motornya di pinggir jalan.

Tasya bingung, kenapa kakaknya berhenti di pinggir jalan. Apa dia akan menurunkan tasya di jalanan? Pikir tasya.

"turun sya"

Tasya hanya diam dan menuruti sang kakak, dia turun dari motor bryan.

"maaf ya kak, udah ngerepotin kakak. Tasya gapapa kok kalau harus di turunin di pinggir jalan kaya gini. Kakak hati-hati ya pulangnya" ucap tasya yang mengira bryan menurunkannya di pinggir jalan. Bryan menatap adiknya itu yang sedang menundukkan kepalanya, dia tak berani menatap wajah kakak sulungnya itu. Bisa-bisanya dia mengira dirinya akan menurunkannya di jalanan seperti itu, apalagi itu sudah malam.

Bryan melepaskan jaket yang dia pakai dan memberikannya kepada sang adik.

Tasya mendongak dan menatap bryan.

"untuk apa kak?"

"untuk kamu tawarin ke orang-orang yang ada di lalu lintas" jawabnya ketus.

"serius kak?"

Bryan yang melihat adiknya yang polos itu pun sangat jengkel. Dia menghembuskan napas kasar dan menatap wajah adik bungsunya itu.

"bisa gausah bercanda ga sya?"

Tasya menggelengkan kepalanya. "aku ga bercanda kak"

"sya!"

"hmm?"

"ini serius harus di jelasin lagi kenapa gue ngasih jaket ke lo?"

Dengan cepat tasya mengangguk.

"buat lo pake sya, dingin kan?"

Mendengar perkataan kakak sulungnya itu, membuat senyum tasya terukir.

"kenapa malah senyum?" tanyanya heran saat melihat tasya malah tersenyum.

"gapapa kak, aku pake ya jaketnya" ucap tasya dengan senyuman yang masih terus melekat di wajahnya sambil memakai jaket yang di berikan bryan.

1
Wiwik Daryanti
membaca sesak dada dr awal smpai menanggis msh pnsaran kisah tasya
Shinta Dewiana
gini je hmmm.. udah baca menguras airmata sm senam jantung...endingnya begitu...hmmmm
Shinta Dewiana
keluarga setan
Shinta Dewiana
baguslah tasya benar2 pergi...muda2han ada yg benar2 tulus yg mau nolonh tasya
Shinta Dewiana
syukurlah klu tasya pergi dr rmh itu
Shinta Dewiana
dasar biadap
Shinta Dewiana
memang bagusnya kamu pergi dr rmh itu....sya
Shinta Dewiana
greget deh
Shinta Dewiana
huh calon rupanya
Shinta Dewiana
siapa tamu yg mau datang ya..apa bakal ada anak angkat atau ibu baru
Shinta Dewiana
sedih trus kapan bahagia ya
Shinta Dewiana
keluarga biadap
Shinta Dewiana
anjing2
Shinta Dewiana
apa tasya mau di buang di bali ya..biar tdk ada yg tau dia keluarga anggara
Shinta Dewiana
maunya tasya bisa mandiri jg lg pulang ke rmh itu..
Shinta Dewiana
hisss....
Shinta Dewiana
cih...ngapain juga lo nanya emang lo siapa...hiss....tasya enggak perlu takutlah sm.keluarga lo
Shinta Dewiana
kenapa bryan jd aneh...sok cari tasya..
Shinta Dewiana
tu kan tasya jangan terlalu lebai baiknya males banget deh..
Shinta Dewiana
tasya jadi oon trus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!