Aku adalah anak piatu dengan 2 orang adik. Nama panggilanku tata. hidup yang penuh penderitaan dan hinaan. usiaku saat ini barulah 15 tahun, masa remaja yang harusnya manis tapi tidak bagiku, kelas IX Tepatnya.
plak
suara tamparan dari ayahnya tata dapatkan kini.
"Dasar anak malas" ucapnya dengan badan mau alkohol dan sudah sempoyongan berjalan.
plak
sekali lagi didapat tata tamparan ayahnya. "LAPAR ayah!" perintahnya. Tanpa tau perasaan anaknya itu selalu saja yang dilakukan kekerasan fisik.
"sudah berani melawan sekarang hah kamu" marah ayahnya itu saat tata membawa botol kosong yang sudah ia pecahkan. Tidak ada kata yg di ucap, hanya marah dirasa tata.
"belum puaskah ayah menyakitiku selama ini" tangisnya saat malam tiba. Bagaimana dengan kalian jika tanpa aku adikku semua yang ku sayang.
Bagaimanakah nasib Tata dengan adiknya yang tinggal ayah sering menyiksanya dan jadi korban bullyling disekolahnya.
Akankah tata bisa melewatinya, atau justru menyerah?
semoga suka 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pantai
"Kau!" panggil Lana.
"Ya aku, kamu ngapain disini?" Tanya Marisa.
"A-aku sedang main," canggung Lana karena mata tajam Tata tersorot padanya.
"Sendiri?" Tanya kembali Marisa yang merasa heran. Sebab tidak mungkin jika seorang Lana mau ke pantai seorang diri.
"Aku bersama dengan dia," tunjuk Lana ke arah Tata.
"Hah! Dia?" ucap Marisa yang menoleh ke arah Tata.
"Iya, dia. Kenalkan Tata namanya, dan Ta, dia Marisa teman masa kecilku," ucap Lana dengan memperkenalkan mereka.
"Hai, aku Marisa," ucap Marisa dengan memajukan tangannya untuk berjabat tangan.
"Hai, aku Tata, salam kenal," ucap Tata yang menerima tangan Marisa.
"Kau sedang apa disini?" Tanya Marisa ke Lana.
"Aku sedang ingin main saja," ucap Lana yang langsung duduk di samping Tata, dan tanpa malu Lana meminum air es kelapa milik Tata. Secara tidak langsung sudah terjadi ciuman.
"Ini kan punyaku, Lan," ucap Tata yang menarik minuman didepan Lana. "Kalau mau aku pesan ya," lanjut Tata.
"Tidak, ini saja," jawab Lana santai.
Sedangkan Marisa yang melihat hal itu tampak aneh, orang sebersih dan anti untuk memakai barang bersama saat ini bertolak belakang."Setan apa yang udah masuk, hus!"ucap Marisa sambil mengibaskan tangannya ke Lana.
"Apaan sih, Sa," ucap Lana yang merasa risih.
"Itu tu, kamu. Kesambet setan apa coba?" Tanya Marisa.
Tata yang sudah sering mau makanan atau minumannya di rebut Lana bingung juga.
"Memang kenapa?" Tanya Tata.
"Lana orang super bersih dan tidak mau berbagi tempat makanan atau minuman," jelas Marisa.
"Apa iya, Lan?" Tanya Tata tidak percaya.
"Hem," jawab Lana dengan senyuman manisnya.
"OMG, apa lagi ini. Tata pakai apa kamu? Ko' bisa Lana patuh sama kamu," ucap Marisa yang geleng geleng kepalanya.
"Bukan urusanmu, Sa," ucap enteng Lana.
"Apa kamu punya hubungan?" Tebak Marisa.
"Iya punya," jawab Tata dan di angguki Lana.
Marisa merasa syok dan kaget mendengar hal itu, manusia kutub telah mencair pikirnya.
"Pacar?" Memastikan Marisa.
"Ya," jawab Lana cepat.
"Tidak," Ucap Tata bersamaan dengan jawaban Lana.
"Yang bener yang mana?" Bingung Marisa.
"Kami teman, Marisa," jawab Tata.
"Apa kamu tidak mau menjadi pacarku, Ta?" Tanya langsung Lana.
Hah!
Terpaku sudah Tata saat ini tidak bisa berkata atau hanya terbengong saat mendapatkan tembakan cinta Lana padanya, bukan waktu yang tepat atau tempat yang romantis. Hanya di kedai es kelapa pinggir pantai. Dan siang bolong yang panas cuacanya sangat tidak romantis.
"Lan, kalau mau nembak yang romantis dong!" ucap Marisa yang tidak menyangka akan cowo cool ini nembak semau jidatnya saja.
"Bukan urusanmu, Sa. Aku mau kapanpun dan dimanapun terserah aku," tolah Lana yang merasa dirinya benar.
"Lihat Tata, Lan. Jangan egois dong!" Ucap Marisa yang kesal kutub es ini.
"Ta, kamu belum jawab loh," ucap Lana yang menunggu jawaban Tata.
"Aku tidak tahu, harus jawab apa?" Bingung Tata.
Hatinya belum tau apakah cinta atau rasa nyaman saja dengan Lana. Diamnya saat ini hanya bingung dengan hatinya, tidak ingin rasanya menyakiti hati Lana tapi jika menerimanya belum siap gosip dan bully di depannya.
"Jawab aja, Ta. Jangan takut, bagaimana perasaanmu sendiri terhadap Lana," ucap Marisa yang berusaha membantu mereka.
Lana yang terus memandang wajah Tata dengan intens dan lekat mencari jawaban dari wajahnya, ternyata ada keraguan untuk menjawab kata "iya". Lana menghembuskan nafasnya dengan berat dan berusaha memahami situasi saat ini.
"Bila tidak bisa jawab sekarang, aku masih bisa menunggu sampai kamu yakin pada jawabanmu, Ta. Satu hal lagi tidak akan ada yang berani membullymu di sekolah lagi saat ini," ucap Lana yang sudah paham akan kondisi Tata.
"Bersabarlah, Lan," jawab Tata.
Lana tersenyum didepan Tata, begitupun Marisa ikut merasakan kehangatan dalam hubungan diantara mereka. Memang pengertian dan sikap Lana hanya tertuju untuk Tata. Marisa tau betul disana dalam situasinya yang diantara mereka, Lana bukan orang yang mudah untuk mendapatkan hatinya, sudah banyak yang ingin menjadi pacarnya atau hanya sekedar dekat saja sudah pasti akan di singkirkan langsung. Marisa juga beruntung cewe yang bisa bergaul dengan Lana sebab teman masa kecilnya, tidak termasuk menyusahkan.
"Tuh, suruh nunggu, Lan. Jadi yang sabar ya," cletuk Marisa.
"Iya, tau. Ih kepo banget sih, Sa sama urusan orang," kesel Lana.
"Abis kamu sih nembak disini, udah tau tempat umum dan apalagi ada aku disini yang denger. Udah pasti aku ikutan lah," ucap Marisa tidak mau kalah.
"Takut keburu diambil orang," ucap Lana yang sambil tersenyum.
"Ha, ha, ha, seorang Lana bisa ngomong begitu," tawa sudah Marisa disana, tidak menyangka bisa humor juga tuh Lana.
Sedangkan Tata hanya tersenyum dan tersipu malu, banyak yang sebenarnya dipikirkan Tata. Bukan sekedar terima ataupun menolak.
Seumpama di terima, apakah keluarga Lana akan menyetujuinya? Walau Mommy dan Daddy nya sangat humble padanya saat ini, sedangkan dirinya bagai langit dan bumi sangat jauh sekali perbedaannya.
Seumpama di tolak, apakah dirinya masih dalan perlindungan Lana dan keluarganya? Apakah tidak dikatakan tidak tahu balas budi? Apakah tidak bisa di katakan bahwa dirinya sok kecantikan?
Semuanya berputar di dalam otak Tata saat ini, jika memang dia mencintainya sudah pasti tidak akan ambil pusing hal ini. Ujian untuk masuk SMA saja belum mulai tapi pusingnya sudah terasa saat ini, tapi beda permasalahannya.
"Ta," ucap Lana disampingnya.
"Iya, Lan," terkejut karena Tata melamun.
"Itu Marisa mau pamit," ucap Lana yang menunjuk ke arah Marisa.
"Oh, sori." Ucap Tata yang langsung tersenyum dan berjabat tangan dengan Marisa.
"Tidak apa apa, kalian lanjutkan saja. Aku sudah di tunggu supir untuk kembali, dah," ucap Marisa yang langsung pergi dari sana.
Setelah hilang sosok Marisa diantara mereka, sungguh menjadi canggung antara Tata dan Lana. Mereka terdiam dan saling tatap saja, mencari bahan buat obrolan yang tidak basi tapi belum menemukannya. Hingga menit demi menit sudah terlewati disana.
"Ta, ayo kita jalan di pinggir pantai lagi," akhirnya ucap Lana dengan keberanian yang tersisa.
"Hem," Tata menganggukkan kepalanya.
Setelah membayar es kelapa muda berdua menyusuri pinggir pantai, menikmati waktu sore hari. Hati Tata sudah tenang tidak ada yang jahat lagi saat ini pikirnya karena ayahnya sudah masuk penjara.
Tapi ternyata pernyataan cinta Lana yang mendadak menjadi hatinya gelisah kembali.
Bagaimana harus menyikapi ini, Tata saat ini hanya mengikuti alurnya saja. Biarkan waktu yang menjawab dan mencari kebenaran dari keraguannya itu.
...****************...
Hi semuanya.
Selama bulan ramadhan ini pasti up nya telat ya.
Author berharap bisa punya waktu buat menghalu dan menyelesaikan naskah ini.
Bantu like, vote, subscribe, komentar dan hadiahnya ya😍😍😍😍😍
Love you😘