Novel ini menceritakan kisah seorang remaja tanggung bernama Ali yang sangat merindukan kasih sayang dari ibunya yang sama sekali tidak mengenali nya.
Bagaimana kah perjuangan nya apakah dirinya bisa mendapatkan kasih sayang yang di inginkannya ataukah sebaliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Ali mendadak terbangun ketika mendengar suara berisik di dalam ruang rawat nya.Terlihat empat sahabatnya kini sedang tersenyum kepadanya.
"Elo udah bangun Al?tanya ke empat teman nya bersamaan.
Ali pun mengangguk sambil mencoba bangun untuk duduk.
"Biar gue bantu".ucap Iwan sambil bergerak membantu Ali untuk duduk.
Ali pun tidak menolak karena memang dia membutuhkannya.
" Kalian tau dari mana kalau gue sakit?tanyanya terlihat bingung karena tiba-tiba saja keempat sahabatnya itu datang menjenguk nya.
"Kita tau dari Pak Alan yang memberitahukan kita saat kita bertanya kenapa elo engga masuk".jawab Guntur yang kini duduk di samping Ali.
" Elo kok bisa kecelakaan kaya gini sih Al?Emangnya elo lagi ngapain? tanya Irwan ingin tau.
"Iya kita semuanya kaget banget saat Pak Alan kasih tau kita tadi pagi".ucap Indra ikutan nimbrung karena sedari tadi dirinya sibuk dengan cemilannya.
" Gue kira elo nggak khawatir sama gue Dra".kata Ali.
Indra hanya cengengesan sambil tersenyum
"Sorry Al tanggung makanan nya masih banyak jika tidak di habiskan".jawabnya jujur dan membuat keempat temannya hanya tertawa karena memang di antara mereka berlima Indra memiliki tubuh yang sedikit berisi karena banyak makan.
" Iya gue maafin, lagian tadi gue cuma bercanda.Makasih ya karena kalian sudah datang jengukin gue".ucap Ali.
"Sama-sama Al".jawab semuanya.
" Oh iya Al elo cuma sendirian di rumah sakit? tanya Iwan sambil mencari seseorang di ruang rawat Ali.
"Gue nggak sendirian, ada Nenek gue cuma sekarang lagi ke kantin untuk membeli makanan dan air minum yang sudah habis".jawabnya jujur.
" Gue kirain elo sendirian".kata Guntur.
"Kalau Nenek elo yang di sini terus Nyokap elo sama siapa? tanya Irwan ingin tau.
"Sama Nenek Nisa".jawab Ali dan semuanya pun tersenyum lega.
Kelimanya pun saling bercerita hingga saat seseorang masuk mereka pun tidak tau.Hingga Ali pun langsung menyapanya
"Nenek".ucapnya dan membuat ke empat sahabatnya langsung melihat nya lalu mereka bergegas menghampiri wanita paruh baya untuk bersalaman.
Wanita itu pun menyambut nya memang sahabat cucunya itu begitu menghargai nya.
" Kalian sudah lama datangnya? tanyanya sambil menaruh dua kantong plastik di atas nakas.
"Belum lama Nek".jawab semuanya dan wanita itupun mengangguk sambil membuka sebuah kantong plastik yang berisikan makanan.
" Nenek haya punya ini.Nenek kan tidak tau kalau kalian mau ke sini".ucapnya sambil memberikannya kepada keempat sahabat cucunya.
"Tidak usah repot-repot Nek,kalau perlu semuanya yang ada di dalam kantong plastik itu buat kami".canda Indra dan membuat ke tiga temannya langsung memolotinnya dengan sorot mata yang tajam.
" Ihh kenapa sih pada lihatin gue? Gue cuma bercanda doang".
Tawa semuanya pun meledak saat melihat wajah takut Indra.
"Kita bercanda Dra, emangnya elo doang yang bisa becandain kita kita pun bisa." celetuk Iwan sambil tertawa.
"Dasar sahabat menyebalkan".balas Indra sambil ikutan tertawa.
Suasana pun kini kembali sunyi saat keempat remaja tanggung itu pulang.
" Istirahatlah kamu pasti lelah".ucap Nenek nya dan Ali pun langsung mengiyakannya karena memang kini dirinya sudah merasa sedikit mengantuk sehabis meminum obat.
Melihat cucunya yang sudah terlelap dia pun merapihkan selimut nya.Dan tak lama ponselnya pun berbunyi.Di lihat nya nama id pemanggilnya
"Nisa".
Lalu dia pun keluar dari kamar rawat cucunya untuk mengangkat telponnya.
Dia pun mendengarkannya sampai selesai hingga panggilan itupun berakhir.
"Bagaimana ini, aku harus pulang atau tinggal? Kalau aku pulang terus siapa yang jaga Ali di sini?ucap hatinya hingga tak lama seseorang kini sedang berjalan ke arahnya.
" Assalamualaikum Bu".salamnya sambil mencium tangan wanita paruh baya itu dengan takzim.
Wanita itupun tersenyum
"Waalaikumsalam Ran, untuk kmu datang cepat waktu kalau tidak Ibu bingung mau minta tolong sama siapa lagi".
Laki-laki itupun tersenyum.
"Oleh karena itu Randy datang Bu."
"Kamu itu tau saja kalau Ibu lagi butuh bantuan".
" Iya Bu. Oh iya bagaimana keadaan Ali Bu?
"Sudah sedikit baikan. Ayo masuk temui Ali. Ibu juga mau pamitan sama Ali dulu sebelum pulang ke rumah".kata nya sambil membuka pintu ruang rawat cucunya.
Sampai di dalam ruangan itu laki-laki itupun langsung mendekati tempat tidur rawat Ali, dia melihat kearah remaja tanggung yang kini sedang tertidur lelap.
"Sepertinya Ali nya tidur Bu".kata Randy sambil melihat kearah Ali.
" Sepertinya iya."
"Apa Ibu akan menunggu Ali bangun baru pulang? tanya Randy.
Wanita paruh baya itu pun menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan-pelan setelah hatinya merasa sedikit tenang barulah dia pun berkata
" Sepertinya tidak Ran,karena Ibu tidak tau berapa lama Ali tertidur."
Laki-laki itupun hanya terdiam tampa berkata apa-apa.
"Ibu nitip Ali ya Ran!Tolong sampaikan kepadanya kalau Ibu pulang ke rumah tapi jangan bilang kalau Ibunya kini sedang mengamuk lagi.Ibu hanya takut Ali nanti kepikiran dan itu akan berakibat memperlambat kesembuhannya".
Randy yang mengerti akhirnya menganggukkan kepalanya tanda iya.Sehabis itu wanita paruh baya itupun berjalan ke arah luar ruang rawat.
"Ibu pamit dulu. Assalamualaikum".
" Waalaikumsalam. Hati-hati di jalan Bu".pesannya dan di angguki oleh laki-laki itu.
"Mudah-mudahan saja ibumu baik-baik saja Al".doanya dalam hati sambil melihat remaja tanggung itu dengan kasihan.
bersambung