Lisa memutuskan untuk keluar dari pekerjaan lamanya dan berpindah kota. Ia memutuskan untuk menjual rumahnya yang sekarang ditempatinya.
Saat memutuskan untuk pindah keluar kota, ia sudah menghubungi pemilik properti untuk melakukan negosiasi pengalihan hak kepemilikan rumah tersebut. Rumah yang cukup tua tapi elegan.
Dan di sinilah dia pertama kali Lisa bertemu dengan Doja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V a L L, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
BAB 13
Kucing itu menyadari dirinya ditatap oleh sosok hantu yang tampan. Bukannya takut, kucing itu malah mendatangi di mana Doja berada.
“Hei, kau kucing. Kau tidak takut padaku?” tanyanya pada kucing yang memiliki bulu berwarna jingga campur dengan putih yang ada dilehernya.
“Meong,” sahut kucing itu.
“Aku tahu kau pasti terjebak di halaman ini, kan? Tapi bagaimana bisa kau sampai ke tempat ini? Apakah kau melompat? Memanjat?” Doja seolah berbicara dengan manusia yang mengerti akan apa yang diucapkannya. Pertanyaan yang begitu banyak terhadap kucing itu, dan tentu saja kucing itu hanya dapat mengeong. Makin manja kucing itu terhadap Doja.
“Ckckck.., aku tahu kau tak bisa menjawab pertanyaanku. Setidaknya aku bisa menemani kau di sini, kucing imut..,” ucap Doja terhadap kucing gemas tanpa menyentuhnya.
Dirinya tahu bahwa ia tidak dapat menyentuh benda yang bergerak maupun benda mati. “Aku bingung bagaimana aku bisa menolongmu yang harus keluar dari sini? Sedangkan Lisa tidak berada di rumah saat ini.” Doja mondar-mandir yang di sampingnya masih dengan seekor kucing yang mendusel di tiang yang berada di sana. “Aku akan mencobanya. Semoga bisa! Oh Tuhan bantu aku yang ingin keluar dari rumah ini yang sudah bertahun-tahun bahkan ribuan tahun lamanya,” lanjutnya pada dirinya sendiri.
“Hari pertama misiku! Semangat Doja!” teriaknya lagi.
Dia kembali menatap kucing itu dengan intens dan melihat perabotan yang ada di dapur Lisa. Halaman belakang dengan dapur Lisa dibatasi oleh pintu kaca dan kaca jendela yang ada di beberapa sisinya.
“Kulkas.., iya kulkas. Mungkin saja di dalamnya ada telur. Aku akan mencoba memegang alat-alat itu. Tuhan izinkan aku untuk menolong seekor kucing ini,” ucapnya lagi.
Dengan segera Doja menembus kaca di depannya dan sudah beralih ke arah dapur yang di depannya ada kompor, teplon, dan yah tak jauh dari kulkas. Ia memberanikan diri untuk memegang salah satu peralatan dapur yang ada.
Menembus.
“Ayo, fokus Doja!” monolognya.
Ia pun mencobanya lagi.
Dan..,
Menembus.
“Arghhh..,” Saat dirinya berteriak, tak sadar tangannya telah memegang sebuah teplon yang ada di depannya. Dan, “Oh My! Lisa, lihat...! Aku bisa memegangnya. Ha hai..,” teriaknyas senang.
Diambilnya teplon dan segera saja ia letakan di atas perapian otomatis yang tinggal diputar saja tuasnya. Sambil bergumam senang, ia melakukan apa yang dia mau lakukan. Yah, dia memasak telur yang baru saja ia mengambilnya dari kulkas.
“argh, Lisa.., kau harus tahu ini. Aku bisa memasak. Haha maafkan aku kalau aku mengacaukan dapurmu kali ini, aku berjanji akan membersihkannya setelah ini,” ujarnya bermonolog sendiri.
Setelah dirinya selesai menggoreng satu buah telur mata sapi untuk kucing itu, dirinya kembali ke arah kucing itu dan membuka pintu dapur yang menghubungkan halaman belakang. Kucing itu mengeong. Segera diletakannya piring berisi telur satu butir itu, lalu membiarkan kucing itu memakannya sampai habis.
“Iya, aku tahu kau sangat lapar. Aku tidak tahu kau habis mengalami apa di luar sana, tapi aku sudah berbaik hati terhadapmu. Sekarang makanlah yang kenyang. Selagi kau makan, aku akan membersihkan dapur yang sudah aku hamburkan,” ujarnya langsung beranjak, melayang masuk ke dalam. Segera saja dirinya membersihkan seluruhnya yang dilihatnya berantakan. Ia baru menyadari bahwa Lisa pun masih belum pulang walaupun jam menunjukkan pukul dua belas siang.
...****************...
Tbc
ayo dong rajin up thor
ditunggu kelanjutannya mangatttt💪
ayo cepat pertemukan mereka kembali thor🙆🙆🙆💏
. ck ck ck luar biasa mbak