Cinta Posesif Nona Jun

Jun Jiu tertawa dingin. "Lalu kenapa? Keluarga Bai sangat hebat?".

Segera setelah itu, Bai Shuang ditarik pergi oleh pengawal dan langsung dibuang ke kolam renang tanpa sepatah kata pun.

Bai Shuang berjuang keras, tenggelam ke dalam air dan muncul kembali, dia mengarahkan pandangannya ke Mo Lin, mengulurkan tangannya ke arahnya.

"Presiden Mo, tolong selamatkan saya, saya tidak bisa berenang."

Jun Jiu tersenyum ringan, dengan tatapan mengejek di matanya.

"Nona Bai, airnya hanya setinggi pinggangmu, kamu tidak akan mati."

Bai Shuang tertegun, dia berdiri, air setinggi pinggangnya.

Tawa mengejek mulai terdengar di sekitarnya.

"Dia bahkan ingin berpura-pura agar Presiden Mo menyelamatkannya. Benar-benar lucu."

"Keluarga Bai kehilangan muka karena dia kali ini."

Jun Jiu berdiri, melirik Bai Shuang di kolam.

"Biarkan dia berdiri di sana selama 30 menit, telepon keluarga Bai untuk menjemputnya. Jika aku masih melihatnya mengamuk di depanku, aku tidak keberatan membeli rumah sakit jiwa untuk memasukkan seluruh keluarga Bai ke dalamnya."

Jun Jiu berdiri, berjalan menuju area tamu. Dia duduk di sofa, mengulurkan tangan untuk mengambil segelas anggur dan meminumnya.

Mo Lin mengangkat gelas anggurnya dan dengan ringan menyentuh gelasnya.

"Tidak heran dia adalah Nyonya Anda, berurusan dengan saingan Anda dengan sangat tegas."

Jun Jiu tertawa sinis.

"Saingan? Dia bahkan tidak pantas."

Saingan? Dia tidak pernah memasukkan wanita mana pun di sekitar Mo Lin ke dalam pikirannya, tentu saja, dia juga tidak menganggap mereka sebagai saingan. Orang-orangnya, dia tidak akan membiarkan siapa pun memiliki kesempatan untuk merebutnya.

Mo Lin tersenyum ringan.

30 menit kemudian, kepala keluarga Bai bergegas ke pesta.

Mereka menyeret Bai Shuang ke depan Jun Jiu dan Mo Lin, memaksanya untuk meminta maaf padanya.

"Kenapa kamu tidak cepat meminta maaf. Benar-benar tidak berguna, tunggu sampai aku selesai denganmu!"

Bai Shuang mengepalkan tangannya, matanya menatapnya dengan enggan, dengan keras.

"Aku tidak salah. Semua orang tahu aku sudah menyukai Presiden Mo begitu lama. Bagaimana dia bisa datang dan merebutnya? Akulah orang yang menyukainya terlebih dahulu."

Kepala keluarga Bai terkejut, dia menampar Bai Shuang dengan keras.

"Diam!"

Dia berbalik kepada mereka berdua, tersenyum untuk menyenangkan.

"Presiden Mo, Jun, putriku tidak tahu apa-apa, aku pasti akan mendidiknya lagi, tidak membiarkannya mengganggu kalian berdua lagi."

Jun Jiu menatapnya, matanya sedingin es.

"Ingat apa yang kamu katakan. Jika tidak... Kamu akan menanggung konsekuensinya."

Kepala keluarga Bai mengangguk, dengan paksa menyeret Bai Shuang pergi. Saat pergi, dia masih menoleh untuk menatapnya, matanya penuh kebencian. Tidak tahu apa yang dia rencanakan?

Keesokan harinya, Jun Jiu datang ke Mo Shi, begitu tiba di lobi lantai satu, di meja resepsionis, dia melihat beberapa gadis berdiri di sana, semuanya ada, ada yang menggoda, ada yang polos... Mereka semua ingin bertemu Mo Lin.

Jun Jiu berdiri di belakang, matanya tenang. Seseorang seperti Mo Lin, memiliki banyak gadis yang mengikutinya juga normal.

Jun Jiu berjalan mendekati resepsionis, melihatnya, resepsionis segera berbicara dengan hormat.

"Nyonya."

Beberapa gadis berbalik untuk melihatnya, menyentuh matanya, mereka segera menundukkan kepala, dan dengan cepat pergi.

Jun Jiu melirik mereka dan kemudian berjalan ke lift untuk naik.

Sampai di depan pintu kantor Mo Lin, dia tidak mengetuk pintu dan langsung masuk.

Mo Lin sedang memegang dokumen tanpa mengangkat kepalanya, suaranya dingin.

"Aku sudah bilang untuk mengetuk pintu, kalian tidak menghargai kata-kataku kan? Keluar semua."

Jun Jiu diam-diam menatapnya. Ternyata biasanya Mo Lin sedingin ini, tetapi di depannya, itu benar-benar kebalikannya, seperti orang lain.

"Sepertinya Presiden Mo tidak menyambutku, maka aku tidak akan mengganggu lagi."

Mendengar suara yang familiar, Mo Lin mengangkat kepalanya, sudut bibirnya membentuk senyuman dan segera bergegas.

"A Jiu, kenapa kamu datang tanpa memberitahuku, aku akan menyuruh seseorang untuk menemuimu."

Mo Lin meraih tangannya, menariknya ke meja tamu.

"A Jiu, kenapa kamu datang ke sini?"

"Hanya ingin datang." Dia menatapnya lurus ke mata.

"Baru saja di lobi lantai satu, aku melihat beberapa gadis yang ingin bertemu denganmu. Sepertinya Presiden Mo sangat populer di kalangan wanita."

Mo Lin tersenyum ringan, dia mendekatinya, meraih tangannya dan meletakkannya di dadanya.

"Tapi hatiku hanya tertuju pada satu orang. Jun, jika kamu berdiri di depan cermin, kamu akan melihat orang itu."

Jun Jiu tersenyum ringan, dia menarik tangannya.

"Kamu juga terlalu sentimental. Aku datang untuk mengundangmu makan siang, mau ikut?"

"Ya, tentu saja."

Jun Jiu duduk di mobil Mo Lin menuju restoran Cina sebelumnya.

Setelah makan, begitu keluar dari restoran, seorang pemuda menabraknya. Dia muda dan penuh semangat.

"Maaf, maaf. Apakah kamu baik-baik saja?"

"Tidak apa-apa."

Jun Jiu tidak terlalu peduli padanya, masuk ke mobil bersama Mo Lin dan pergi.

Pemuda itu melihat ke punggungnya, tersenyum ringan, matanya mengandung beberapa perhitungan, berpikir dalam hati.

"Jun Jiu, itu benar-benar kamu."