Nanggong Li adalah orang dari dunia modern yang memiliki kekasih cantik. Namun, karena ia tidak terlalu tampan dan tidak punya latar belakang, ia malah dikhianati dan akhirnya menghilang. Setelah itu, ia bereinkarnasi menjadi seseorang yang dianggap sampah di dunia kultivasi, dengan mewarisi ilmu dari dunia lamanya serta bantuan roh primordialnya.
Di sana, ia memiliki kekasih yang kuat dan disebut sebagai wanita tercantik di wilayah timur. Seorang yang dianggap sampah ternyata bisa memiliki wanita yang bahkan seseorang yang sudah dianggap kuat pun tidak bisa mendambakannya. Apakah Dongfang Ling bisa mengubah takdirnya sebagai seorang “sampah” dari keluarga terkemuka?
Untuk Chapter di bawah 23 mungkin ada kesalahan karna author pemula 🙏
Judul lain : From Mortal to Divine Emperor: Transcending All Worlds
Update : 1 hari sekali jika tidak ada halangan
Genre : Komedi,Romance,Adventure,Action,Fantasi timur 😇🤭 aman kok
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sh1-Han, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter-24 Apa Sebenarnya Dao Ku?
"Tak kusangka, Xiao Xuan, kau bisa menyadari bahwa Xu Ha adalah wanita itu!" seru Zhang Liuli, suaranya dipenuhi nada takjub.
Ling Xuan tersenyum bangga, sebuah lengkungan tipis yang menunjukkan kepercayaan diri tinggi.
"Tentu saja aku tahu. Sifatnya benar-benar serupa dengan Lin Yue, apalagi ekspresinya. Dia mengejekku karena ekspresiku yang mudah ditebak, padahal dia sendiri jauh lebih parah," ucapnya sembari terkekeh pelan.
Pandangan Ling Xuan kemudian menyapu sekeliling Mutiara Surgawi yang terasa lebih sunyi dari biasanya.
"Omong-omong, Pak Tua itu di mana? Kulihat dia tak ada di dalam Mutiara?"
"Begini, Xiao Xuan," Zhang Liuli memperbaiki posisi duduknya, "aku dan gurumu masih ada urusan. Gurumu sudah pergi duluan ke suatu tempat, dan aku pun akan segera menyusulnya. Kami memiliki urusan yang sangat penting," jelasnya dengan raut serius.
Ling Xuan mengangguk paham. "Baiklah! Selesaikan saja urusanmu itu. Aku juga harus pergi ke suatu tempat."
Tanpa membuang waktu, Ling Xuan beranjak meninggalkan taman tersebut.
Langkah kaki membawanya menyusuri jalanan kota, di mana bangunan-bangunan megah dan mewah berdiri kokoh seolah menantang langit.
Ling Xuan menatap sekeliling dengan pandangan yang dalam, mencari makna di balik kemegahan yang fana itu.
Langkahnya terhenti di depan sebuah gerai kecil. Matanya terpaku pada sebuah mainan kincir angin sederhana yang berputar ditiup angin sepoi-sepoi.
Ia mengambilnya, meraba bilah-bilah kayu kecil itu dengan jemarinya.
"Permisi, Tuan. Mainan ini berapa harganya?"
Penjual itu menoleh dan tertawa renyah. "Sobat, tak kusangka kau sudah sebesar ini masih menyukai mainan anak kecil. Ambil saja, tak perlu membayar. Anggap saja hadiah untukmu."
Ling Xuan tersenyum tulus. "Anda bercanda... ambillah ini."
Dengan gerakan cepat, ia meletakkan sepuluh inti monster tingkat menengah ke telapak tangan penjual yang tertegun itu, lalu pergi begitu saja sambil memutar-mutar kincir kecil di tangannya.
Penjual itu terperanjat, ia berlari ke depan gerainya dengan wajah pucat.
"T-tunggu, Sobat! Harga ini terlalu mewah! Ambilah kembali, Sobat!"
Namun Ling Xuan sudah menjauh. Penjual itu hanya bisa membungkuk dalam-dalam dengan tangan gemetar. "Terima kasih banyak! Terima kasih!"
Ling Xuan terus berjalan, matanya menyaksikan anak-anak yang berlarian dengan tawa lepas.
Ia menatap langit yang mulai meredup dengan tatapan penuh rasa penasaran.
"Hah... perjalananku sepertinya masih sangat panjang, tapi terkadang hatiku merasa seolah tak sanggup lagi memikul beban ini."
Perlahan, butiran salju mulai turun dari langit, menghujani bumi dan hinggap di bahu jubah Ling Xuan.
Ia merogoh sesuatu dari balik pakaiannya—sebotol Arak Immortal.
Dengan perlahan, ia meneguknya, hanya lima tetes saja.
Seketika, dunia seolah kehilangan suaranya.
Butiran salju berhenti di udara, orang-orang terpaku dalam posisi mereka, dan waktu seakan membeku dalam satu tarikan napas.
Hanya Ling Xuan yang tetap melangkah maju dengan hati yang bimbang dan tak terarah.
Ia melihat seekor burung yang mati mengenaskan karena panah pemburu, ia juga melihat pertengkaran antar keluarga yang tak kunjung usai.
Pemandangan itu membuatnya menjulurkan lengan ke arah langit yang kelabu.
"Apa itu Dao? Apa sebenarnya kehidupan ini? Dan untuk apa Dao diciptakan?" bisiknya pada kesunyian.
Seketika, aura dahsyat melonjak dari tubuhnya. Aura itu berwarna ungu kemerahan yang pekat, sementara matanya menyiratkan kesedihan yang mendalam.
"Kehidupan datang setelah menghadapi ribuan rintangan. Para penguasa yang berada di puncak pun pernah menghadapi cobaan hidup dan mati yang tak terhitung jumlahnya."
Ling Xuan melangkah masuk ke sebuah jalanan sepi yang tertutup salju beku.
"Suatu saat, aku pun mungkin akan mendapat cobaan itu. Langit? Untuk apa kau menciptakan cobaan seperti itu bagi para kultivator yang berjalan di jalan-Mu?"
"Iblis? Untuk apa jalan iblis diciptakan jika mereka hanya dianggap ganas dan liar?"
"Dewa? Untuk apa Dewa ada? Dewa hanyalah eksistensi yang lebih maju, namun tetap sejajar dengan Iblis."
Napasnya memburu, uap dingin keluar dari mulutnya.
"Para Dewa bisa bersikap arogan jika sifat dasar mereka memang buruk. Para Iblis menjadi ganas karena tumpahnya darah yang tak henti."
"Lalu... Dao milikku sebenarnya apa? Bukan Iblis... bukan pula Dewa..."
Tiba-tiba, Ling Xuan merasakan getaran dari dalam jiwanya.
Ia melihat sebuah pedang yang bersemayam di dalam tubuh utamanya.
"Pedang? Untuk apa aku memiliki pedang? Untuk apa aku menghunus... PEDANG!"
Tangannya menggenggam gagang pedang itu dengan erat.
"Dao milikku bukan Iblis!! Bukan pula Dewa!!!"
"HAAAAA!!!"
Ia mengangkat pedang itu tinggi-tinggi ke angkasa.
"Dao milikku... adalah Pedang! Satu pedang menebas Dewa! Satu pedang menebas Iblis! Dua tebasan menghancurkan dunia!"
Bilah pedang itu berkilau merah dengan selubung aura ungu yang mengintimidasi.
Ling Xuan memegang mata pedangnya, membiarkan darah segarnya menetes dan meresap ke dalam baja dingin tersebut.
"Ini... ADALAH DAO MILIKKU!"
Seketika, sebuah Tubuh Dharma raksasa muncul di langit, menembus awan-awan mendung.
Salju yang tadinya turun mendadak berhenti total.
Langit berubah menjadi oranye keemasan dengan cahaya pelangi yang menjulur indah menuju Tubuh Dharma tersebut.
Ling Xuan perlahan membuka matanya. Pupilnya berbinar dengan cahaya ungu kemerahan yang mistis.
"AAAA!!!!"
Energi di sekitarnya meledak. Ia berhasil menerobos belenggu!
Deity Formation Tahap Menengah!
Ia mengarahkan pedang itu lurus ke depan, ke arah cakrawala yang tak berujung.
"Pedang... Penebas Semesta!"
Sebuah serangan pedang yang luar biasa dahsyat meluncur ke atas, membelah kumpulan awan di langit hingga menjadi dua bagian yang sempurna.
Setelah mengerahkan seluruh kekuatannya, Ling Xuan ambruk.
Ia terjatuh dan terbaring di atas hamparan salju yang dingin.
Ia menatap langit yang kini terbelah oleh jejak serangannya sendiri.
"HAHAHA!" Ia memegang kepalanya sambil tertawa getir namun puas.
"Suatu saat nanti, bukan hanya awan yang akan kutebas... melainkan langit sialan ini! Semua yang menghalangiku akan kutebas! Jalanku adalah jalanku sendiri."
Ia menarik napas dalam-dalam, merasakan semangat yang kembali membara di dadanya.
"Jika ada yang berani menghalangi jalanku, siapapun itu, akan kutebas dengan pedang di tanganku ini!"
Meski tubuhnya lemas, Ling Xuan memaksakan diri untuk berdiri.
Dengan langkah yang loyo dan sempoyongan, ia menggunakan pedang pusakanya sebagai tongkat untuk menopang tubuhnya yang letih.
Ia terus melangkah maju menembus kesunyian malam yang beku.
