Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Pagi ini Shani makan bersama dengan kedua orang tuanya.
"Sayang... Papi nanti datang ke sekolah kamu dan jangan lupa kamu harus hadir yahh," kata Toni.
"Iya Pi tapi jangan panggil Shani ke panggung yahh," sahut Shani.
"Ikh takut banget anak Papi ini," ledek Toni sambil terkekeh.
"Ishh Papi Mah, Mami..." rengek Shani.
"Papi... Jangan suka ledekin anaknya ih Mami hukum nanti tidur diluar," sahut Shina membela Shani.
"Humm... Tukang ngadu kamu Shan," tukas Toni lagi.
"Biarin," sahut Shani.
"Udah-udah cepet makan ih," lerai Shina.
Acara makan sudah selesai Shani langsung pamit pada Maminya.
"Mami, Shani berangkat dulu yahh emmuah...emmuahh..."
"Iya sayang hati-hati yah di jalan jangan ngebut."
"Iya Mi dachhhh..."
"Dach sayang..."
Ting...
Sebuah pesan masuk di ponsel Shina.
"Ngapain Citra ngajakin aku jalan," gumam Shina bingung dan heran aja karena tidak biasanya Citra mengajak untuk jalan berdua.
”Ayo Shina mau gak? ada yang ingin aku bicarakan sama kamu,” pesan dari Citra.
"Ummm... Ya udah deh penasaran juga apa yang mau di omongin," kata Shina lalu menyimpan kembali ponselnya dan naik ke atas ganti baju.
***
Di jalan yang sedikit sepi Shani dicegat orang bermobil.
Chhiit...
"Ck... Sialan," gumam Shani karena jalannya di halangi.
Orang-orang jahat itu sudah keluar dan langsung mengajak teman-temannya untuk menghajar Shani.
"Ayo hajar."
Shani langsung melompat dari motornya tanpa melepas helm.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
"Kita harus bisa membunuhnya."
"Kamu benar sesuai perintah."
'Siapa mereka sepertinya ada orang yang menyuruh,' batin Shani.
"Cyahhhhh...." teriak mereka semua menyerang Shani.
Buk...
Buk...
Buk...
Shani melompati salah satu mereka dan menendang wajah dan berbalik menghajar yang satunya dengan siku.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
"Brengsek!" maki Shani lalu membabi buta menghajar mereka semua.
Shani meninju mulutnya dan menginjak perut penjahat itu.
"Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Shani.
"Bukan urusan Lo!" sahut penjahat itu.
"Brengsek!" maki Shani lalu menghajar mereka semua.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
Shani menghajar mereka semua dan menghubungi Arga.
Drrrt...
Drrrt...
“Hallo Kak Arga tolong kesini Deket gudang lama jalan mawar,“ kata Shani dalam telponnya.
“Baik Queen,” sahut Arga.
Arga langsung bersiap menuju lokasi dan Dara yang melihat langsung bertanya.
"Arga kamu mau kemana?" tanya Dara.
"Queen suruh aku ke lokasi yang dia sharelok," sahut Arga.
"Aku ikut yahh," pinta Dara.
"Jangan," larang Arga.
"Kenapa?"
"Kamu di markas aja jaga keamanan data kita bisa kan," kata Arga lagi.
"Ouh iya deh," sahut Dara.
"Ya sudah aku pergi dulu."
Arga pun membawa 5 anggota The Meteor dengan topeng monster mereka.
***
Shani masih menunggu Arga sambil mengikat mereka semua dan menyembunyikan mereka semua disemak-semak dan juga dibalik pohon.
Mobil mereka juga Shani parkirkan di pinggir jalan agar tidak mengganggu jalan pengendara lain.
Brom...
Arga sudah sampai.
"Queen," kata Arga.
"Bawa mereka semua ke bawah ruang tanah," titah Shani.
"Baik," sahut Arga lalu memasukkan mereka semua ke mobil.
Shani langsung naik motor dan menghampiri Arga disamping mobil.
"Buat mereka menangis darah kalau tidak mau mengaku siapa yang menyuruh mereka," kata Shani dibalik helm shoei-nya.
"Baik Queen."
"Hemmm..." sahut Shani lalu pergi.
Brom...
Brom...
Arga langsung masuk mobil dan menghidupan mesin mobilnya dan tancap gas.
Brom...
Brom...
***
Bima dari tadi gelisah karena Shani tidak masuk sekolah.
"Apa dia gak masuk sekolah yah," bisik Bima pada Boy.
"Gak tahu," sahut Boy.
"Udah jam pertama loh ini," kata Bima lagi.
Tapi Boy tidak lagi menggubris perkataan Bim dan itu membuat Bima kesal.
"Aikh... Dasar!"
Lalu saat Bu Sita mengabsen muridnya ada nama Shani yang tidak menyahut dan di anggap alpa.
Saat mengajar pun Bu Sita masih melihat-lihat ke arah luar siapa tahu ada Shani.
Karena tidak ada tanda-tanda Shani masuk dari luar Bu Sita melanjutkan penjelasannya.
***
Jam istirahat banyak anak murid pergi ke kantin dan latihan basket atau olahraga lainnya.
Brom...
Motor Shani depan pagar dan meminta satpam untuk membukanya.
"Kamu ini jadi mu- ehh Nona Shani mau masuk yahh," kata satpam itu berubah jadi lembut.
"Buka," kata Shani datar.
"Ba- baik Nona," sahut satpam itu tergagap.
Lalu satpam itu membuka pintu pagarnya dan Shani langsung masuk.
Brom...
"Haishhh dasar anak sultan," gerutu satpam itu.
Setelah masuk Shani langsung memarkirkan motornya.
"Itu kan Shani," kata Sifa llau menghampiri Shani.
"Hey Shani."
Shani menoleh.
"Sifa, kenapa?"
"Enggak papa ko, kamu baru datang."
"Iya."
"Udah jam pertama loh artinya kamu melewatkan jam pertama."
"Hemmm ada urusan tadi," sahut Shani.
Sifa langsung mengajak Shani ke kantin. "Kita ke kantin yuk."
"Boleh."
"Haha... Aku kaya anak kecil aja ajakin kamu ishh jadi malu deh," kata Sifa malu-malu.
"Gak papa ayo ke kantin biar aku yang bayar," kata Shani lagi.
"Aih makasih yahh udah mau traktir, aku janji deh nanti kalau punya uang lebih pasti neraktir kamu nantinya," kata Sifa lagi dengan sumringah.
Shani hanya tersenyum.
Saat mereka berdua jalan ke kantin, Gea dan Finni melihat dan mereka tampak shok.
Gea langsung menarik tangan Finni ke pinggir sedikit agar bisa melihat Shani bersama bahan bullyan mereka.
"Ge, ko Shani bisa masuk sekolah sih," kata Gea bingung.
"Gak tahu sih aku juga bingung Ge," sahut Finni.
"Ikh anak buah Abang kamu ko gak culik mereka," kesal Gea.
"Ya aku gak tahulah," sahut Finni.
"Awas aja yahh ini namanya gagal jadi jaminan tubuh aku gak jadi," kata Gea sedikit kesal dan meninggalkan Finni.
"Eh dasar kampret toh anak," dengus Finni sambil menghentakkan kaki.
***
The Boys masih di kantin meja khusus mereka dan sedang makan.
"Emang siapa sih yang serang kalian?" tanya Bima.
"Kami juga gak tau Bim tiba-tiba ada yang nyerang terus kami berkelahi tapi orangnya sangat lihai banget dan kami pingsan," sahut Boy.
Bima langsung tertawa sampai murid lain menatap ke arah The Boys.
"Hahahahahahaha..." tawa Bima sangat keras.
MULAI SEKARANG PERCAKAPAN MEREKA DIGANTI LO GUE YAHH, SOALNYA AGAK GIMANA GITU SEGEROMBOLAN ANAK COWOK NGOMONGNYA AKU DAN KAMU HAHAH...🤣🤣🤣🤣
"Anjing ngapain tawa keras banget gila lo," kata Boy langsung memukul pundak Bima.
"Ya sorry Gue ngerasa lucu aja jarang-jarang seorang Aevan Arsenio kalah dan pingsan saat bertarung," sahut Bima.
Aevan hanya menatap tajam lalu meneriaki murid lain yang menatap mereka semua.
"Apa yang kalian lihat ha!" teriak Aevan sambil menatap murid lain.
Seketika murid lain langsung mengalihkan tatapan mereka.
"Ehh santai cuy jangan marah-marah mereka cuma lihat gue yang ganteng ini," kata Bima terkekeh.
"Diem lo setan," sahut Aevan.
"Sudah, sudah. Berantem mulu kek perangko," tukas Boy melerai keduanya.
"Tau tuh temen lo," ketus Aevan.
"Yehhh sensian banget bos," kata Bima lagi.
Lalu tanpa sengaja Aevan dan yang lainnya melihat Shani sedang memesan makanan bersama Sifa.
"Eh tuh anak bukannya tadi gak ada yahh apa dia bolos lagi," kata Boy.
"Wahhh... Makin hari dia makin pongah deh Van, masa jam pertama dia gak masuk." Kata Gea yang tiba-tiba menyambung dari meja sebelah.
"Iya tuh Van kalau gue sih jadi lo yakkk gue laporin aja biar di skor seenak jidat pergi dan datang ke sekolah," sambung Finni.
Dari tadi Boy celingak-celinguk.
'Julia ko gak ada yah,' batin Boy.
"Diem kalian!" bentak Aevan.
Bima hanya tersenyum dan menatap Aevan dengan intens.
'Gue tahu lo suka sama Shani tapi rasa gengsi lo bikin gue enek,' kata Bima dalam hatinya.
Sedangkan Shani dan Sifa sudah duduk di meja lalu Sifa sangat riang dan tampak sumringah bisa makan di kantin.
"Ya ampun makanannya hemmm...enak banget," oceh Sifa memakan burger dan hotdog lalu roti bakar dan spagheti.
'Sesimple ini ngebahagiain dia,' batin Shani.
"Kalau mau nambah pesan aja pasti aku bayar ko makanannya," kata Shani sambil memakan spagheti dengan pelan.
Amm...
"Hmmm hehe... Makasih ya Shan lo baik banget sama gue yang cuma anak-"
"Gak usah disebut lagi fokus makan dan tata masa depan," sambung Shani tanpa menoleh sedikit pun.
Sifa hanya tersenyum.
"Makasih yah," kata Sifa
"Untuk apa?" sahut Shani datar.
"Lo sudah mau temanan sama Gue."
"Ouhh."
"Ko oh doang sih."
"Terus apaan."
"Ikh dasar gak peka."
"Maaf."
"Ehh lo gak salah ko gak usah minta maaf."
"Ya sudah ayo makan ini spaghetinya enak nihh," kata Shani sambil mengambilkan ayam goreng pedas.
"Oh iya pedes sih tapi enak Gue suka banget," sahut Sifa.
"Ya sudah habiskan makanannya nanti pulang bareng gue yahh," kata Shani.
"Siap Bos," sahut Sifa dengan hormat layaknya prajurit pada komandannya.
Lalu mereka sama-sama tersenyum dan menghabiskan makanannya.
Aevan yang melihat senyum Shani sangat terpesona dan hatinya terus bergetar.
'Senyum lo aja manis banget Shan, gimana kalau ketawa pasti lebih manis,' batin Aevan.
***
🧡DUKUNG KARYA INI DENGAN LIKE DAN KOMENTAR🧡
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..