NovelToon NovelToon
ISTRI Rasa PELAKOR

ISTRI Rasa PELAKOR

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Butterfly

JENNAIRA & KAFINDRA NARAIN DEWANDARU

Gadis bernama Jennaira harus merasakan kecewa terbesar dalam hidupnya karena membiarkan orang asing merampas sesuatu yang amat sangat berharga baginya.

Ia sempat merutuki kebodohannya karena membiarkan kejadian itu terjadi berulang kali dalam waktu semalam . Tak ada penolakan yang benar-benar ia lakukan.

Dalam keadaan mab*k membuatnya hilang setengah kewarasannya saat itu, hingga ia sadar saat hinaan dan tuduhan tak berdasar dilayangkan padanya .

Wanita ****** dari mana kamu berasal?

Berapa kamu dibayar untuk menghancurkan hidup saya?

Bahkan disaat ia menjadi korban di sini, laki-laki itu sibuk memikirkan kekasihnya. Dunia seolah hanya berisi wanita itu . Tidak memikirkan Jenna yang saat ini tengah terpuruk dengan kenyataan yang ada.


Ikuti kisah Jenna yuk ! Baca dan beri komentar mu tentang karya author 😁🤗 ini hanya untuk orang dewasa ya, anak kecil bukan bacaan seperti ini yang dibaca 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Butterfly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 17

Jenna tampak berjalan kesana kemari, kontrakan kecil itu menjadi saksi betapa khawatir nya wanita itu. bunyi ponselnya belum juga berhenti, berusaha memaksa sang pemilik ponsel untuk mengangkat panggilan itu .

Sedangkan, Kafindra, tampak membanting ponselnya keatas kasur dengan kesal. setelah panggilannya tak kunjung dijawab.

Kurasa wanita itu pasti takut jika aku sudah tau semuannya. Tapi perbedaan wajah keduanya memang sangat jauh, aku bahkan tidak dapat mengenalinya .

Laki-laki itu mencabut paksa jarum yang masih menancap ditangannya, membiarkan rembesan darah mengalir di tangannya. Dirinya tidak bisa berdiam diri seperti ini.

Ia keluar dari ruangannya, melewati sang sekertaris yang sempat menyapa kehadirannya. Ia berhenti didepan pintu lift yang sedang digunakan oleh seseorang menuju ke tempatnya sekarang.

Siapa?

Tingg... Pintu lift terbuka, sosok wanita pujaan hatinya muncul dengan senyum merekah diwajahnya walaupun sempat terkejut beberapa detik.

" Sayang katanya kamu sakit? kok udah mau pergi, kemana? " Briella merengkuh lengan kokoh itu . Wajahnya memang tidak sepucat tadi karena sudah diberi cairan vitamin.

" Hanya masalah perut , tidak perlu khawatir sayang , " Kafindra merasa senang karena wanitanya cukup pengertian tentang keadaannya. Tangannya mengelus kecil rambut panjang itu.

" Benar ya? " tanya Briella, memastikan. Kafindra mengangguk dengan seulas senyum, " Kamu sudah makan? " sepasang kekasih itu kembali memutar badan, memilih stay dikantor saja.

" Ini sudah hampir sore sayang, sudah pasti aku sudah makan , " jawab Briella. Duduk disofa dengan menaikkan satu kakinya untuk bertumpu di kakinya yang lain.

Hening , wanita itu seketika sibuk dengan ponselnya mengabaikan Kafindra yang tengah duduk disebelahnya. Laki-laki itu menyandarkan tubuhnya pada sofa, memejamkan mata saat kepalanya kembali berdenyut.

Hingga tanpa sadar ia malah terlelap, hingga saat hari sudah gelap dirinya baru membuka mata. menatap sekitar ruangan yang lampunya sudah dinyalakan sebagian. Bahkan Briella, yang sebelum ia tertidur masih ada disampingnya juga sudah pergi entah kemana.

" Cihh aku tertidur? " gumamnya dalam keheningan. sepertinya tak ada lagi pegawainya yang yang tersisa.

Ia baru sadar saat akan bangkit, semangkuk bubur yang sedikit mengepulkan asapnya tersaji didepannya. disamping nya segelas air putih dan beberapa butir obat tersaji disana dengan rapi.

" Siapa yang menyiapkan semua ini? Desi kah? " ucapnya dalam hati.

Karena perutnya sudah kosong dimuntahkan tadi pagi, ternyata semangkuk bubur itu begitu menggoda untuk dimakan.

Tak sampai lima menit bubur itu habis tak tersisa. Entah karena memang enak atau karena pria itu kelaparan.

Sedangkan didalam pantry karyawan, Desi dan Jenna tengah berbincang kecil menikmati semangkuk es campur yang dibeli Jenna saat dijalan tadi . Berisi cendol serta beberapa jenis buah-buahan yang begitu menyegarkan.

Slurppp.... Desi menyeruput kuah es itu dengan nikmat. Manis dan segar, sangat cocok disaat tubuh sedang lelah bekerja seharian.

" Kamu beneran mau resign , Jen? " tanya Desi lesu. Dirinya akan kehilangan teman makan dan bercerita setelah ini.

Jenna mengangguk yakin, " Gak usah khawatir mbak. Kita masih bisa jalan-jalan bareng kok , " ucapnya dengan tersenyum.

" Kamu beneran gak mau cerita, Jen? "

" Kapan-kapan deh mbak, kalau sekarang jangan tau dulu deh kayaknya. Ceritanya belum lengkap, gak seru kan kalau cuma separu cerita , " Jenna terkekeh geli melihat wajah kesal itu. Hingga sosok yang berdiri di ambang pintu masuk pantry mengalihkan pandangannya.

Jenna mematung dengan pipi bulat yang penuh karena buah yang belum sempat ia kunyah. Desi mengikuti arah pandangan Jenna yang mematung .

Berbeda dengan Jenna yang terkejut, Desi justru berdiri dari kursinya lalu menyapa Pak Bos akan kehadirannya. " Malam Pak . " Kafindra mengangguk singkat.

" Sudah dimakan obat dan buburnya Pak? " tanya Desi memastikan, repot juga jika bosnya itu sakit , pekerjaannya pasti akan berantakan.

" Dari kamu? " tanya Kafindra, wajahnya datar dengan suara dingin sedingin kulkas.

" I____iya Pak, " Desi mengangguk ragu. matanya melirik Jenna yang malah asik menikmati es buahnya.

" Kenapa kalian masih di kantor ? " Kafindra menatap kedua bawahannya itu bergantian, walaupun wanita itu acuh akan keberadaannya.

" Pertama, Pak bos sakit dan ketiduran di dalam. Mungkin nggak kita tinggal sendirian anak orang didalam? kalau ada apa-apa bagaimana? Nanti yang disalahkan pasti juga bawahannya karena tidak becus mengurus bosnya. " Kafindra mencebikkan bibirnya menatap sekertaris dengan seribu kata itu .

" Kedua , dikantor kan banyak tante Kun. Saya takut bapak diculik mereka. Terus jadi tawanan selama-lamanya dialam mereka sana. Bapak mau? " tanya Desi, pertanyaan nya memang terkesan aneh. tapi mimik wajahnya terlihat serius sekali saat menjelaskan hal tersebut.

" Diam Kamu ! " lirih Kafindra sembari menajamkan tatapannya.

Kakinya masuk lebih dalam di ruangan yang tak besar itu. hanya ada empat kursi dengan meja persegi panjang ditengahnya.

" Tidak ingin menjelaskan sesuatu padaku? " tanya Kafindra setelah mendaratkan bokongnya disamping wanita itu.

" Maaf Pak, saya sedang makan . " Jenna kembali melanjutkan menyeruput kuah manis tersebut.

Menikmati semangkuk es buah lebih menarik perhatiannya ketimbang sosok pria di sampingnya.

" Sopan sekali sikapmu padaku ? " ucapnya namun tak mendapat respon dari Jenna.

Tanpa sadar Kafindra malah ikut menyaksikan Jenna dan Desi menikmati es buah mereka. Air liurnya seketika mengucur di kerongkongan.

Desi sesekali melirik canggung kearah bosnya, sedangkan Jenna tampak acuh.

" Des "

Uhukk uhukk... Desi sampai tersedak karena kaget dengan suara keras pria itu saat memanggil namanya. Padahal mereka berhadap-hadapan loh, rutuk Desi dalam hati.

" Iya Pak? "

" Belikan aku makanan yang sama persis dengan milikmu itu, " Kafindra beralih fokus pada sekertaris nya.

" Tapi bukan saya yang beli ini Pak, " ujar Desi bingung. Dirinya tau pasti ada yang tidak beres antara Jenna dan keluarga bosnya itu. Dilihat dari sikap acuhnya Jenna dan bahkan tak ada rasa hormat lagi dari Jenna untuk Pak bos mereka seperti biasanya .

Sial... Kafindra merutuk dalam hati. Ia juga percaya jika sekertaris nya itu tidak mungkin mengenal makanan aneh itu. Sudah pasti wanita di sampingnya ini yang sudah biasa melalang buana menikmati aneka makanan dipinggir jalan.

" Banyak dipinggir jalan, jangan manja kamu. " Kesal Kafindra sok tau . Ia menghela napas kasar, rasa mual itu sedikit mengganggunya. Padahal ia baru saja menelan semangkok bubur tadi sejak pagi.

" Kayak bapak tau aja, palingan juga cuma tau ketoprak mang asep aja itu, " gumam Desi.

" Cepat Des, saya mau muntah ini kalau tidak cepat kamu belikan. " Kafindra terus meminta hingga wanita di sampingnya ini bangkit menuju lemari pendingin.

Mengeluarkan satu kantong plastik yang entah berisi apa, lalu tak lama kembali dengan semangkok es buah yang berwarna ungu karena larutan dari buah naga.

Dua manusia yang masih duduk dikursi itu terus menatap Jenna sampai wanita itu kembali duduk dengan mereka.

Dihadapan Kafindra sudah ada satu mangkok es buah, cukup menggiurkan tapi laki-laki itu berusaha jual mahal. Ia meminta sekertaris nya yang beli, bukan wanita penipu di sampingnya.

Hingga perdebatan kecil terjadi antara bos dan sekertaris itu, hingga Jenna merasa jengah dibuatnya.

🦋🦋🦋🦋

Kayaknya judul sama alur ceritanya gak cocok ya? Kok tiba-tiba Aku jadi kepikiran pengen ganti judulnya deh? hehehe 😭🤣 Tapi Alurnya gak ada yang aku rubah kok guys 👌🐣

Eh iya jangan lupa Like dan comen 🤗💋

1
Inonk_ordinary
g romantis,serem
Grasela Malo
Mkanya jgn bodoh
Yami CB
Terus terang ini adalah salah satu cerita terbaik yang pernah gue baca! 🌟
Nurul Khotimah: makasih kak 😍
total 1 replies
Cleopatra
Mantap nih!
vee
Kebanjiran emosi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!