"Kau mengundang suami sah mu untuk menyaksikan istrinya dinikahi pria lain? lelucon apa yang sedang kau buat?. Dirimu, tubuhmu, bagian terdalam mu, hanya milikku. Ariana Raj Wallace." (Caesar Castillo Grayson).
Hawaii, tempat indah yang menghantarkan Ariana pada kehidupan baru. Ia mengalami kejadian apes yang membuatnya mendadak jadi istri seorang pria asing bernama Caesar selama 21 hari.
Setelah semuanya selesai, Ariana pergi tanpa memikirkan bahwa dirinya masih seorang istri dari seorang Caesar. Seiring berjalannya waktu, keduanya dipertemukan kembali. namun status pernikahannya harus disembunyikan.
.
.
Penasaran?
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Note: Dilarang mencomot karya orang/plagiasi, silahkan keluar dengan aman!.
HAPPY READING^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Masih dengan menggunakan handuk, Caesar melangkah menuju pintu utama apartemen. Ini pertama kalinya bagi Caesar sangat kesal, ketika mendapat tamu yang datang di waktu yang kurang tepat. Ia akan memarahinya. Pintu itu pun dibuka..
"Mama?."
Caesar tak mungkin memarahinya jika yang satu ini datang.
"Hallo tuan." Sapa Luke yang juga ada di sana.
Jessica menatap penampilan putranya dari atas hingga bawah, masih terdapat beberapa busa sabun yang menempel. "Kau sedang mandi?."
Caesar menggaruk kepala tak gatal. "Ya begitulah."
Jessica menggelengkan kepalanya, tanpa berucap apapun wanita itu melangkah masuk ke dalam melewati Caesar. "Ariana? Mama datang.. Apa yang sedang kau lakukan?." Panggilnya mencari keberadaan sang mantu.
Kini Caesar beralih menatap Luke, Luke menelan saliva mendapati tatapan tajam yang sulit dicerna itu. "Apa ada sesuatu? Aku datang ke sini sesuai panggilan mu juga."
Terlihat Caesar menghela nafas berat. "Sudahlah."
Mereka masuk, dan pintu apartemen ditutup.
"Dimana mantu mama?." Ulang Jessica memastikan.
"Dia sedang mandi, mama bisa menunggunya."
Jessica dan Luke saling tatap, mereka beralih menatap Caesar dengan senyum yang tak bisa diartikan. "Hayoo... Berarti kita mengganggu kalian?."
"Ya, dan jangan diulang lagi." Timpal Caesar mendengus.
"Luke! Apa mungkin aku akan segera mendapat cucu?." Lirih Jessica terharu dan tak sabar.
Luke tersenyum kikuk. "Sepertinya iya tante."
Entah ini kebohongan semata atau tidak, tetapi terlihat jelas dan sangat alami sekali bahwa Caesar benar-benar seperti sedang menghabiskan waktu dengan istrinya.
"Oke, sorry jika mama datang di waktu yang kurang tepat. Mama sengaja mampir sambil menunggu papamu menyelesaikan urusannya, terlebih mama sangat ingin bertemu dengan Ariana." Ujar Jessica. "Sekaligus masak-masak untuk makan malam."
Mendengar itu Caesar terdiam, rupanya kehadiran Ariana begitu dinanti keluarganya. Bahkan sang mama yang terkenal galak bisa langsung begitu akrab. Terbesit rasa getir dalam diri, Caesar merasa bersalah bahwa ini hanyalah sandiwara belaka. "Baiklah ma."
Sambil menunggu mantunya selesai mandi, mama Jessica menata beberapa bahan makanan untuk di masak.
Sementara itu.
Ariana yang mendengar suara mertuanya segera menyelesaikan mandi. Tetapi ia terdiam saat teringat bahwa saat ini Ariana sedang berada di kamar Caesar, sedangkan baju-bajunya berada di kamarnya di kamar sebelah. Jika Ariana keluar untuk mengambilnya, pasti akan menimbulkan kecurigaan bahwa mereka tidur terpisah.
"No.. Bagaimana ini?." Ariana benar-benar kebingungan.
"Pakai bajuku saja dulu." Ujar Caesar yang tiba-tiba muncul.
"Apa itu tidak masalah? Maksudku bajumu akan kegedean."
"Yang jadi masalah itu jika kau tak mengenakan baju sama sekali." Timpal Caesar seraya memilihkan baju santainya untuk Ariana.
Karena tak mau lama-lama menatap Ariana yang hanya mengenakan handuk, Caesar balik badan dengan melemparkan baju itu cukup tak berperasaan.
"Kau!." Kesal Ariana. Jari tengahnya ia angkat sebagai bentuk pembalasan.
Namun seketika ia menyembunyikannya dan seraya tersenyum cantik saat Caesar kembali menghadap. Pria itu menatapnya dengan intens penuh intimidasi.
"A-apa?."
"Sekarang mama ada di sini, kau tahu tugasmu apa?."
"Ya, tak usah khawatir. Kita harus bersikap layaknya suami istri sungguhan." Balas Ariana seraya mengalihkan pandangan.
"Gadis pintar." Setelah berucap demikian, Caesar berlalu keluar dari kamar itu.
Ariana menghela nafas panjang untuk tenang. Aktingnya akan di mulai, sebisa mungkin harus terlihat meyakinkan. Setelah selesai berpakaian, wanita cantik itu pun keluar kamar.
"Mama..."
"Ah Ariana."
Mantu dan mertua itu saling cium berpelukan. Jessica tersenyum melihat Ariana. "Bagaimana harimu? Apa Caesar memperlakukan mu dengan baik?."
Ariana tersenyum, sudut matanya melirik Caesar yang sedang berenang di halaman apartemen bersama Luke. "Tentu, dia suami yang baik."
"Syukurlah, mama senang. Jika ada sikapnya yang menguras energi atau emosi, maklumi saja lah ya. Dia memang memiliki sifat seperti itu, mama rasa kamu sudah tak asing karena sudah 2 tahun mengenalnya."
Ariana terkekeh kecil mendengar itu, padahal rasanya ia ingin menangis. Beberapa menit yang lalu saja saat di bathtub, Caesar berhasil membuat jantung Ariana bak roller coaster, apa itu sifat bawaannya juga?.
"Mama tak usah khawatir, kita berjanji untuk saling melengkapi." Lanjut Ariana bohong.
"Baiklah sayang." Jessica senang mendengarnya. "Oke mari kita menyiapkan makan malam, mama tak akan lama di sini. Jadi sebelum pergi mama ingin menghabiskan waktu bersama kalian."
"Tentu." Ariana akan menikmati momen ini, ia bercerita sambil sesekali diikuti gelak tawa. Rasanya terasa hangat.
Caesar yang melihat dari kolam renang, ia terdiam. Itu sangat terlihat natural, ada kedamaian dalam hatinya saat menyaksikan itu.
"Jadi apa ini? Apa Ariana berhasil membuat seorang Caesar goyah?." Timpal Luke membuyarkan pandangan Caesar.
"Jangan salah, aku hanya menikmati suasananya."
"Aku rasa bukan begitu."
Caesar tak langsung menjawab. Ia teringat saat kejadian di bathtub tadi. Ia melakukannya dengan kesadaran penuh, menenangkan Ariana dengan tindakan yang cukup erotis. Bahkan jika kalimat 'izin' itu terucap bisa saja Caesar hilang kendali dan melupakan segalanya.
Ah, emosi yang membara ini membuatnya begitu gelisah. Caesar tak akan menyentuhnya tanpa izin, dan ia tak mau melakukannya tanpa saling memiliki rasa yang sama. Ia sadar telah melewati batas, dan cukup menyesalinya karena diluar kesepakatan. Bagaimana jika Ariana takut dan trauma? Sepertinya ia harus lebih bisa menahan diri lagi.
"Ini membuatku gila, Luke." Lirih Caesar resah.
"Ya, akhirnya kau mengakui perubahan itu."
~
Sambil menunggu hidangan matang, Ariana melangkah mendekati Jessica. Walaupun ini sandiwara rasanya sangat senang bisa bertemu keluarga itu. "Mama.."
"Ya?."
"Terimakasih sudah menerimaku."
Jessica tersenyum, ia mengelus lembut pipi Ariana yang membuatnya tertegun. "Mama yang harusnya berterimakasih. Walaupun Caesar selama ini tak menunjukkan mu, tapi mama sangat tersentuh juga tak menyangka. Ia memilihmu diantara banyaknya pilihan lain dan ini sangat langka, kau berhasil menaklukkan hatinya. Tentu mama sangat senang. Dan setelah melihat sosokmu, semuanya kini terjawab. Pantas saja ia menjadikan mu sebagai istrinya, Ariana."
Benarkah demikian? Ia wanita pilihannya? Bukankah pernikahan ini terjadi karena hasil acak dari memilih wanita random? Dan kebetulan saat itu Ariana jatuh dari langit.
Banyak sekali pertanyaan muncul dalam benak Ariana. Jika Caesar tak sembarangan dalam membuat keputusan termasuk pernikahan kontrak mereka, berarti Ariana memang wanita pilihannya.
Manik indah Ariana beralih menatap Caesar yang selesai berenang. Ia menatap memperhatikan dengan seksama. Wajah tampan itu dan tubuhnya... Ariana tak menyangka jika sosok Caesar adalah suami sahnya. Pria yang membuat hidupnya berubah dan yang telah mengambil ciuman pertamanya.
...~Caesar Castillo Grayson~...
Jika dilihat-lihat pria itu sangat tampan nyaris sempurna. Tidak, dia terlihat menawan juga sexy.
"Apakah aku beruntung?."
Ariana tersadar sampai lupa untuk berkedip.
"Apa yang kau lakukan, Ariana! Berhenti menatapnya."
Jessica yang menyadari itu menyunggingkan senyum tipis. "Intinya kamu tidak boleh insecure. Walaupun kedua orang tuamu sudah tiada itu bukan halangan sayang. Keluarga Grayson tak mempermasalahkan itu, asal anaknya bahagia maka restu itu di dapat. Sama siapapun itu."
"Kecuali..."
Jessica tak melanjutkan ucapannya, Ariana mengerutkan kening karena seketika terasa ada yang mengganjal, raut wajah mertuanya tampak berubah. "Kecuali apa?."
"Ada satu keluarga yang menjadi pengecualian, dan keluarga itulah yang akan ditentang jika terlibat hingga memiliki hubungan dengan keluarga Grayson."
semoga kebencian kedua keluarga bisa bersatu krn cinta mereka berdua
Tapi rindu kan.........
pasti ide dari caesar...wah mereka akan bertemu d sana