Ethan Adrian Armend seorang pria yang patah hati akibat gadis pujaan hatinya memilih pria lain. Padahal Ethan mencintai gadis itu sejak kecil. Tapi kebersamaan mereka selama belasan tahun tidak ada artinya.
Sikap dan sifat Ethan berubah 180°. Setelah lulus sekolah dia menjelma menjadi ketua geng motor, sering terlibat perkelahian dan diperbudak oleh game. Semua Ethan lakukan sebagai pelarian dari rasa sakit hati.
Namun, siapa sangka dia kembali bertemu dengan sosok wanita itu. Ethan bersumpah akan menaklukan Valerie dan membuatnya bertekuk lutut, tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya.
Mampukah Ethan Adrian mendapatkan hati Valerie dengan sikapnya yang dicap bad boy atau Valerie merubah Ethan menjadi sosok pria baik dan menerima pernyataan cinta sahabat kecilnya?
Simak kisah generasi ketiga Keluarga Bradley dan Armend
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 Bukan Naksir Tapi Jatuh Cinta
Setelah tiga hari menginap. Siang ini suasana hati Ethan bahagia, dua wanita berharga dalam hidupnya menemani. Mama Ayu menyuapi Ethan, sedangkan Valerie mengambil obat ke instalasi farmasi.
Kondisi Ethan sudah cukup baik, diizinkan pulang dengan catatan satu minggu ke depan tetap check up.
“Pulang ya sayang ke rumah. Mama sedih lihat kamu dan Daddy bertengkar terus. Mama janji mulai sekarang prioritas utama tetap Ethan, serius.” Mama Ayu mengulas senyum, jujur saja tidak setuju akan rencana putranya menyewa satu rumah.
“Ethan udah dewasa Mah. Ethan gak mau jadi beban Mama dan pria itu.” Lidah Ethan tidak sanggup menyebut kata ‘daddy’.
“Kamu yakin? Ah iya ini kunci apartemen kamu. Ini memang punya kamu, ini kan beli sendiri pakai uang hasil lomba, Daddy Cuma bantu sedikit.” Mama Ayu tidak tega putranya terlunta-lunta di jalanan.
Bagaimanapun sikap pemuda ini, Ethan tetap anak yang dilahirkannya 20 tahun lalu.
Ethan menerima kunci apartemen sederhana yang dibelinya karena kerja keras memenangkan e-sport selama beberapa tahun.
“Makasih Mah. Ethan sayang Mama. Jangan lupa jaga kesehatan, Mama sering terlambat makan karena sibuk di butik dan mendesain baju.” Ungkap Ethan tidak suka jika Mama Ayu terlalu lelah.
“Mama juga sayang kamu. Tapi Mama rasa di hati kamu ada perempuan selain Mama, benar kan?” Mama Ayu menggoda putranya, selama ini tidak pernah mendengar kabar kedekatan Ethan dengan gadis lain, kecuali putri keluarga sahabatnya.
“Valerie, benarkan? Kejar Ethan! Mama dukung, dia anak yang baik. Tapi kamu janji berubah, karena Uncle Dariel melarang anaknya berteman sama kamu.” Mama Ayu menjewer telinga Ethan yang merah menahan malu.
Sebelum menanggapi Mama Ayu, Ethan menelan ludah. Mencari kebenaran tentang Eberardo. “Mah? Tapi Vale calon istrinya Eberardo, kemarin mereka lamaran? Ethan kalah mah.”
Mama Ayu mengerutkan kening, kemudian menggeleng cepat, telunjuknya bergerak ke kiri dan kanan.
“Ya tadinya. Tapi Valerie menolak, dia trauma pernah melihat mantannya itu selingkuh. Hati perempuan mana yang engga sakit, iya kan?” Mama Ayu berharap dengan Ethan menyukai Valerie, perlahan tingkah lakunya mulai berubah.
Senyum bahagia terbit di bibir Ethan yang terluka. Kemarin patah hati sekarang tidak lagi, dia benar-benar akan memanfaatkan kesempatan bagus untuk membuat gadisnya luluh.
KLEK
Valerie membuka pintu ruang VVIP.
“Tante Ayu, obatnya udah nih. Ayo pulang!” Suara nyaring khas Valerie, ceria serta berisik. Dulu Ethan selalu bilang kalau Valerie mirip kaleng jelek yang menggelinding di jalan.
“Makasih sayang, bantuannya.” Ucap Ethan dalam hati sembari menatap betapa manis gadis nya itu memakai rok span pendek, dengan kaos kebesaran, tidak lupa sling bag.“
“Kenapa sih liat aku kaya gitu banget? Kamu sakit mata ya? Tante Ayu, Ethan sakit tuh matanya.” Gurau Valerie yang mendadak salah tingkah diperhatikan Ethan.
“Fungsi mata buat apa? Ngeliat kan? Bukan jalan, ya gak masalah dong. Kalau engga mau diliat mending pulang sana!” Entahlah, Ethan paling tidak bisa bersikap lembut kepada pujaan hati. Semua demi melindungi detak jantung yang selalu tak terkontrol.
“Eh sensi banget jadi laki-laki. Nanti naksir loh, aku engga tanggung jawab ya.” Seru Valerie menjulurkan lidah, menggoda sahabatnya.
“Bukan naksir lagi sayang, tapi jatuh cinta.” Jawab hati Ethan, bahagia. Jalannya untuk mendapati Valerie mulai terbuka lebar.
Sepasang anak manusia yang sedang tumbuh menuju dewasa ini menyita perhatian Mama Ayu. Ia ingat diusia muda telah menikah bahkan melahirkan Ethan.
“Emang kenapa kalau naksir? Keberatan? Setiap orang punya hak untuk mencintai orang lain.” Balas Ethan serius. Valerie yang mendengarnya semakin kikuk, seketika wajahnya merah.
“Ish, engga bener ini. Kenapa jadi malu sendiri sih?” kesal Valerie dalam hati, tubuhnya pun memutar membelakangi Ethan. “Duh jangan sampe dia lihat muka aku.”
“Tante, aku ke toilet sebentar ya, kebelet pipis.” Ucap Valerie setengah tertawa, melesat cepat memasuki ruangan kecil di bagian sudut.
Mama Ayu tertawa melihat tingkah anak sahabatnya. Wanita cantik ini yakin jika Valerie memiliki perasaan yang sama dengan Ethan, hanya saja belum menyadarinya. Ya tentu saja itu menjadi tugas Ethan mengetuk pintu hati gadis incaran.
“Semangat ya Ethan. Mama yakin kamu dan Vale punya masa depan yang bagus, cerah sampai hari tua.” Besar sekali harapan Mama Ayu agar putranya bahagia tidak merasakan sakitnya jatuh cinta.
“Mama bisa aja. Tapi makasih ya Mah.” Ethan terus memandangi pintu toilet, padahal baru dua menit Valerie di dalam, rasanya begitu lama. Bagai beberapa minggu.
Mendadak terlintas di dalam kepala, ide menjahili gadis manis dan cantik itu. Ethan turun dari atas brankar. Mengetuk kuat pintu toilet berkata sesuatu yang menjengkelkan. “Vale lama banget sih, mau ikut pulang engga? Gue tinggal ya.”
“Ethan kamu jahat, tunggu sebentar kenapa sih? Bawel kamu melebihi bibir ibu-ibu komplek tahu gak?” balas Valerie tidak kalah sengit.
.
.
Mama Ayu membawa putranya masuk ke apartemen sederhana hasil jerih payah Ethan.
Sementara Valerie setia mengekor, melepas sepatu dan mendaratkan bokong di sofa empuk.
“Akh akhirnya bisa santai, jalan macet banget bikin ngantuk.” Keluhnya membuka jar cookies di atas meja.
“Eh. Tamu gak sopan. Bikin minum sana ke dapur, main makan aja.” Perintah Ethan, naluri jahilnya sangat tinggi, melihat wajah kesal Valerie, hiburan bagi Ethan.
“Ish, justru yang gak sopan itu kamu, masa tamu yang bikin minum. Keterlaluan, huh.” Balas Valerie dengan mulut yang penuh kue coklat, hingga sudut bibirnya dipenuhi remahan kue.
“Sayang manis banget sih.” Hati Ethan semakin tak terkondisi, bahkan ibu jarinya menyentuh bibi merah delima Valerie, membersihkan sisa kue.
Sapuan itu begitu lembut dan penuh perasaan. “Jorok banget Vale, makan kaya anak kecil. Harus dialasi seprai nih bawahnya.” Ucap Ethan.
Valerie yang semula tersentuh atas sikap sahabatnya, kini berubah meradang. “Ih kamu pikir aku apaan? Masa makan pakai serbet seprai, jahat kamu.” Ocehan Valerie semakin bertambah lucu, bibirnya maju, tetap mengunyah makanan.
Mama Ayu baru selesai membuat minum menghampiri anak-anak di ruang tamu. “Jangan berantem terus dong. Ini orange juice, pasti kalian haus. Iya kan? Diminum ya Vale kalau kurang masih ada di dapur.”
Ethan meneguk sedikit, kemudian beranjak ke kamar, benar-benar mengambil seprai untuk Valerie.
Sementara Mama Ayu menatap intens gadis yang masih fokus ngemil.
“Valerie? Tante Ayu boleh minta tolong? Cuma Vale yang bisa bantu.” Bola mata hitam Mama Ayu sangat memohon dan menggantungkan harapan di tangan Valerie.
“Boleh dong, apa yang engga untuk Tante. Bantu apa ya?” Valerie merubah mode menjadi serius, menyimpan jar lalu meneguk jus membasuh mulut dan kerongkongannya.
“Bantu Ethan keluar dari gangster. Dia harus serius kuliah, hubungannya dengan Daddy Bobby rusak karena ya sikap Ethan berubah, sulit diatur dan senang mabuk-mabukan. Mau ya Vale?” pinta Mama Ayu menggenggam kedua tangan calon menantunya ini.
“Hah? Kenapa harus aku?”
TBC
***
kira-kira Valerie mau gak?
ditunggu jempolnya kakak
semoga sehat selalu 🙏😇
Buah emang jatuh di bawah pohon Bun kecuali dimakan Elang ya dibawa jauh dari pohon 🤭🤣..