NovelToon NovelToon
SECRETS

SECRETS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi
Popularitas:625
Nilai: 5
Nama Author: FairyMoo_

Kisah ber-genre fantasi yang menceritakan seorang anak konglomerat di suatu negara yang terjebak hubungan dengan dosennya sendiri. Violia Lavina seorang mahasiswi yang agak "unik" yang entah bagaimana bisa terjebak dengan dosennya sendiri, Leviandre. Dalam hubungan sakral yakni pernikahan.
Katanya terkait bisnis, bisnis gelap? Unit Pertahanan negara? Politik? SECRETS, mari kita lihat rahasia apa saja yang akan terkuak.


Violia said:
Demen ya pak? Tapi maaf, bapak bukan tipe gw.

And Leviandre said:
Berandalan kayak kamu juga benar-benar bukan tipe saya.


Disclaimer, cerita ini adalah cerita pertama dari sayaa, oleh karena itu isi novel ini jauh dari kata sempurna. Serta cerita ini memiliki alur yang santai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FairyMoo_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter Four

*Foto pre-wedding yang dipajang pas wedding day. Orang tuanya percaya aja kalau itu pose kekinian, aslinya mah emang gamau pose aneh-aneh.

Dan hari telah berlalu, hari ini adalah hari pernikahan mereka. Mereka baru saja selesai mengucapkan janji pernikahan. Levi meletakkan tangannya di tepi dahi Vio dan mengucap rambutnya, Ia mengecup dahi Vio dengan jempol yang sengaja Ia buat sebagai penghalang. Itu adalah sebuah simbol dari mulainya kehidupan pernikahan, Levi memilih mengecup di bagian dahi dari pada menciumnya di bibir.

Semua tamu bertepuk-tangan sebagai tanda selamat untuk Levi dan Vio yang sudah resmi menjadi pasangan suami-istri. Sebenarnya ini bukan tamu mereka, tetapi tamu kedua belah pihak orang tua, semua yang ada di sini adalah rekan kerja dari orang tua mereka. Ini adalah acara tertutup yang tidak diketahui khalayak luar, bahkan mereka terbebas dari reporter.

*Tawa-tawain aja dulu, walaupun udah muak banget dengan gaun dan sepatu tinggi itu kan Vi?

Mereka melaksanakan pernikahan di salah satu hotel naungan Evander's Group. Jadi mudah untuk menutupi acara itu, dan setelah acara semua tamu telah disiapkan kamar di sini dan menikmati fasilitasnya selama 2 hari. Mereka diharapkan untuk tidak pulang bersamaan yang akan menarik perhatian publik, hal ini yang menjadi alasan mereka di harapkan menginap setelah acara.

Namanya juga Violia kan? Dirinya sudah sangat amat tidak tahan dengan gaun yang mengembang itu, bahkan mereka belum mulai acara salaman-salaman dengan tamu. Alhasil Ia merengek kepada orang tuanya untuk kembali memakai dress saat pre-weddingnya saja.

Tentu saja kedua orang tuanya menolak keras.

Tetapi akhirnya Vio tetap mengganti gaunnya karena Levi angkat bicara, tentu saja sebelumnya sudah dipaksa Vio. "Izinin ya ma? Kasian Vio, acaranya kan masih lama bahkan belum salaman sama tamu. Biarin aja Vio pakai pakaian yang lebih nyaman untuknya. Saya tidak tega." ucap Levi. Manis kan? Namanya juga mulut lelaki.

Jadi Vio memakai dress pre-wedding di acara pernikahannya, tetapi dengan aksesoris tambahan tentu saja, seperti mahkota, perhiasan-perhiasan lainnya hingga veil yang sangat panjang hingga mengekor.

Akhirnya acaranya selesai setelah seharian bersiap dan setengah hari banyak berdiri di pelaminan akhirnya Violia dapat berbaring. Syukur saja Vio tidak dipaksa untuk memakai sepatu dengan hak tinggi yang tipis, selain karena tidak tahu cara memakainya, Vio yakin kakinya pasti akan lebih sakit berkali-kali lipat dari sekarang.

Vio dan Levi saat ini juga menginap di hotel tersebut, hanya saja mereka berbeda dengan yang lain karena ini adalah ruang pribadi Levi yang terletak sendiri di lantai paling atas. Sebab hotel ini adalah salah satu aset yang dikelola oleh Levi sendiri.

Levi memasuki kamar dan melihat Vio yang terbaring begitu saja di tempat tidurnya. "Setidaknya mandi dulu baru kamu baring di tempat tidur saya, nanti bau itu kasur saya." kata Levi sembari memasuki kamarnya.

"Diem ga?! Cape banget nih gw, bapak aja dulu sana mandi." sahut Vio. Levi langsung saja melewati Vio dan pergi membersihkan dirinya.

Leviandre sudah keluar dari kamar mandi dengan aroma yang sangat segar. Ia melihat Vio masih berbaring di sana sambil memainkan ponselnya. Leviandre menghampirinya, "Mandi dulu, habis itu tidur katanya cape masih aja main ponsel." Vio meliriknya dan langsung melepaskan ponselnya dan Ia pergi berjalan ke kamar mandi. Jangan lupakan Ia yang masih terbalut dress itu. Seperti biasa Ia menutup pintu dengan keras, pertanda Ia kesal.

Selang waktu 5 menit Vio kembali keluar masih dengan menggunakan gaunnya. Ia menghampiri Levi yang sedang bersandar di atas tempat tidur sambil memangku laptopnya dengan kacamata bertengger di hidungnya. Levi menyadari ada yang datang, Ia menatap heran ke Vio. Apakah Vio sesuka itu dengan gaunnya itu ingga tidak berganti pakaian pikir Levi.

"Panggilkan pelayan kamar, kancing baju gw di punggung ternyata banyak, gw ga bisa buka sendiri." ucapnya menyampaikan maksudnya kembali lagi. "kamu mau semua orang di hotel ini tahu kita menikah terpaksa? Emangnya ada pengantin yang memanggil pelayan untuk membukakan pakaian istrinya di malam pernikahan?" balas Levi. Vio tak bergeming, benar juga, batinnya.

Jadi sekarang Ia harus minta bukakan pakaiannya kepada dosennya ini? Yang benar saja? Kancing yang ada di belakan baju nya ini dari leher sampai pinggang.

"Sini saya bukakan." Ucap Levi santai, sedangkan Vio telah melotot terkejut. "APA-APAAN LO?! Cabul ya ternyata!!" teriak Vio. "Berani ya kamu ngatain dosen kamu cabul? Siapa juga yang mau cabuli manusia seperti kamu? Emangnya kamu perempuan ya? Saya tidak ingat." jawabnya dingin.

Benar, tidak ada siapapun yang bisa membantunya sekarang. Violia perlahan berbalik dan duduk di tepi kasur. Levi hanya memperhatikan apa yang akan Vio lakukan.

"Yaudah sihh ini cepet bukain!" udah minta tolong ngegas lagi dirinya itu. "Saya?" tanya Levi. "Ya iya lah siapa lagi?! Kalo hantu bisa bukain ga ribet dari tadi ini ah!" jawabnya nyolot. "Kalau mau minta tolong bilang baik-baik gaada tuh orang minta tolong ngegas gitu." ucapnya pelan. "Yang bener ajeee!" batin Vio tak setuju, tapi kalau begini Ia bisa-bisa tidur dengan baju itu semalaman dan Ia sudah tak tahan, tubuhnya sangat lengket akibat keringat seharian.

"Yaudah, tolongin saya dong pak, mau mandi ini." ujarnya sambil memperlihatkan ekspresi keterpaksaan. Levi mulai membuka kancing-kancing baju Vio tanpa ekspresi. Vio memperhatikan ekspresi dosennya itu dari lemari kaca yang ada di depannya.

"Jan macem-macem ya pak! Gw peringatin kalo macem-macem, mati bapak ama gw!" ujar Vio. Padahal dari ekspresi Levi tergambar jelas bahwa dia tidak peduli. "Ngapain juga saya ngapa-ngapain kamu, ga minat maaf." Vio senang mengetahui dirinya aman.

"Sudah, sana mandi." ucap Levi sembari kembali ke kegiatan awalnya. Vio perlahan pergi dengan berjalan sambil menahan baju bagian atasnya agar tidak melorot. Saat masuk kamar mandi Ia langsung menghadap kaca dengan meneliti dirinya.

"Gw beneran udah gak kek cewe ya? Perasaan gaada orang di sekitar gw selain mama papa yang nganggep gw cewek." ternyata Ia memikirkan perkataan dosen-ah tidak, sekarang orang itu adalah suaminya.

"Anak-anak tongkrongan yang lain udah pasti ga liat gw sebagai cewe, anak-anak kampus gw rasa juga gitu orang gw di kampus ama cowo semua. Aneh, perasaan dari jaman penerimaan mahasiswa baru ga ada satupun cewek yang ngajak gw temenan?" herannya, padah hal itu terjadi karena Vio dikelilingi banyak laki-laki populer.

Orang yang sering dengannya di kampus, Daniel, Arfhan, Kenandra, dan Octavian adalah orang yang sangat terkenal di kampusnya, mereka terkenal karena visual mereka, tentu saja.

Mereka benar-benar sering berkumpul ber-5 karena itu mereka ber-5 juga dijuluki inti geng mereka itu oleh anggota lainnya. Sebenarnya mereka saling bergaul di dalam geng itu, hanya saja saat di luar markas mereka sulit bertemu, dan karena mereka ber-5 berada di kampus yang sama, walau berbeda jurusan, jadi mereka terus menempel satu sama lain.

Sebenarnya masih ada beberapa lagi anak geng mereka yang ada di Millenial University, hanya saja mereka sudah di masa krisis dan lagi sibuk-sibuknya berjuang untuk lulus segera. Gamau tuh mereka ikut Vio cs yang sering buat masalah di kampus. Mereka mempertaruhkan kelulusan mereka jika bergaul dengan Vio cs di kampus.

...✥...

Vio keluar keluar dari kamar mandi, Ia terlihat sangat segar sekarang, sepertinya kantuknya juga ikut menghilang. Ia lansung berjalan kearah sofa di depan kasur dan memainkan ponselnya di sana.

"Ga punya baju ya kamu? Seingat saya itu pakaian saya." tegur Levi. sebab saat ini Vio sedang mengenakan sweater milik Levi karena tadi saat dia mengecek kopernya isinya adalah pakai-pakaian yang tidak layak pakai menurutnya.

Kopernya dipenuhi baju tipis yang sangat mungil, Ia tak tau kemana semua hoodie nya yang Ia siapkan untuk menginap itu hilang. Sebenarnya itu ulah Sang ibu yang mengganti semua baju Vio dengan berbagai jenis lingerie.

"Baju gw ga layak pakai semua, mungkin bibi di rumah salah masukin baju yang udah gw siapin, yaudah pinjam. Kalo gak gw beli aja deh nih baju." jawabnya cuek. Vio menambahkan celana di atas lutut miliknya yang syukurnya ada satu di kopernya.

"Terserah kamu saja." pasrah Levi, lalu Ia kembali melanjutkan kesibukannya dengan laptop di depan nya itu. Hening menyelimuti kamar itu, pengantin baru di kamar itu masing-masing sibuk dengan gadgetnya.

Levi sibuk dengan pekerjaannya yang tertunda seharian ini, sedangkan Vio sibuk ngescroll Twitt dan kadang-kadang nimbrung di grup chat gengnya. Anak-anak sedang bergosip tentang geng sebelah di sana, Vio sedikit tertawa melihat ketikan-ketikan teman-teman nya yang tak berakhlak itu.

"Violia, tidur. Katanya kamu capek, besok kamu harus kuliah." Ujar Levi melihat istrinya itu tidak kunjung tidur dan terus tertawa melihat ponselnya.

"Sewot bener bapak-bapak ini." lawannya yang langsung melepaskan ponselnya dan mulai berbaring di sofa itu. "Kamu mau tidur disitu? Tidur sini saja, saya tak masalah." heran Levi melihat Vio yang sudah memejamkan matanya di sana.

"Dih, lo ga masalah? Gw yang masalah!"

...✥...

Pagi sudah tiba, sekarang Vio sudah ada di rumahnya. Ia pulang sebab tak bisa menemukan pakaian untuk di pakainya pergi ngampus, Ia juga harus mengemasi barang-barang nya. Sore nanti Ia akan pindah dari rumahnya itu, Ia akan tinggal berdua dengan Levi di rumah baru mereka.

Mereka memutuskan untuk tinggal berdua agar tidak susah payah bersandiwara setiap waktu di depan orang tuanya. Awalnya orang tua mereka tidak mengizinkan anak-anaknya untuk tinggal sendiri. Tetapi mereka meyakinkan para orang tua dengan alasan ingin lebih mengenal dan mendekat satu sama lain.

"Bi, nanti kalo mama pulang bilang Vio udah pulang dan langsung ngampus ya. " ucapnya menitip pesan kepada art nya. "Baik, nona." dan Violia langsung berangkat ke kampus dengan motornya seperti biasa, Ia berangkat pagi-pagi untuk menuntaskan hukumannya tentu saja.

Tadi pagi-pagi dosennya itu sudah mengingatkannya untuk mengerjakan hukumnya hari ini. Padahal mereka sudah menikah tidak bisakah hukumannya kali ini di hapuskan dulu pikir Vio. Tadi pagi-pagi Ia sudah pulang membelah jalanan yang masih dingin dengan motornya.

Ia tidak diantar oleh Levi karena sang suami ada kelas pagi di kampus jadi Ia tak ada waktu untuk mengantar Vio.

...✥...

Sekarang waktu makan siang, Vio cs sedang berkumpul di kantin untuk mengisi perut sembari berbincang ringan. "Kenapa nih 3 hari belakangan ga dateng ke markas? So sibuk lu ah." ucap Ian mengingat Vio yang jarang ke markas dikarenakan Ia sibuk untuk pernikahan rahasianya itu.

"Maaf ya, ketua lagi sibuk." jawab Vio dengan muka songongnya. langsung saja Kenan yang berada di sampingnya menjitak kepala Vio. "Enak aja lo! Gw yang ketua, ikut-ikutan ih lu." Sela Daniel. "Kalo lo jadi ketua gw mau keluar sekarang." ikut Arfhan. "Gw ikut Aran." ucap Ian sembari mengangkat tangannya.

Aran adalah panggilan dari Inti ILUSIONS untuk Arfhan, Itu lah nama geng mereka, ILUSIONS. Sebenarnya ILUSIONS adalah singkatan dari "Illicit Business operations" yang tak seorang pun selain mereka dan UNPER yang tahu.

"Gw juga." ucap Kenan ikut-ikutan. "Nahh lho ga ada yang setuju tuh, jadi gw yang ketua!" ucap Vio girang. "Gw tetep masih mau keluar, gw ga mau ya mati muda. kalo lu jadi ketua, udah tuh udahh sengsara kita-kita pasti dengan acara latihan Fisik punya lo!" Ucap Aran yang agak berlebihan. "Gw setuju!" serentak ketiga laki-laki yang lain di meja itu. Vio hanya memasang muka sebal melihat teman-temannya.

Itu hanyalah bahan candaan mereka. ILUSIONS memang tidak memiliki ketua sejak awal, hanya saja ada istilah ILUSIONS inti yang dibuat anak-anak geng itu untuk menjuluki 5 ahli dalam hal-hal tertentu. Orang-orang itu tidak lain tidak bukan adalah Vio cs.

Pertama, tentu saja satu-satunya gadis dalam ILUSIONS. Violia Lavina Chesterfield adalah orang yang paling ahli dalam hal strategi dan yang tercepat dalam melakukan serangan setelah ke-empat laki-laki inti ILUSIONS. Ia juga ahli dalam serangan jarak dekat, karena Violia terbiasa menggunakan belati bahkan pedang. Dalam masa pelatihan dulu Ia pernah mencoba berbagai senjata dan bakatnya paling menonjol dengan pedang dan belati.

Arfhan Aska Wisher bisa dibilang Ia adalah intelnya ILUSIONS. Mengumpulkan data atau berita-berita di dunia bisnis gelap bahkan juga membobol suatu sistem telah menjadi tugasnya dalam operasi ini. Sekarang Ia sedang mengejar studi jurusan Computer Science semester 7.

Kenandra Germanict. Playboy prince, si paling masternya menyusup. Keahliannya ini adalah buah dari Ia yang sering membolos selama Ia sekolah dan bersembunyi dari para pacarnya. Karena selama ini dirinya selalu memiliki pacar lebih dari satu disaat bersamaan. Bahkan beberapa kali Ia bisa lolos dari cam pelatihan yang dijaga ketat oleh UNPER.

Octavian Han Oberyn, ahlinya membaca pergerakan lawan saat bertarung. Semasa Ia sekolah, bahkan sejak dini Ia selalu menjuarai seni bela diri khususnya taekwondo. Bertahun-tahun ber-taekwondo dan melawan berbagai jenis orang, Ia bisa membaca pergerakan lawan kedepannya dan menemukan titik lemah dari lawannya.

Dan terakhir, Daniel Learneld. Bisa dibilang Daniel ini dapat membaca pikiran. Bukan sihir ataupun keajaiban yang di anugrah kan ke dia, hanya saja Ia bisa memprediksi pikiran seseorang dari gelagat tubuh, mata serta ekspresi seseorang. Ini bisa dibilang level of kepekaan. Karena hal itu sekarang Ia sedang mengejar studi psikologi semester ke-7 juga.

Sedari tadi di ujung sana seorang pria yang sedang menunggu pesanannya siap terus memperhatikan interaksi 5 orang tersebut, sekarang Ia sudah keluar dari area kantin itu. Orang itu adalah Levinadre Evander yang sedang menjabat sebagai suami seorang Violia.

...»»---->To Be Continued<----««...

...Helloo~ Ketemu lagi di chapter empat inii...

...Kritik dan saran masih sangat diperlukan🙏🏻...

...Katanya Vio ga bisa pake heels, tapi kok dibilangnya Vio pake sepatu tinggi? ...

...Pake boots dia😔 Ini yang bisa digunakan Vio tanpa terjatuh dan oleng. Jadi mereka mengakali dengan menempel beberapa permata sebagai pemanisnya. ...

...Satu lagi! Satu lagii! ...

...☺💍...

...Bye byee~ See you in next part~...

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍 salam kenal 🙏
Ryo_Zanuel???
semangat yaw dari gw, jangan putus asa dan teruslah mengupgrade ceritanya, gw yakin lo bisa 💪
FairyMoo_: omg Thanks😫🙏🏻
total 1 replies
FairyMoo_
Tinggalkan komentar kalian disini ya~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!