Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
Karna tidak mau menurunkan egonya Rafi memilih untuk mendiamkan Clara. Bukan karna dia tidak mempercayai Clara tapi karna dia ingin tau apa dirinya di hati Clara. Sepulang dari kantornya Rafi mengayunkan kakinya tanpa menatap Clara yang berdiri di depan pintu untuk menyambutnya.
Rafi berjalan dengan arrogantnya menuju ke kamarnya tanpa ada senyuman sedikitpun. Sesampainya di kamar dia langsung menutup pintu lalu menghempaskan tubuhnya di atas ranjangnya. Lalu merogoh saku celananya untuk mengambil penda pipih kesayangan sejuta umat.
Tok...tok...
"Hem!" dehem Rafi ketika mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Permisi, Tuan. Saya sudah berbelanja keperluan mandi tuan yang sudah habis" ucap Clara membawa barang belanjaan yang sedari tadi sudah dia beli.
"Hem! Simpan saja" ucap Rafi memainkan ponselnya tanpa memperdulikan Clara.
"Baik, Tuan!" ucap Clara menunduk lalu berjalan ke kamar mandi untuk menyimpan peralatan mandi Rafi.
Setelah melihat Clara masuk ke dalam kamar mandi Rafi menatap punggung Clara dengan lekat. Ingin sekali dia memeluk Clara dan meminta maaf karna telah menuduh Clara yang tidak tidak. Tapi, Rafi langsung menepis semua pikiran pikirannya dan kembali bertukar pesan dengan para sahabatnya.
"Hai, Sayang! Kamu belum siap?" ucap Kania tiba tiba masuk dengan penampilan yang cetar membahana.
"Belum! Kamu tunggu di luar ya. Aku mau mandi dulu" ucap Rafi lembut lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
"Barang barang tuan sudah saya letakkan di tempatnya. Kalau begitu saya permisi dulu, Tuan" ucap Clara ketika melihat Rafi masuk kedalam kamar mandi.
"Hem!" dehem Rafi tanpa melihat Clara.
Melihat sikap Rafi yang berubah sembilan puluh sembilan derajat membuat hati Clara sangat kecewa. Dia tidak menyangka jika Rafi langsung percaya dengan pesan yang dia baca tanpa mencari taunya terlebih dulu. Clara menatap Rafi penuh kekecewaan lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi.
"Hem! Ternyata ada pelayan yang bermimpi menjadi ratu" ucap Kania tersenyum sinis ketika melihat Clara keluar dari kamar mandi.
Mendengar sindiran Kania, Clara memilih untuk diam dan tidak memperdulikannya. Dia kembali melangkahkan kakinya melewati Kania yang menatapnya dengan penuh kebencian.
"Kamu itu harus sadar jika sandal itu posisinya menjadi alas kaki. Jadi, tidak usah bermimpi menjadi mahkota yang di letakkan di kepala. Kau itu hanyalah wanita miskin jadi jangan harap bisa bersanding dengan pria hebat seperti Rafi. Kau dan dia bagaikan langit dan bumi yang tidak mungkin bisa bersatu" ucap Kania tersenyum sinis sambil menatap remeh Clara.
"Saya tau saya hanyalah sandal yang hanya pantas di jadikan alas kaki. Tapi, apa nona lupa jika alas kaki mempunyai keistimewaan sendiri. Tanpa alas kaki kaki nona tidak akan bisa berjalan seanggun ini. Tanpa alas kaki, kaki nyonya akan terluka saat berjalan. Jadi, sudah di pastikan orang hebat seperti nona juga membutuhkan alas kaki yang nona pikir sangat rendah. Ingat nona yang miskin tidak selamanya hina dan yang kaya belum tentu terhormat" ucap Clara menatap Kania dengan penuh keberanian.
"Miskin saja belagu. Apa kau lupa jika kau bisa hidup sampai sekarang karna bantuan keluarga Rudolf?" ucap Kania menatap tajam Clara.
"Bantuan? Apa anda lupa jika saya mendapatkan apa yang keluarga anda berikan karna itu memang hak saya. Saya bekerja di usaha keluarga anda jadi wajar saja saya mendapatkan upah dari kerja keras saya" ucap Clara tidak mengerti bantuan apa yang di maksud kania.
Mendengar ucapan Clara yang benar apa adanya Kania langsung terdiam. Clara selama ini bekerja di keluarga Rudolf jadi wajar saja dia mendapatkan upah atas kerja kerasnya.
"Maaf! Saya masih banyak pekerjaan. Jadi saya rasa saya tidak punya waktu untuk membicarakan hal yang tidak penting dengan anda" ucap Clara tersenyum sinis lalu melangkahkan kakinya meningalkan Kania.
Karna tidak terima dengan ucapan Clara, Kania mencoba menghalangi jalan Clara sehingga Clara terjatuh ke lantai.
"Jalan saja tidak becus tapi sudah sok pintar" ucap Kania terkekeh kecil lalu melangkahkan kakinya meningalkan Clara.
Brughh...
"Argh... Kamu" ucap Kania menatap tajam Clara karna telah menghalangi jalannya sehingga dia terjatuh tersungkur di lantai.
"Jalan saja tidak becus tapi omongan tinggi. Ingat nona kalau bicara itu jangan terlalu tinggi kalau sekali jatuh sakit'kan?" ucap Clara tersenyum sinis lalu melangkahkan kakinya meningalkan Kania.
"Arghh... Dasar pembantu sialan! Awas kau aku akan membalas perbuatanmu ini" ucap Kania penuh kekesalan.
...----------------...
Di acara pesta reuni yang di adakan di aula hotel bintang lima. Terlihat para papa muda terlihat sedang asik mengobrol dengan segelas anggur merah di tangan mereka masing masing. Mereka bercanda ria bersama sambil memperhatikan putra putri mereka yang sedang asik bermain dan mencicipi kue.
Sedangkan para mama muda yang terlihat cantik dan angun sedang bergosif dan bersantai bersama. Zhia, Nur, Rissa dan Sinta mengobrol bersama sambil mencicipi cemilan yang ada di meja mereka.
"Zhi, aku lihat namamu sudah terdengar harum di dunia permodelan" ucap Rissa mendengar nama Zhia yang langsung naik daun padahal baru kembali ke dunia permodelan.
"Kamu tidak perlu heran, Ris. Kamu seperti tidak kenal Zhia saja. Zhia'kan memiliki aura yang berbeda. Dia mampu menghipnotis setiap orang yang melihat kecantikannya. Bahkan dia bisa menakhlukkan dua singa sekaligus" ucap Sinta tersenyum membayangkan bagaimana Rayyan dan Kinan jika berhadapan dengan Zhia.
"Kamu benar. Kedua singa yang terlihat sangat menyeramkan saat berhadapan dengan orang lain tapi, tiba tiba akan berubah menjadi kucing yang sangat imut bila berhadapan dengan Zhia" ucap Nur tersenyum mengoda Zhia.
"Bukan hanya Rayyan dan Kinan bahkan suami kalian saja akan menciut jika berhadapan dengan Zhia" ucap Rissa terkekeh kecil membayangkan sifat Zhia yang galak tapi sangat manja.
"Sudah! apa kalian belum puas mengodaku?" ucap Zhia mengelengkan kepalanya pelan.
"Hai semuanya" ucap Rafi datang mendekati mereka bersama Kania.
"Hai, Raf! Sudah punya calon saja nih" ucap Zhia tersenyum manis.
"Sial! Ternyata dia sangat cantik. Walaupun sudah berkeluarga dan punya anak tapi tubuhnya masih sangat indah" batin Kania menatap iri kecantikan Zhia.
"Ia, Zhi. Kenalkan dia Kania" ucap Rafi memperkenalkan Kania.
"Hai! Saya Kania Rudolf calon tunangan Rafi" ucap Kania tersenyum manis.
"Rafi lagi kesambet setan apa ya? Padahal dia yang mengatakan jika dia tidak mencintai wanita itu. Tapi, kenapa tiba tiba dia menempel begitu?" bisik Wildan pelan ketika melihat Kania yang terus mengengam tangan Rafi.
"Sudah kamu diam saja. Biarkan bocah bocah kita bersenang senang malam ini" ucap Kinan tersenyum sinis.
"Ide bagus" ucap Wildan langsung setuju dengan ucapan Kinan.
"Tente! Tante pacar paman Rafi?" ucap para bocah mengerumuni Kania.
"Bukan hanya pacar. Tapi, tante adalah calon istri paman kalian" ucap Kania penuh percaya diri.
"Belaninya ante ahat ebut aman api ali ante antik. Iat aja apa ang atan Lya akukan" batin Aulya menatap tidak suka Kania.
"Tante! Ayo kita ke sana. Kami ada kejutan yang istimewa untuk tante" ucap Yuki dan Sania.
"Benarkah? Memang kejutan apa?"
"Kalau kami beritau namanya bukan kejutan. Lebih baik tante ikut kami" ucap Gibran dan Erlan menarik tangan Kania.
"Yes" ucap Yuki dan Sania lalu memacungkan kedua jempolnya kepada para mantan cassanova yang menatap mereka.
Bersambung....
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu