Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 13 - Potong Tytyd
Mendengar kata panas dan keras membuat Ara merinding sendiri. Gadis itu jadi teringat kata-kata Agam kalau sebenarnya Ara dan Zester saling terhubung.
"Terhubung apanya? Kalau terhubung begini, aku tidak mau," gerutu Ara sambil berjalan untuk keluar dari telaga.
Dia mengambil tasnya yang di dalamnya baju ganti dan keperluan Ara seperti handuk untuk mengelap tubuhnya yang basah.
"Di mana bule lokal itu? Apa dia masih bersembunyi?" gumam Ara.
Ternyata Zester tengah melakukan ritual suci sampai tubuhnya lemas setelah mengeluarkan apa yang selama ini mengendap.
Zester keluar dari balik batu dengan langkah sempoyongan seperti orang mabuk dan hal itu membuat Ara bingung.
"Apa ada sesuatu yang menggigit tubuhmu?" tanya Ara.
Lelaki itu menggelengkan kepala dan duduk di pinggir telaga. Dia masih menikmati sensasi getaran di tubuhnya.
Sungguh gila! Biasanya Zester akan melakukan hal semacam itu sambil melihat video xxx tapi sekarang justru dia melakukannya sambil mengintip gadis mandi.
Karena Zester tidak berkomentar apapun, Ara meninggalkan lelaki itu untuk mengganti bajunya sejenak.
Setelah selesai, Ara baru ikut duduk di pinggir telaga.
"Sepertinya mau mengintip gadis berapa pun, ularmu tetap bereaksi padaku saja, ya," komentar Ara.
"Aku sudah bilang dari awal tapi kau tidak percaya," balas Zester yang merasa sudah berusaha meyakinkan Ara dari awal.
"Ini sesuatu yang baru bagiku, bagaimana mungkin aku bisa langsung percaya," ucap Ara membela diri.
Gadis itu jadi teringat sesuatu yang penting jadi dia harus bertanya walaupun memalukan.
"Sebelum kita melakukan hal gila lainnya, aku ingin bertanya," ucap Ara.
"Bertanya saja," tanggap Zester sambil melipat tangannya di dada.
"Apa kau sudah sunat?" tanya Ara tanpa mau melihat wajah Zester.
"Sunat?" Zester langsung memalingkan wajahnya karena harus menjawab hal lebih dalam mengenai dirinya. "Apa itu perlu?"
"Artinya belum ya, mungkin itu salah satu penyebabnya, sunat kan tujuannya untuk kesehatan," ucap Ara.
Zester berdehem, dia memang pernah mendengarnya tapi karena kurang perhatian orang tuanya dan dia yang bersekolah di luar negeri, Zester melupakan hal sekecil itu.
"Jadi, sekarang kau memintaku untuk sunat?" tanya Zester.
"Iya, sekarang metode sunat lebih canggih, Agam waktu itu sunat bisa jalan-jalan seperti biasa," ucap Ara bercerita.
"Tapi, adikmu kan masih kecil, umurku sudah kepala tiga, apa kata dokter nantinya?" Zester merasa malu.
Ini gara-gara impoten akhirnya urusan menjalar kemana-mana.
"Privasimu pasti terjaga, kenapa harus ragu?" Ara jadi geli sendiri membahas hal seperti ini.
Mereka kemudian saling diam sampai Zester akhirnya memutuskan setuju untuk sunat.
"Aku akan kembali ke kota, aku akan memberimu info selanjutnya kalau aku sudah sunat," ucap Zester.
"Baiklah, aku juga akan ke kota karena aku harus kembali kuliah. Nanti kita bertemu di kota saja," balas Ara.
"Lebih baik seperti itu karena kehidupan kampung tidak cocok untukku," Zester kembali angkuh.
"Ayahku pernah bercerita kalau dulu ibuku juga sering bilang seperti itu tapi lihatlah sekarang, ibu justru menghabiskan waktunya di kampung jadi bu kades. Jadi, jaga ucapanmu Tuan, jangan sampai menjilat ludah sendiri," Ara tidak suka ada orang yang merendahkan kehidupan kampungnya.
"Kau memang pintar untuk bersilat lidah, ya," komentar Zester karena semua perkataannya selalu dipatahkan oleh gadis itu.
"Sudahlah, aku tidak mau berdebat lagi denganmu. Fokus saja pada urusan sunat dan dapat sertifikatnya," ucap Ara.
"Sertifikat?" Zester tidak tahu kalau sunat akan mendapatkan perhargaan seperti itu.
"Nanti kau akan dapat sertifikat anak pemberani, jadi fighting," Ara memberi semangat.
signature bukan sih?