Hidup tanpa inti kultivasi, di dunia persilatan tentu tidak mudah. Penghinaan selalu datang, tatapan merendahkan selalu terlihat.
"Kelak, kau pasti akan mengetahui semuanya,"
🍃 Jangan lupa dukung karya Ana ya kakak semua 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TS 32
Dua hari kemudian, Jian Yi terlihat sudah siap di dalam kamarnya. Tuan Yan menyiapkan sebuah pakaian dan juga mantel untuk Jian Yi.
Pakaian dan mantel itu terlihat seperti pakaian yang dikenakan oleh orang-orang di awal musim dingin. Bedanya pakaian itu memiliki aura kekuatan Tuan Yan, dan melindungi Jian Yi.
Kriet!
Jian Yi membuka pintu kamarnya, dan tepat saat itu Jin Cheng akan mengetuk pintu.
Kedua mata Jin Cheng menatap Jian Yi tanpa berkedip, karena saat ini penampilan Jian Yi berbeda dari hari-hari biasanya.
"Kakak Cai, Kakak Cai," ucap Jian Yi.
Jin Cheng seketika berkedip dan sadar dari lamunannya, "Maaf. Apa Nona Wen sudah siap?"
"Benar, apakah Kakak Cai juga akan ikut ke kediaman Paman Wen?"
"Iya, Paman memintaku dan Kak Hao Min untuk ikut ke sana,"
Jian Yi mengangguk.
"Tetua Yan sudah menunggu, lebih baik kita pergi sekarang," ucap Jin Cheng.
"Baik,"
Jian Yi menutup pintu kamarnya, lalu berjalan mengikuti Jin Cheng.
Mereka berdua melewati beberapa bangunan latihan, juga ruang buku dan beberapa ruangan untuk belajar para murid.
Murid-murid yang berada di luar ruangan, menatap Jin Cheng yang berjalan dengan Jian Yi ke arah ruangan Tuan Hua.
"Ada apa? Kenapa Kakak Jin Cheng membawa nona Wen itu ke ruangan Tetua Hua?" ucap salah satu murid.
"Aku tidak tahu,"
"Mungkin saja Tetua ingin memindahkan tempat tinggal nona Wen," ucap murid yang baru saja keluar dari ruangan.
"Benarkah?"
Para murid saling melihat dengan penuh tanya. Sementara beberapa murid perempuan yang mendengar pembicaraan itu, merasa sangat kesal.
Jin Cheng dan Jian Yi kini sudah tiba di depan pintu ruangan, yang biasa digunakan oleh Tuan Hua.
"Tetua, kami sudah di sini," ucap Jin Cheng.
"Masuklah!"
Jin Cheng menatap Jian Yi yang berdiri di sampingnya, lalu mengangguk pelan.
Kriet!
Jin Cheng membuka pintu itu, lalu mereka berdua masuk ke dalam ruangan itu.
Tuan Hua menatap Jian Yi yang mengenakan pakaian pemberian Tuan Yan, pakaian yang diselimuti oleh aura kekuatan Tuan Yan.
"Tetua Hua, Tetua Yan," ucap Jin Cheng dan Jian Yi seraya memberi hormat.
"Nona Wen, apa kau baik-baik saja?" ucap Tuan Hua.
"Saya baik-baik saja,"
Tuan Hua menatap Tuan Yan sejenak, "Jika begitu, kita pergi sekarang. Hao Min sudah menunggu di luar,"
"Baik,"
Tuan Hua dan Tuan Yan berjalan keluar terlebih dulu, yang kemudian disusul oleh Jian Yi dan Jin Cheng di belakang mereka.
Para murid yang melihat keempat orang itu keluar dari ruangan, saling berbisik. Apalagi mereka melihat pakaian Jian Yi dan Jin Cheng yang menurut mereka sangat cocok.
"Lihatlah! Pakaian yang dipakai oleh mereka, mereka seperti ingin pergi ke suatu tempat," ucap salah satu murid.
"Benar, tetapi jika dilihat lagi, Kakak Jin Cheng dan Nona Wen itu sangat cocok. Pakaian mereka juga seperti..."
Plak!
"Beraninya kau berkata jika Kak Jin Cheng dan wanita itu cocok! Apa kau tidak tahu bagaimana hebatnya Kak Jin Cheng, dan bagaimana tidak bergunanya wanita itu?" seorang wanita menatap beberapa murid itu dengan tajam.
"Ka...Kakak Lin Meng, kami hanya..."
"Kalian pergilah, dan jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi!"
"Baik, baik,"
Beberapa murid itu kemudian pergi dengan cepat, karena mereka tidak mau mendapatkan pukulan yang lebih keras dari wanita bernama Lin Meng itu.
Lin Meng menatap rombongan yang akan keluar dari perguruan dengan tajam, kedua tangannya mengepal dengan kuat.
"Wanita itu, sejak dia berada di perguruan ini, Kakak Jin Cheng tidak pernah lagi datang untuk mengikuti latihan di sini. Dia selalu berada di tempat tinggal wanita itu," ucap Lin Meng.
"Kakak Lin, sepertinya wanita itu adalah wanita penggoda. Jika tidak, bagaimana mungkin dia dengan mudah menjadi murid Tetua Yan, yang tidak pernah memiliki murid dalam?"
"Benar-benar wanita rendahan! Aku pasti akan membuatnya menyesal,"
Lin Meng berbalik dan berjalan dengan cepat, meninggalkan tempat itu. Di belakangnya berjalan dua wanita yang selalu bersamanya.
Sementara itu, rombongan Tuan Hua sudah berada di depan kediaman Tuan Wen. Karena mereka ke sana terbang, jadi mereka sampai lebih cepat.
Jian Yi menatap kediaman yang selama lebih dari delapan tahun dia tinggali.
"Kita masuk," ucap Jin Cheng.
Jian Yi menatap Jin Cheng lalu mengangguk.
Tuan Yan, Tuan Hua dan juga Cai Hao Min berjalan terlebih dulu di depan. Sementara Jian Yi dan Jin Cheng memilih untuk berjalan di belakang mereka.
"Tuan Hua dan Tuan Yan dari perguruan Xuan tiba!" ucap Pengawal kediaman.
Tuan Wen melihat kedatangan dua orang hebat itu, dan segera menyambut mereka.
"Selamat untuk ulang tahun Tuan muda Wen, dan juga meningkatnya kultivasi yang sangat cepat," ucap Tuan Hua.
"Hahaha, terima kasih Tuan Hua,"
Tuan Wen terlihat sangat senang melihat orang-orang dari perguruan Xuan datang.
Jian Yi berjalan beberapa langkah, "Paman Wen, selamat untuk kultivasi Kakak Ling yang sudah meningkat,"
Tuan Wen menatap Jian Yi dengan lekat, dia berjalan mendekati wanita muda itu lalu memeluknya.
"Terima kasih, terima kasih," ucap Tuan Wen dengan pelan.
Orang-orang yang melihat hanya diam, mereka tentu berpikir jika Tuan Wen berterima kasih karena Jian Yi sudah datang ke perjamuan ulang tahun itu.
Namun tidak dengan Tuan Yan, Tabib dan muridnya, yang mengetahui semuanya.
Tuan Wen melepaskan pelukannya dan tersenyum pada Jian Yi.
"Paman, di mana Bibi?" ucap Jian Yi.
"Dia masih mengatur para Pelayan,"
Jian Yi mengangguk.
Tuan Wen mempersilakan Tuan Hua dan yang lainnya untuk duduk di kursi yang telah disediakan.
Jian Yi duduk di samping Jin Cheng, tepat di belakang Tuan Yan. Dan di samping Jin Cheng yang lain ada Cai Hao Min.
Satu persatu orang-orang dari perguruan lain pun datang, begitu juga dengan Perdana Menteri dan dua anaknya.
Perjamuan di mulai, musik terdengar begitu merdu, para penari pun mulai menghibur para tamu undangan.
"Paman Guru, apakah aku boleh menemui Bibi sebentar?" bisik Jian Yi pada Tuan Yan.
"Tidak, kau tetaplah di sini!"
Jian Yi terdiam, dia terlihat murung setelah mendengar Tuan Yan berbicara.
Jin Cheng yang melihat itu, mendorong piring kecil berisi kue pada Jian Yi.
Jian Yi yang melihat itu, menatap Jin Cheng dan berdecih pelan, "Aku bukan anak kecil,"
Jin Cheng hanya diam, kedua matanya menatap lurus ke depan. Sementara Hao Min yang duduk di samping Jin Cheng memperhatikan sikap Jin Cheng pada Jian Yi.
Jian Yi menghela napas dengan pelan, lalu mengambil kue yang diberikan oleh Jin Cheng.
Jin Cheng melihat hal itu, namun dia diam saja, "Dia benar-benar landak kecil yang sulit ditebak. Berkata tidak, tetapi melakukan hal yang sebaiknya,"
Cai Hao Min sendiri hanya bisa terseyum tipis melihat sikap Jian Yi. Sekarang dia tahu kenapa Jin Cheng yang sulit dihadapi dan didekati oleh orang lain, begitu mudah akrab dengan Jian Yi.
gara" hbis nnton dracin ada yg namanya jian cheng jdi ke inget trus