NovelToon NovelToon
Benih Ayah Mertua

Benih Ayah Mertua

Status: tamat
Genre:Anak Haram Sang Istri / Tamat
Popularitas:997.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: Momoy Dandelion

Rima selalu disudutkan keluarga mertua karena belum juga hamil setelah menikah 4 tahun dengan Arjun. Dari hasil pemeriksaan, ternyata yang bermasalah bukanlah dirinya, melainkan sang suami. Arjun tak dapat memiliki keturunan.

Rasa cintanya yang besar terhadap suami dan tidak tega melihat Arjun sedih membuat Rima ragu mengatakan kebenarannya. Tanpa sengaja sang ayah mertua mengetahui kenyataan itu. Memiliki ketertarikan pada Rima sejak lama, membuat ide licik Sandi bermain. Berkedok rasa simpati, ia membujuk Rima untuk melakukan hubungan terlarang dengannya agar bisa hamil. Ia berjanji akan merahasiakan segalanya dari keluarga.

Kebimbangan telah membutakan mata Rima. Ia menerima tawaran sang ayah mertua dan melakukan hubungan terlarang dengannya. Satu bulan kemudian, Rima dinyatakan hamil. Ia mengandung benih ayah mertuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13: Kepergian Mertua

Dengan langkah tertatih Rima berjalan sembari memunguti pakaiannya yang berceceran di lantai. Ia mengenakan pakaian itu kembali untuk menutupi tubuhnya yang masih tel anjang.

Penampilannya sangat berantakan. Sandi benar-benar lelaki kurang ajar yang tega meninggalkan dirinya dalam kondisi seperti itu. Bahkan, Rima yang tengah hamil tua tak menyurutkan perlakuan kasar lelaki itu.

Rima nenarik selimut yang menutupi kasur di kamar calon anaknya. Ia membawanya masuk ke dalam kamar mandi lalu mengucek bagian yang terkena sisa-sisa ****** ***** lelaki itu. Ia berharap tidak akan ada yang tahu kebejatan yang dilakukan terhadapnya. Ia mencucinya sambil menitihkan air mata meratapi betapa pedih kehidupannya akibat ulah lelaki itu.

Usai menghilangkan jejak-jejak percintaan pada kain sprei, kini Rima yang mengguyur dirinya sendiri di bawah air shower mengenakan pakaiannya. Air mata yang keluar bercampur dengan air shower.

Perlahan Rima meringkuk di bawahnya, membiarkan air shower itu membasahi tubuh dan pakaiannya.

"Kamu pikir siapa yang membuat mertua dan suamimu sibuk di kantor? Papa yang sengaja melakukannya agar bisa punya waktu berdua denganmu."

"Seharusnya kamu bersikap baik pada Papa, Rima. Papa yang telah membantumu hamil, jangan lupakan kenyataan itu."

"Oh, Rima ... Kamu enak sekali."

Perkataan yang terlontar dari mulut kotor Sandi terus membayang di dalam pikirannya. Tangisan Rima bertambah kencang. Ia merasa tak pantas lagi untuk mendampingi Arjun. Seluruh tubuhnya terasa kotor dan ia merasa tak berharga lagi.

***

"Mama tidak menyangka akan ada masalah padahal hari ini Mama mau berangkat ke luar negeri," keluh Suni.

Ia baru saja pulang dari kantor bersama putranya setelah menangani masalah mendadak di kantor.

"Sudahlah, Ma ... Yang penting masalah juga sudah terselesaikan," ujar Arjun.

"Iya, tapi Mama masih penasaran dengan orang yang membuat masalah. Ada-ada saja," gerutu Suni.

"Nanti akan aku selidiki, Ma. Kalau memang ada salah satu karyawan yang tidak bisa bekerja dengan baik maka akan aku pecat," kata Arjun.

"Yah, terserah kamu, Jun. Pokoknya Mama mempercayakan perusahaan kepadamu."

"Sayang, kamu sudah pulang?" sapa Sandi yang baru keluar dari kamarnya. Ia baru saja selesai mandi terlihat dari rambutnya yang basah.

"Ya, Sayang. Akhirnya masalahku selesai," jawab Suni. "Kemana Rima? Kok tumben suaminya pulang dia tidak kelihatan," gumannya.

Sandi sedikit salah tingkah mendengar pertanyaan itu. "Aku tidak tahu. Mungkin dia ada di kamarnya," katanya. "Oh, iya, Sayang. Malam ini kita akan berangkat. Ayo packing ulang siapa tahu ada barang yang masih perlu dibawa," ajak Sandi.

Suni tersenyum. "Jun, nanti malam ikut antar kami ke bandara, kan?" tanyanya.

"Iya, Ma. Aku mau masuk kamar dulu," pamit Arjun.

Ia melangkahkan kaki menuju kamarnya sendiri. Saat ia membuka pintu, kondisi di dalam terlihat gelap. Tirai-tirai tertutup, menghalangi cahaya luar yang masuk. Suasana terlihat hening. Bahkan langkah kaki Arjun bisa terdengar jelas di telinga.

Arjun mendekat ke arah ranjang. Ia menyalakan lampu yang terletak di meja sisi rannang. Dilihatnya sang istri tengah berbaring dengan selimut yang menutupi tubuh.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Arjun.

Memang tidak biasanya Rima bertingkah seperti itu. Rima selalu menyambut kepulangannya dengan bahagia. Bahkan pesan yang ia kirimkan sebelum pulang sepertinya tidak dibaca olehnya.

"Sayang ...." sekali lagi Arjun menyapa istrinya yang tak kunjung memberi respon. Ia ulurkan tangannya untuk mengecek suhu dahi istrinya. Memang terasa hangat.

Arjun meloncat naik ke atas ranjang. Ia memandangi wajah istrinya yang terbaring dengan mata terpejam.

"Sayang, bangun! Tidak baik kalau tidur sore hari, nanti kamu pusing."

Arjun mengelus lembut kepala Rima. Rambut istrinya terasa lembab seperti orang yang langsung tidur setelah keramas. Bahkan bantal yang digunakan terlihat basah.

Rima mulai membuka matanya. Tubuh Rima terasa lemas dan raut wajahnya terlihat sayu. "Mas, kamu sudah pulang?" tanya Rima dengan nada bicara yang lemas juga.

Arjun tersenyum. "Kamu kenapa? Badanmu agak hangat, apa kamu sedang sakit?" tanyanya.

Rima mengangguk. "Aku tidak enak badan," ucapnya.

"Kalau tidak enak badan, kenapa kamu mandi segala? Malah pakai keramas segala. Biasanya kamu tidak seperti ini." Arjun terlihat khawatir dengan kondisi istrinya apalagi Rima sedang hamil. "Kita periksa ke rumah sakit, ya!" usulnya.

"Tidak mau. Aku hanya butuh istirahat saja." Rima menolak ajakan Arjun.

"Kamu tidak boleh seperti itu. Kalau kamu sakit, bagaimana dengan bayi kita? Kalian harus tetap sehat," ujar Arjun.

Rima rasanya ingin menangis sepuasnya di hadapan Arjun. Ia merasa tidak kuat dengan apa yang menimpanya. Namun, ia takut kehilangan Arjun jika ia berkata jujur.

"Mas ...."

Klek!

Ucapan Rima terhenti saat terdengar suara pintu kamar terbuka. Ia lihat ibu mertuanya masuk. Menyusul di belakangnya Sandi ikut masuk.

Melihat lelaki itu datang, Rima kembali memalingkan wajahnya.

"Jun, Mama dan Papa mau berangkat sekarang saja. Ayo, katanya kamu mau ikut mengantar kami," ajak Suni.

Wanita paruh baya itu masuk ke dalam kamar putranya dan mendekat ke arah ranjang. Ia mengernyitkan dahi saat melihat Rima terbaring di ranjang.

"Loh, Rima kenapa?" tanya Suni.

"Rima sedang kurang enak badan, Ma. Sepertinya kami tidak bisa ikut mengantar kalian," ucap Arjun.

"Aduh, padahal Mama dan Papa mau berangkat kamu malah sakit, Rima."

Suni mendekati Rima. Ia duduk di pinggiran ranjang dan mengulurkan tangannya memegang dahi menantunya.

"Aku baik-baik saja, Ma. Mungkin hanya sedikit kelelahan. Kalau sudah istirahat juga baikan," kilah Rima.

Suni menatap Arjun. Bagaimanapun juga, ia khawatir dengan kondisi menantunya.

"Sudah, Ma. Tidak apa-apa. Biar aku yang akan merawat Rima. Mama pergi saja," ucap Arjun.

"Baiklah, kami pergi dulu, Rima. Jaga kesehatanmu. Kalau ada waktu, Mama akan pulang menjenguk kalian," ucap Suni.

Sandi ikut mendekat. Ia memegang lengan Rima. "Papa berangkat ya, Rima. Baik-baik di sini," ucapnya.

Tubuh Rima menegang saat Sandi berani memegang tubuhnya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Ia sangat dendam kepada lelaki itu.

Setelah orang tua mereka pergi, Arjun ikut berbaring dan memeluk Rima. Ia mencium istrinya yang terlihat kehilangan semangan.

"Cepat sembuh, ya! Kalau kamu sembuh, nanti aku ajak jalan-jalan. Kamu pasti bosan di rumah terus, kan?" tanya Arjun.

Rima sedang tak berselera untuk melakukan apapun. Ia hanya ingin sendirian di kamar sembari menenangkan diri.

🤎

🤎

🤎

1
Wiwik Rusmita
Luar biasa
Amilia Indriyanti
bulshit
Amilia Indriyanti
pegawai wanita karir kok goblog. tapi ya mungkin dia menikmati si sebenernya
Amilia Indriyanti
goblogke renoreno
Nining Moo
malas deh sama rima
Retno Ardhani
keselku ama rima,pembohong
jujur lebih bsik
Ely
Luar biasa
Rama Rame
akhir yang membagongkan
Muliati Muliati
Kecewa
Muliati Muliati
Biasa
Dawam Lee
yang bikin novel ini anjing.......pezina berakhir bahagia itu tidak masuk akal......
Intan Risma Wandy
gk tlaten suwi" pancet ngene'ae
Momoy Dandelion: sabar, kak ... 😆
total 1 replies
Intan Risma Wandy
hadehhhh thorrrr gregettt suwi"
Intan Risma Wandy
lhaaaaa konagan thooooo
Intan Risma Wandy
gregettt sama Rima....... hadeh thorrr
Intan Risma Wandy
Bln depan Rima pasti hamidun lgi thorrrr
Intan Risma Wandy
Gedek sama si Rima malah ketagihan goyangan. mertuane gk berani jujur sama suami
Lella Tunnur
Luar biasa
s e n j a✨
mampir juga kakak..
diriku adalah masa depanku
by Namira althaf. 💐💐
Dewi Rez
ya Alloh mulia sekali ya Arjun....baru Nemu laki2 kaya Arjun yg hati nya sangat mulia....jdi terharu.....makasih ya Thor...
George Lovink: Betul,jijik tuh baca...ada wanita menjijikan kek Rima dan Arjun lelaki bodoh...pas tuh bersanding
Thoriq Thohir: jangan nyebut nama Alloh deh buk hanya untuk mewajarkan perilaku zinah, semoga ibu nggak hamil ama mertua juga yah✌🧠💩
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!