NovelToon NovelToon
Be Mine

Be Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Perjodohan / Bad girl / Idola sekolah
Popularitas:829
Nilai: 5
Nama Author: Mellmei

Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.



Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.


akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?

atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Kring kring kring

Bel tanda masuk sekolah sudah berbunyi, cewek itu meringis saat gerbang sekolah sudah ditutup, raisa yakin ia akan mendapatkan masalah sekarang.

"pak dadang, tolong buka gerbangnya" pinta raisa dengan wajah memelas

"maaf atuh neng, ini udah telat 5 menit neng" tolak lelaki paruh baya itu halus.

Raisa menghela nafas pasrah, tidak ada cara lain, ia harus lewat belakang dan harus melompat agar bisa masuk kesekolah

"yaudah pak, makasih"

"iya sama-sama, sekali lagi maaf ya neng"

"iya pak, gak papa kok" raisa tersenyum, yah peraturan sekolah memang berlaku untuk siapapun termasuk 5 keluarga besar.

Dan disinilah raisa saat ini, cewek itu melompat dari gerbang belakang karena sudah tidak ada cara lain selain ini agar bisa masuk kesekolah.

"awww" ringis cewek itu pelan, kakinya tergores saat mencoba turun dari gerbang, raisa berjalan pelan sambil sesekali meringis, saat rasa nyeri itu menghampiri kakinya yang terluka, yang sekarang mungkin sudah berdarah, hari ini mungkin adalah hari paling sial untuknya.

"pagi pak" sapa raisa menyengir kuda saat melihat pak harto guru BK berdiri di depannya, lelaki itu berkacak pinggang seraya menggelengkan kepala.

"Raisa kamu terlambat dan itu melanggar peraturan high school, kamu tahukan akibatnya" lelaki itu berkata lembut namun tegas.

Raisa mengangguk lemah, cewek itu tahu apa akibatnya jika terlambat datang dan melanggar aturan, ia akan diberi hukuman atas kesalahannya ini.

"Kamu saya hukum bersihkan kolam renang sekarang" lelaki itu berlalu, raisa menggangguk lemah.

Ia mulai melangkah ke kolam renang dengan ketakutan yang kembali hadir saat menatap kolam renang, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, tubuhnya juga mulai gemetar, takut.

Ia menjadi berfikir kenapa ia bisa fiberi hukuman membersihkan kolam renang, seandainya jika ia bisa memilih membersihkan toilet atau dijemur di lapangan sampai pelajaran pertama selesai, mungkin ia akan lebih memilih berjemur di lapangan.

Tubuh cewek itu mulai oleng, ia sudah tidak mampu menahan berat tubuhnya sendiri, raisa sudah pasrah jika akan terjatuh ke dalam kolam dan tidak ada yang menolongnya.

Seseorang menarik tangan cewek itu dan menopang tubuhnya.

B r u k k k

"Lo gak apa-apa kan ra? " tanya bianca khawatir

"Gue nggak papa, makasih ya bi karena udah nolongin gue" jawab raisa bersyukur karena ia tidak terjatuh ke dalam kolam melainkan kesisi kolam renang karena bantuan bianca.

"Lagian lo ngapain sih di sini, bikin bahaya aja" protes bianca kesal, cewek itu memang sudah mengetahui bahwa raisa paling takut dengan air dalam karena trauma cewek itu saat masih kecil di acara 5 keluarga di mana ia ditolong oleh seorang anak kecil yang ia sebut dengan pahlawan kecilnya.

"Gue kena hukuman karena telat, lo sendiri kok gak masuk?"

"Gue ada urusan di kepsek tadi"

Raisa mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti, biancapun berdiri dari duduknya, cewek itu hendak mengulurkan tangan membantu raisa berdiri, namun tiba-tiba tangannya ditarik seseorang dengan kasar hingga ia berbalik.

"Berapa kali gue harus bilang sama lo buat jauhin raisa?" bentak andika dengan suara dingin, ia menghempaskan tangan bianca kasar, cewek itu tertunduk saat mendengar bentangan andika yang menggema, raisa yang melihat itu langsung berdiri.

P l a k

Cewek itu menampar pipi kanan andika keras, cowok itu memegang pipinya yang memanas karena tamparan raisa yang kelewat kuat.

"Dan harus berapa kali gue bilang sama lo, jangan kasar sama cewek ka" bentak raisa tidak kalah kasar

"Dia nyakitin lo sa gue__"

"Justru bianca yang udah nolongin gue, kalau lo gak tau apa-apa lebih baik lo diem, nggak usah sok peduli sama gue kalau emang nggak sayang dan beneran peduli sama gue" potong raisa lagi dengan nafas yang memburu menahan amarah.

Cewek itu menarik bianca menjauh, namun tangannya dicekal oleh andika

"Sa jangan gini, kita bisa bicara baik-baik gue beneran sayang sama lo"

"Nggak ada yang perlu dibicarakan dika, gue paling benci orang yang gak bisa jujur." ada jeda "gue mau pertunangan kita dibatalin aja, mulai sekarang kita udahan"

D e g

Tubuh andika mulai lemas cowok itu melepaskan tangan raisa dengan tubuh gemetar, dunianya seakan runtuh bersamaan dengan tubuh raisa yang mulai menghilang bersama bianca.

"Gue udah bilang sama lo dika, cepet atau lambat cewek itu pasti tahu lo nyembunyiin sesuatu dari dia" tegur nathan yang ada di belakangnya, nathan menepuk bahu andika tiga kali namun cowok itu hanya bergeming, mencoba mencerna semuanya.

💫💫💫

Bianca menggeleng pelan, cewek itu merasa tidak enak pada raisa, karena gara-gara dirinya, raisa dengan andika menjadi bertengkar.

Cewek itu juga tidak menyangka bahwa raisa dan andika sudah berstatus tunangan sekarang, dan benar-benar tidak menyangka.

Raisa dan bianca saat ini duduk di taman belakang sekolah, mereka sama-sama diam sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Maafin gue ya ra, karena gue lo sama andika jadi berantem" bianca berkata lirih merasa sangat bersalah.

"Lo nggak salah kok bi, mungkin gue sama andika emang gak cocok buat jadi pasangan" jawab raisa dengan senyum yang tersungging dibibir mungilnya, ia tidak mau bianca merasa makin bersalah pada dirinya.

"Jadi lo sama andika beneran tunangan?"

"Iya orang tua gue sama orang tua andika teman baik, mereka nggak maksa gue buat nerima perjodohan ini, tapi gue aja yang mau"

"Lo suka andika?" tanya bianca untuk memastikan

"Gue gak tahu" jawab raisa seadanya.

Cewek itu sendiri bingung dengan perasaannya, di satu sisi cewek itu ingin pahlawan kecilnya yang mendampingi, namun ia belum yakin bahwa itu adalah reza, karena perasaan yang sama selalu ia rasakan saat bersama andika, di sisi lain cewek itu tidak mau kehilangan andika karena perasaan nyaman selalu menghampiri raisa ketika ia bersama dengan andika, entahlah cewek itu menjadi bingung sendiri memikirkannya, ia juga terlalu bingung dengan perasaannya ini, ia juga tidak mungkin harus memiliki keduanya, cewek itu harus bisa memilih salah satunya, atau keduanya bukanlah takdirnya?

'Ternyata kamu di sini bi"

Andre yang tiba-tiba datang entah dari mana, ia berkacak pinggang yang disambut dengan cengiran kuda khas bianca

"Hehehe maafin ya" bianca menaruh tangan didepan dada denga tangan menyatu, memohon.

Cup!!!

"Andreee, malu tahu sama raisa" gerutu bianca kesal karena andre yang tiba-tiba menciumnya tanpa permisi.

cowok itu hanya terkekeh geli melihat wajah kesal kekasihnya ini, dengan gemas andre mengacak rambut bianca lembut.

Raisa hanya bisa menggelengkan kepala melihat kedua pasangan itu.

Cewek itu ikut bahagia karena kebahagiaan andre dan bianca yang is lihat didepannya, cewek itu berpikir, bisakah ia bahagia dengan andika seperti bianca dan andre?

💫💫💫

Rumah dengan desain elegan adalah tempat yang sangat nyaman bagi raisa untuk menenangkan diri, tempat yang selalu menjadi pelabuhannya saat cewek itu merasa rapuh, raisa masuk ke dalam kamar dinda, cewek itu merebahkan tubuhnya di sana dan memejamkan mata mencoba menenangkan pikirannya yang berkecamuk, raisa tidak mau kembali ke mansion kakeknya ataupun lima keluarga, ia memilih tinggal di rumah denny dan dinda.

"Tumben pulang sekolah langsung ke sini?" tanya dinda yang berjalan mendekat dan duduk di sampingnya, raisa membuka mata ikut duduk dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang

"Gue bingung din" keluh raisa lirih

"Andika lagi?" tebak dinda menggoda raisa, cewek itu memang sudah menceritakan tentang semuanya pada denny dan dinda.

Karena bagi raisa dua orang itulah yang paling ia percayai dan paling tepat untuk menjadi sandaranya daripada teman-teman yang lain, ia bukan tidak mempercayai mereka, tapi raisa lebih merasa tenang saat bersama denny dan dinda daripada yang lain.

"Dia bohongin gue, dia nyimpen rahasia dari gue, gue takut jadi salah satunya din, gue takut dia ninggalin gue saat gue udah nerima dia, gue takut jatuh terlalu dalam sama adika din" raisa berujar panjang lebar, matanya mulai berkaca-kaca, entahlah, sekarang ia ingin menangis, mengeluarkan semua keluhan melalui tangisan.

Dinda tersenyum dan langsung menarik raisa ke dalam pelukannya layaknya seorang kakak yang memeluk adiknya

"Lo harus berfikir positif ra, mungkin andika nyembunyiin sesuatu dari lo bukan tanpa alasan, nanti dia pasti jujur sama lo, dia cuma lagi nunggu waktu yang tepat buat ngomong sama lo"

"Apa mungkin gue sama andika nggak cocok?" tanya raisa dengan tangis yang sudah terdengar, cewek itu masih dalam pelukan dinda, memeluknya erat.

Dinda menggeleng lalu tersenyum, cewek itu mengusap pelan bahu raisa mencoba menenangkannya.

"Lo harus ngomong sama andika, minta penjelasan, jangan cuma diem dan ngejauh gini, kalau lo kayak gini, ya Lo nggak bakal nyelesain masalah ra, lo sayang sama andika?"

Raisa bungkam, cewek itu sendiri tidak tahu dengan perasaannya, dinda melepas dekapannya dari raisa dan menatap cewek itu dengan senyuman, raisa hanya menunduk, cewek itu bingung harus menjawab apa

"Lo sayang andika kan?" tanya dinda lagi

"Gue nggak tahu, gue bingung din"

"Gue tahu lo udah mulai buka hati sama dia raisa, lo gak perlu bawa masalalu lo tentang pahlawan kecil lo itu, perasaan bisa berubah ubah raisa, jangan coba buat nahan perasaan lo dan nyakitin diri lo sendiri, saat lo liat dia sama yang lain" dinda berkata pelan namun sangat lembut, mencoba menyadarkan cewek didepannya ini.

Raisa hanya bergeming mendengar nasehat dari dinda, ia berfikir mungkin dinda benar, bahwa raisa sudah membuka hati untuk andika, dan ia harus memperbaikinya dengan cara bicara 4 mata dengan andika.

Dinda berdiri, cewek itu memilih keluar membiarkan raisa memikirkan semuanya sendiri.

Dulu, dinda juga pernah hampir kehilangan denny sejak insiden di mana kematian tara terjadi, dinda pernah salah paham pada denny, dinda bahkan sangat kecewa kepada denny, cewek itu berpendapat pada fakta yang ia lihat tanpa mendengarkan penjelasan denny, namun setelah ia telusuri, akhirnya ia mengetahui kebenarannya.

Dinda manarik nafas dalam, berharap raisa memilih dengan benar dan mendapatkan yang terbaik untuk diri raisa sendiri.

💫💫💫

Bau alkohol mulai tercium di mana-mana saat cowok itu melangkah masuk ke dalam bar tempat yang bisa menjadi penenangnya.

Andika mulai melangkah ke dalam keramaian, yang tercipta oleh dentuman musik dan juga suara riuh milik orang-orang yang ada di sana, andika masuk ke dalam ruangan favoritnya yang sudah cowok itu pesan, andika duduk dan menyandarkan punggungnya disofa, ia memejamkan mata menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya kasar.

Seorang cewek melangkah mendekat pada andika dan duduk di pangkuan cowok itu, cewek itu tersenyum manja pada andika, andika menatap cewek itu dengan tatapan yang sangat dingin.

"Tutu rindu andika, lama tidak bertemu" ucapkan cewek itu manja, namun terdengar sangat menjijikkan di telinga andika.

Cewek itu mencoba menyadarkan kepalanya di dada bidang andika, namun andika mendorong cewek itu ke samping dan menatapnya dengan sorot mata dingin.

"Siapa yang ngizinin lo masuk" tanya cowok itu membentak tutu, yah cewek itu bernama tutu

"Apa tutu membuat kesalahan?" tanya tutu balik, ia mencoba meraih tangan andika, tapi andika malah menghempaskan nya kasar.

"Jangan sentuh gue, gue muak lihat muka lo" seru andika dingin, cowok itu melangkah pergi meninggalkan tutu yang menetap andika dengan tatapan tajam.

Andika berjalan keluar dari ruangan itu dengan wajah tidak bersahabat, kedua bodyguard yang menjaga di luar ruangan andika menelan ludah saat melihat andika yang mendekat dengan wajah dingin mematikan.

"Siapa yang ngizinin wanita ular itu masuk?" tanya andika dingin

"Maaf tuan muda, saya pikir dia teman kencan anda, jadi saya mengizinkannya masuk" jawab salah satu dari mereka dengan gagap, mimik wajahnya terlihat sangat ketakutan melihat kemarahan andika.

"Lain kali saya tidak mau seseorang masuk ke ruangan pribadi milik saya, kecuali orang yang sudah saya beri izin"

"Baik tuan muda" jawab mereka kompak, memberi hormat kepada andika, cowok itu memilih keluar dari bar, moodnya benar-benar hancur untuk sekedar melakukan apa-apa.

💫💫💫

1
danisya inlvr
Wajib lanjutin ceritanya thor!
Amellia: iya, semoga kalian suka ya
total 1 replies
Leblanc🌶️
Gila seru!
Amellia: oh thank you yaa sudah mau baca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!