NovelToon NovelToon
One Night Stand With Brother In Law

One Night Stand With Brother In Law

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Single Mom / Percintaan Konglomerat
Popularitas:401.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nana Hutabarat

Kaisar merasa dirinya punya kelainan karena menyukai calon adik ipar lelakinya, Airlangga. Dia menepis rasa itu, tapi tetap tidak bisa hilang.
Di sisi lain, Airlangga kebingungan karena dirinya dinyatakan hamil oleh dokter. Sedangkan pria yang menghamili nya adalah kakak iparnya sendiri. Dia tidak mungkin membuka jati dirinya jika sejatinya dia adalah seorang anak perempuan bukan lelaki seperti yang keluarganya ketahui. Jika sampai itu terjadi maka keluarga ayahnya akan menghentikan pengobatan ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Hutabarat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 13 Tragis

Airlangga berlari terus melewati kegelapan malam. Mendadak tubuhnya ditarik oleh seseorang dan mulutnya dibekap. Tubuhnya diseret menjauh dari jalan setapak yang dia lewati, terus masuk diantara rerimbunan pohon di pemakaman itu.

Airlangga meronta, tapi tubuhnya melemas dan lama-lama kesadarannya hilang.

Ketika dia membuka mata, dia telah berada di suatu ruangan, tergeletak di lantai kayu. Ruangan itu terasa bergerak-gerak. Airlangga mulai bingung, padahal rasa pusingnya juga belum reda.

Suara deburan air membuat dia sadar jika dia berada di ruangan dari kayu dalam kapal. Netranya membesar.

"Nak dibao kamano iko, Da? Atau kito jual sajo ka toke Rizal? Lumayan, Da, dapek piti lobiah kito."

"Urang kok cuma sikik nyo mambayar. Lobiah elok kito jual sajo ka Koh Acong. Dia barani bayar mahal ko."

Terdengar perbincangan dari dua orang lelaki dari luar pintu. Jantung Airlangga mulai berdetak dengan cepat. Dia berusaha untuk bangkit, tapi sulit karena kaki dan tangannya di ikat.

"Adakah dia sedar?"

"Tak tahu."

"Jom tengok," ajak salah seorang diantara mereka.

Detik suara pintu mulai terdengar, membuat Airlangga menjadi siaga.

"Siapa kalian?" tanya Airlangga, berusaha bergerak ke sudut ruangan.

"Dia nampaknya sudah sedar apa yang patut kami lakukan?" tanya seorang pria dengan perawakan kecil dan kulit coklat matang. Dia memakai baju dan celana safari.

"Kita tanya Uda Hanafi dulu," tanggap yang lain. Dia tampaknya lebih tua dan berumur. Terlihat dari kerut tegas diwajahnya yang keras.

Orang yang lebih muda lalu keluar ruangan. Sedangkan orang di depannya menunduk.

"Kau terlihat masih muda sekali dan lemah. Apakah nanti bisa dijual mahal?" ujar pria itu memeriksa bahu Airlangga.

"Siapa kalian? Mengapa aku dibawa ke sini?" tanya Airlangga dengan suara pria.

Netra pria di depannya terlihat membesar. "Kau itu pria tapi suaramu aneh."

"Kau dibawa kemari karena seseorang ingin membuangmu jauh dari hidupnya. Dia ingin kami membunuhmu dan membuang mayatmu ke laut untuk dijadikan makanan ikan hiu," jawab seseorang yang baru masuk ke dalam ruangan itu.

Tubuh pria itu tinggi besar dan kekar. Tampan, tidak seperti dua pria tadi. Hanya saja seperti tidak terawat.

"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Airlangga dengan gagap.

"Entahlah, dia hanya mentransfer uang tiga ratus juta untuk menyingkirkanmu jauh dari hidupnya."

Airlangga tidak terkejut dengan hal ini karena dia tahu keluarga ayahnya bisa melakukan apapun hanya saja teganya mereka ingin membunuhnya. Padahal tanpa diminta pun dia dengan rela hati akan pergi.

Dia berusaha untuk duduk dengan bersandar pada tembok.

"Ku mohon, jangan bunuh aku, aku akan melakukan apa saja di sini. Membersihkan, memasak bahkan mencuci pakaian kalian. Hanya saja biarkan aku hidup," pinta Airlangga memelas.

"Kau itu pria tapi memelas seperti seorang wanita saja. Pantas saja tubuhmu pun terlihat lemah. Lebih untung jika aku menjualmu pada bos besar untuk dijadikan budak di kebun sawitnya."

"Bagaimana, Uda?" tanya Ryan.

"Ku mohon, beri kesempatan aku hidup sebagai manusia. Aku akan sangat berterima kasih padamu," kata Airlangga dengan menatap penuh harap pada orang yang disebut Hanafi itu.

Entah mengapa tatapan Airlangga membuat Hanafi tidak tega. Dia adalah orang berdarah dingin. Sudah terbiasa membunuh orang. Aslinya, dia itu orang Medan yang merantau ke tanah Riau dan menjadi seorang pelaut. Dia sudah pernah membunuh orang, semenjak dia ikut ayahnya berbisnis narkoba.

Namun, dia telah meninggalkan bisnis itu setelah sang ayah ditangkap oleh Polisi di tanah Jawa dan dibawa ke Nusa Kambangan. Namun, jika ada orang yang ingin mengambil jasanya membunuh orang, dia akan melakukannya.

Kerjanya membawa barang ekspedisi dari Riau ke ibukota, sebuah pekerjaan untuk menutupi kejahatannya.

"Rasa terimakasih saja tidak cukup," jawab Hanafi.

Eric mengangguk setuju.

"Aku akan bekerja untuk kalian tanpa bayaran selama lima tahun. Pekerjaan apa saja asal masih manusiawi," tawar Airlangga.

"Apa saja?"

Airlangga mengangguk.

"Pria sepertimu bisa melakukan apa? Bahkan mengerek jangkar naik ke atas kapal pun sepertinya tidak bisa."

"Aku akan belajar," jawab Airlangga tegas.

Hanafi menyipitkan mata sambil mengamati Airlangga dan mulai berpikir.

"Baiklah, tapi pegang janjimu, jangan kabur dari kami."

"Okey," jawab Airlangga penuh semangat sambil bernafas lega.

"Kenapa kau tidak bertanya siapa yang ingin menghabisimu?" tanya Hanafi heran.

Dua orang lainnya ikut mengangguk. Airlangga sendiri malah tersenyum lebar, membuat mereka bertambah tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Airlangga terlihat seperti anak orang berada. Bersih dan memakai pakaian mahal. Dia malah terlihat senang ketika diculik, hal yang baru mereka lihat.

"Tidak perlu karena aku sudah muak dengan kehidupan lamaku dan ingin memulai kehidupan baru. Semangat!" seru Airlangga.

Para penculik itu saling menatap bingung.

Satu hari sebelumnya, di Jakarta.

Airlangga dibawa masuk ke dalam mobil oleh beberapa orang. Di saat itu, Kaisar dan Emilio yang melihat langsung berteriak.

"Hei, apa yang kalian lakukan!"

Ketiga orang itu langsung masuk ke dalam mobil dan pergi dari lokasi dengan cepat. Emilio segera berlari mengambil mobilnya dan pergi bersama dengan Kaisar mengejar mobil itu.

Terjadi aksi kejar-kejaran di jalan raya seperti dalam adegan film action.

"Apakah kau memikirkan hal yang sama denganku?" tanya Kaisar pada Emilio.

"Soal Airlangga?" Emilio menoleh sebentar sambil tetap fokus pada jalan di depannya.

"Ya, dia." Tangan Kaisar memegang body mobil dengan kuat karena kecepatan mereka diatas rata-rata. Dia tidak terkejut dengan kemampuan Emilio mengendalikan mobilnya dengan begitu lihai mengejar para penjahat itu.

"Dia memang wanita yang sedang kita cari, Tuan."

"Sial, bagaimana bisa dia membodohi kita," umpat Kaisar. "Awas...." teriak Kaisar ketika mobil mereka akan menabrak sebuah mobil dari arah berlawanan. Emilio membanting stir ke samping sehingga mereka bisa selamat kali ini. Mobil berhenti sejenak dan mereka mengambil nafas. Kaisar mengusap wajahnya yang mulai pucat.

"Kabar baiknya dia juga sedang hamil anak Anda Tuan," kata Emilio.

Sejenak, Kaisar tercengang. "Kalau begitu, kejar mereka sekarang, kau tunggu apalagi!" teriak Kaisar.

Kaisar tersenyum lalu mulai menancapkan gas mobil dan mobil melaju dengan cepat. Sayangnya, mereka kurang perhitungan. Tidak di sangka-sangka, mobil yang mereka kejar udah menunggu mereka.

Emilio mulai mendapatkan firasat tidak baik soal ini. Dia berusaha memutarkan mobilnya ke arah lain, tapi sayang rentetan peluru tertuju ke arah mobil itu.

Dor... Dor... Dor...

Ban mobil bagian belakang pecah dan peluru lainnya mengenai body mobil. Di saat yang sama sebuah mobil melaju cepat dan menabrak mobil Kaisar. Lalu, terjadi kecelakaan beruntung di sana.

Brak.... Brak... mobil terpelanting ke sisi jalan dan membalik.

"Dimanapun kau berada akan kutemukan kau Airlangga," ucap Kaisar sambil menatap mobil yang membawa Airlangga pergi menjauh.

Darah mulai mengalir memenuhi wajahnya dan tatapannya mulai buram.

"Tuan... Tuan...." panggil Emilio yang sama-sama terluka parah.

1
Khun Tee
walau bingung karna sering salah nulis nama tapi mencoba lanjut pengen tau akhir dari langga kek mana 🥰
AR Althafunisa
kan lihat begini senang, bahagia ku harap mereka semua bahagia 🥰😌
AR Althafunisa
aku berharap Rosebdan Emillio hidup bahagia, masa mereka sad ending. Yang satu karena penyakit yg satu krna resiko pekerjaan 😩😭😭😭
dan aku bahagia, Farida dan Kaisar hidup bahagia 🥰🥰🥰
AR Althafunisa
kasihan Rose sama Emilio aka author, jangan sad ending untuk mereka 😩😩😩
AR Althafunisa
ternyata yang bukan pelakor malah suhu si Ira 😃
AR Althafunisa
dan akhirnya Cantika tak mendapatkan harta bahkan cinta krna keserakahan nya seperti ibunya 😂🤭😌
AR Althafunisa
wkwkwk... parah banget, istri anak yg dibanggakan dan diterima ternyata... 😂🤭
AR Althafunisa
apa sih rahasia itu? apa Alias yg bukan anak Kaisar atau ibu nya Cantika yg punya selingkuhan? hmm.. Atau Cantika ternyata bukan anak Fadil 😃
AR Althafunisa
ntar giliran Rose cinta Emilio mati lagi dalam tugas 😪
AR Althafunisa
Sebenarnya gemana sih perasaan Kaisar sama Rose??? 🤔
AR Althafunisa
nasib mu Air 😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
ya ampun kasihan kamu Air 😭😭😭😭
AR Althafunisa
semoga penjahat yg nyulik Air punya hati pas tau air adalah perempuan, disayang seperti adik dan ga dibuat jalang 😫😫😫😫
AR Althafunisa
😭😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
di sini pelakor yang teraniaya parahnya juga dia korban lelaki bernama Fadil 🤧
AR Althafunisa
kasihan Air 🥲🥲🥲
Jjlynn Tudin
manusia biasa gitula ...buat apa rajin ibadah kalau Masih ada dendam🤭
Fachri Dhavi
lnjut crt alisa dan lana donk thor
Enni Etiningsih
farida gi jadi mak lampir..
Enni Etiningsih
serem kamu Kai..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!