Love Me Please, Honey

"Anda cukup bagus saat presentasi tadi" ucap Edgar sembari berjalan mendekat kearah istrinya yang tengah merapikan berkas-berkas presentasi tadi.

Valerie mendengus kesal sembari menatap kearah suaminya "puas anda melihat saya?!"

"Apa maksud anda? Saya melakukan sesuai dengan yang saya ucapan kan? Saya sama sekali tidak menggangu anda?" Ucap Edgar membela diri

Valerie tak menjawab, dirinya kemudian kembali membereskan kertas-kertas dokumen itu secara kasar seperti melampiaskan kekesalannya.

"Mau pulang bersama nanti?" Tanya Edgar mengalihkan pembicaraan

"Saya masih banyak pekerjaan" tolak Valerie tanpa melihat kearah nya

"Saya tunggu" balas Edgar tak menyerah

Brak!...

Valerie yang merasa risih dengan tawaran Edgar langsung membanting tumpukan dokumen itu ke meja dan menatap tajam kearah pria itu "Tidak usah! Kalau anda mau pulang, pulang saja sendiri! Tidak perlu mengajak saya!" Bentak nya dengan nada tinggi

Arif yang sedikit terkejut mendengar suara gebrakan meja langsung mematikan ponsel nya dan melirik kearah putri dan menantu nya itu. Dirinya kemudian berjalan kearah keduanya dengan tatapan curiga

"Ada apa ini?" Tanya nya dengan tatapan mengintrogasi

Valerie dan Edgar langsung terhenyak. Mereka kemudian saling mengalihkan pandangan ke arah lain menghindari tatapan dari Arif

"Kalian bertengkar bukan tadi?" Tanya nya lagi

Valerie mendengus"Tanya saja pada menantu Dady itu!" Ucap nya. Setelah itu ia kemudian membawa tumpukan dokumen tersebut dan pergi dari ruang meeting, meninggalkan kedua pria itu di sana.

Edgar menghela nafas berat. Dirinya kemudian menatap kearah mertua dengan tatapan bersalah "maaf pah, saya sudah membuat keributan disini"

"Apa Valerie selalu bersikap seperti itu pada mu?" Tanya Arif mengalihkan pembicaraan

"Ya? Itu..." Edgar nampak ragu-ragu untuk mengatakan yang sebenarnya

"Tidak apa-apa, katakan saja" ucap Arif tak mempermasalahkan

"Iya...pah" Jawab Edgar jujur

"Kalau begitu harusnya saya yang meminta maaf padamu, tolong maafkan sifat putri ku selama ini" ucap Arif sembari menundukkan kepalanya mewakili putri nya itu

Edgar cukup terkejut saat mertuanya menundukkan kepalanya di hadapannya "Ya? Kenapa papa minta maaf?"

"Saya terlalu memanjakan Valerie sampai-sampai dia bersikap seperti itu pada mu" jawab Arif benar-benar merasa bersalah atas kelakuan putri nya

Edgar terdiam sejenak. Dirinya kemudian tersenyum menatap kearah mertuanya "papa tidak perlu meminta maaf pada saya seperti itu. Saya tidak mempermasalahkan sikap Valerie pada saya, karena saya tahu dia seperti itu karena masih belum bisa move on dari Dion. Mungkin semakin berjalan nya waktu Valerie pasti bisa menerima saya sebagai suami nya" ucapnya yakin dengan dirinya sendiri.

Arif menatap nya dengan tatapan tak yakin. Bukan tidak yakin dengan menantu nya itu tapi dirinya tak yakin dengan putri nya yang sifatnya 11 12 dengan nya jika sudah jatuh cinta pasti sulit untuk melepaskan seseorang yang sudah dicintai.

Ya tapi melihat keteguhan menantunya itu, dirinya hanya bisa berdoa yang terbaik untuk keduanya.

"Yaa, papa juga mengharapkan seperti itu. Soalnya Valerie setelah berhubungan dengan Dion menjadi pembangkangan pada orang tuanya sendiri. Entah apa yang pria itu lakukan pada nya sampai Valerie berani membantah kami" keluh Arif sembari memijat pelipisnya

"Papa tenang saja, saya akan terus berusaha mendapatkan hati Valerie dan membimbing nya kembali menjadi lebih baik" ucap Edgar meyakinkan

Arif tersenyum mendengar ucapan Edgar "Papa pegang janji ucapan mu ya" ucap nya yang langsung membuat Edgar terkesiap mendengar nya "Ya?! Pah saya tidak berjanji tapi mengusahakan!" Sanggah nya

"Sama saja, laki-laki kalau sudah bicara seperti itu berarti harus menepati nya!" Tegas Arif

Edgar tersenyum kecut menatap mertuanya "iyaa, baik pah" Ucap nya mengalah

To be continue~