Hidup dalam keluarga yang tidak bahagia. Ayahnya, ibunya, serta kakak laki-lakinya lebih perhatian dan melimpahkan kasih sayang pada putri tiri mereka, Rachel Carnida.
Ruby merasa tidak dicintai dan tidak dihargai oleh keluarganya sendiri. Dia berusaha untuk membuktikan dirinya dan mendapatkan perhatian keluarga, tetapi setiap upaya yang ia lakukan selalu gagal.
Ruby tidak pernah menyerah. Sampai suatu hari, Ruby dibawa paksa oleh Cakra ke sebuah club dan diserahkan pada teman-temannya sebagai bentuk kakalahan Cakra dari taruhan. Ruby terkejut, perbuatan Cakra semakin menambah deretan luka yang selama ini sudah ia dapatkan.
Ruby pun akhirnya menyerah. Ia tidak lagi berusaha untuk mendapatkan cinta dari keluarganya. Tujuannya kini hanya satu; membalas dendam terhadap mereka yang selama ini telah menyakiti hatinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RYB 29. Herison Bertemu Rykhad.
Pria yang sudah tak lagi muda itu, dengan kharisma yang masih terpancar dari wajah tampannya, tengah fokus mengerjakan sesuatu. Tangannya bergerak lihai memotong kentang dan beberapa sayuran lainnya sebelum perhatiannya teralihkan saat seseorang datang.
"Maaf, Tuan. Ada telepon untuk Anda." Pelayan itu mendekat dan sedikit menunduk dengan tangan yang sudah mengulurkan telepon rumah pada Reagan.
Amanda yang berada tak jauh dari suaminya itu, juga menoleh, tapi setelahnya ia kembali menghadap kompor dan mengaduk sup yang tengah ia buat.
"Tunggu sebentar. Amanda membutuhkan sayuran ini secepatnya."
Reagan menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu, membiarkan seseorang yang berada di seberang telepon menunggu. Setelah memastikan sayuran yang istrinya butuhkan sudah siap, barulah ia menerima panggilan tersebut.
Amanda hanya menggeleng melihat itu semua.
"Ya?"
"Maaf, Tuan. Saya mengganggu waktu Anda."
"Kau menggangguku di jam aku membantu istriku! Cepat katakan. Awas saja kalau tidak penting!" Reagan berjalan menyerahkan semua sayuran kepada Amanda, pria itu masih sempat mengecup sekilas bibir istrinya.
"Semua beritanya sudah berhasil ditarik, Tuan. Tapi beberapa pengusaha sempat mengetahuinya dan menghubungi Tuan Roger untuk memberikan ucapan selamat," kata seseorang yang merupakan orang kepercayaan Reagan.
"Ck! Jadi dia sempat menikmati keuntungan setelah menyandingkan nama keluarganya dengan nama keluarga Rykhad!" Reagan terlihat kesal menerima laporan dari orangnya. "Lalu apa lagi?"
"Seorang pengusaha meminta bertemu dengan Anda hari ini."
"Siapa?" tanya Reagan mengernyit penasaran.
"Tuan Herison, Tuan. Dia menghubungi pagi ini, dan meminta untuk bisa bertemu dengan Anda langsung."
Reagan sesaat diam. Ia sudah tahu siapa Tuan Herison dan apa yang dilakukan oleh pria tua itu bersama Roger.
"Minta dia datang ke kantor."
"Baik, Tuan."
"Satu lagi. Beri pelajaran pada Roger karena sudah berani menggunakan nama Rykhad tanpa seizinku!"
"Baik, Tuan."
Reagan memutuskan sambungan telepon. Menyerahkannya kembali pada pelayan. Setelahnya ia berjalan mendekat pada Amanda dan memeluk istrinya itu dari belakang. Inilah waktunya ia menempel pada istrinya, selagi Rain-si bungsu masih berada di sekolah.
*
*
*
"Dari pengangguran tiba-tiba jadi CEO dadakan," celetuk Rexi menatap adiknya-Emer yang datang ke perusahaan Rykhad Holdings dan langsung menuju ruangannya.
"Ucapanmu seperti meragukan kemampuanku, Kak." Emer mendengus. "Dan lagi, aku itu tidak pengangguran. Aku hanya terlalu sibuk dengan kuliahku sampai tidak bisa membantumu."
Rexi mengangguk saja mendengar ucapan adiknya itu. Emer juga datang hanya untuk menyapa kakaknya sebelum beranjak ke ruang kerjanya sendiri.
"Sudahlah, aku akan pergi ke ruanganku!"
Namun, sebelum Emer benar-benar pergi. Asisten Rexi masuk ke dalam ruangan.
"Ada yang ingin bertemu dengan Anda, Tuan," lapornya pada Rexi.
"Siapa? Bukankah pagi ini aku tidak memiliki janji. Aku sibuk." Rexi menolak untuk bertemu. Apalagi jika sebelumnya tidak membuat janji dengan asisten ataupun sekertarisnya.
"Tapi beliau sudah membuat janji sebelumnya, Tuan. Dan dia mengatakan bahwa dia adalah tunangan Nona Ruby," asisten Rexi kembali memberi tahu.
Dan ucapan itu berhasil mengejutkan seseorang yang dari tadi diam menyimak. Emer langsung berdiri dari duduknya dan melotot pada asisten kakaknya.
"Apa maksudmu tunangan Ruby?!" tanya Emer tajam. "Aku tunangan Ruby!" kata Emer lagi dengan menekan dan menunjuk dirinya.
"Maaf, Tuan Muda Emer. Saya juga tidak mengerti..."
Sebelum asisten Rexi bisa melanjutkan ucapannya, Rexi sudah lebih dulu memotong dengan nada yang tegas.
"Suruh dia masuk."
Mendengar perintah itu, asisten Rexi pun segera keluar untuk memanggil orang yang bersangkutan.
Emer masih berdiri, ia langsung memutar tubuhnya mengarah pada pintu. Siapa yang sudah berani mengaku-ngaku sebagai tunangan Ruby. Sementara Rexi, meski penasaran, ia tetap duduk di kursi kerjanya.
Hingga tak berselang lama, pintu ruangan itu kembali terbuka. Asisten Rexi masuk bersama Tuan Herison dan asisten pribadinya.
Tuan Herison melihat Rexi dan Emer, ternyata tidak ada Reagan di ruangan itu. Ia sedikit menunduk pada Rexi sebagai bentuk sapaan karena mengenal pria itu di dunia bisnis.
"Tuan Herison, apa yang membuat Anda sampai ke sini?" tanya Rexi terdengar ramah. Ia cukup terkejut melihat pria paruh baya itu yang ternyata mengaku sebagai tunangan Ruby.
"Saya datang untuk membahas tentang Ruby. Saya dengar bahwa; putra keluarga Rykhad-Emerald akan menikahinya. Saya ingin tahu apakah itu benar."
"Itu benar. Dan aku lah calon suami Ruby!" Emer yang menjawab. Ia mengambil posisi lebih maju berdiri dengan wajah marah di hadapan Tuan Herison.
Rexi menggeleng melihat sikap adiknya itu, Emer tidak bisa ditantang—ia pasti akan lekas menyambutnya.
Rexi mempersilahkan Tuan Herison dan asistennya untuk duduk terlebih dahulu. Barulah setelah itu mereka melanjutkan kembali pembicaraan.
"Saya tidak setuju dengan keputusan itu," kata Tuan Herison. Ia langsung mengatakan maksud dan tujuannya mengapa datang menemui keluarga Rykhad. "Ruby adalah tunangan saya, dan saya tidak akan membiarkannya menikah dengan orang lain," ucapnya lagi lebih tegas di balik suara tuanya.
Rexi dan Emer sama-sama terkejut mendengarnya, tapi Emer jauh lebih terkejut lagi. Emer bahkan memandang Tuan Herison dengan mata yang sudah menyala-nyala. Tidak hanya marah, Emer juga kesal serta geram melihat pria tua yang begitu percaya diri ingin bersaing dengannya.
jd saat tau laki selingkuh gk akn gila tp malah bisa berdiri tegak.
Ruby juga beruntung. Setelah penderitaan yang dia alami selama ini, akhirnya dia dapetin suami, mertua, ipar yang baik ....
Semoga mereka selalu bahagia.
Juga yang jahat-jahat harus mendapatkan karma yang setimapal/Determined//Angry/
Dan satu lagi, jangan lupakan Rexi untuk aku/Slight//Facepalm/
Semangat Kak Di. Semangat untuk nulisnya, sehat-sehat selalu, dan sukses terus untuk ceritanya💪🥰😘😘❤❤❤
Cakra tidak menjaga adiknya dengan baik Mom Safira😭😭😭
ngomen othor tantik aja biar dapet balesan surat cinta/Silent//Silent/