NovelToon NovelToon
Menikahi Bintang Film Dewasa

Menikahi Bintang Film Dewasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Dark Romance / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / CEO Amnesia
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vanilla Ice Creamm

Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.

Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.

Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.

Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Liburan Ke Roma

Pablo mendengus, mengalihkan pandangannya dari Diego.

"Aku tidak menginginkan Laura. Aku hanya membutuhkannya agar tetap terikat," koreksinya sebagai upaya denial.

"Terserah apa katamu. Tapi kau terlihat lelah, Pablo. Kau menghabiskan energi lebih banyak untuk melawan hatimu daripada mengurus perusahaanku. Aku tidak butuh asisten yang tegang. Liburan itu bukan tawaran; itu perintah," tegas Diego, nadanya kini beralih menjadi otoritatif.

Diego meletakkan dua buah amplop kecil di atas meja bar.

"Dua tiket kelas satu ke Roma, satu minggu penuh. Kau akan membawa Laura ke sana. Lupakan kursus Laura dan pekerjaanmu. Kembalilah dengan pikiran segar. Dan kembalilah dengan cerita yang bisa meyakinkan dunia bahwa pernikahan ini adalah cinta sejati."

Diego menatap tajam. "Ingat, Pablo. Laura adalah bagian dari Keluarga Torres sekarang, meskipun melalui dirimu. Jaga dia. Dan manfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat sandiwara kita. Jika kalian berdua gagal menciptakan citra pasangan bahagia, rencanaku akan terganggu."

Pablo akhirnya menghela napas panjang. Ia mengambil dua amplop itu, menyadari bahwa ia tidak punya pilihan selain menaati perintah ini. Tugas barunya bukan lagi mengelola aset, melainkan menciptakan ilusi cinta.

"Baik, Tuan. Kami akan pergi ke Roma minggu depan," Pablo mengakui kekalahannya.

"Sempurna. Sekarang, mari bersulang untuk Nyonya Torres dan... Nyonya Reyes. Semoga mereka selalu membawa drama yang menarik bagi hidup kita," ujar Diego sambil mengangkat gelasnya, senyum puas terukir di wajahnya.

Pablo mengangkat gelasnya tanpa senyum. Baginya, drama baru saja akan dimulai.

****

Diego menoleh dari dokumen yang sedang ia pegang, sedikit terkejut mendapati Julia sudah berada di belakangnya, membaca pesan singkat yang ia kirimkan kepada Pablo.

"Sayang, aku sedang mengurus pipeline investasi. Kenapa kau mengecek laptopku?" tanya Diego, meskipun ada senyum yang terselip di bibirnya. Ia memutar kursinya untuk menghadapi Julia, yang tampak cantik walau baru saja selesai menyusui si kembar, Marco dan Marlo. Mata Diego tak lepas dari aset sumber kehidupan si kembar.

Julia menyilangkan tangan di depan dada, nadanya terdengar menegur tetapi matanya menunjukkan geli.

"Aku sedang memeriksa apakah Chief of Staff suamiku sudah diberi hak cuti yang layak, Tuan Torres. 'Kau keterlaluan, Diego.' Menawarkan Roma sebagai 'hadiah' tapi menekankan bahwa itu untuk 'memperkuat sandiwara'? Kau terdengar seperti diktator romantis."

Diego meraih pinggang Julia, menariknya mendekat hingga Julia terduduk di pangkuannya.

"Aku tak punya cara lain, mi amor," bisik Diego, wajahnya melembut. "Aku terpaksa menyalahi wewenangku sebagai CEO, karena Pablo keras kepala dan sok tak butuh dengan Laura."

Ia memejamkan mata sejenak. "Jika tidak kuperintahkan, Pablo akan terus mengurung diri dalam logikanya, menganggap Laura sebagai risk yang harus diisolasi, dan bukannya sebagai wanita yang bisa memberinya kenyamanan. Kau tahu, Pablo tidak pernah melunak, kecuali untuk urusan pekerjaan."

Julia tertawa kecil dan menggeleng. "Oke... sedikit manipulatif, memang perlu. Laura pasti senang. Empat bulan sejak di Madrid, dia jarang bepergian. Anggap saja ini bulan madu tertunda bagi mereka."

Ia menyentuh pipi suaminya. "Tapi jangan terlalu menekannya. Pablo sudah berjuang melawan dirinya sendiri. Biarkan mereka menikmati Roma, Diego. Biarkan mereka kembali dengan cerita yang nyata, bukan hanya skenario yang kau buat."

"Tentu saja. Aku ingin mereka berhasil. Pernikahan Laura yang stabil adalah kunci stabilitas politik dan sosial Keluarga Torres. Dan jujur saja," Diego tersenyum nakal, "Pablo juga butuh belajar bagaimana caranya bersikap seperti suami sungguhan, bukan hanya seorang 'Manajer Aset'."

Julia mencium pipi Diego. "Kau sudah mengatur segalanya. Aku yakin mereka akan kembali dengan berita baik."

"Berita baik? Apa maksudmu?"

Julia menyeringai penuh rahasia. "Bayi. Roma adalah tempat yang bagus untuk melonggarkan klausul 'anak' yang selama ini kalian jaga ketat, bukan?"

Diego terdiam, lalu sebuah senyum perlahan muncul di wajahnya, menunjukkan bahwa ide itu sangat menarik. "Kau memang luar biasa, Nyonya Torres."

****

Malam itu, di kediaman mereka.

Laura baru saja selesai mandi setelah berolahraga di ruang kebugaran yang disediakan Pablo. Ia mengenakan bathrobe dan sedang menyisir rambut ketika Pablo masuk ke suite-nya. Laura sedikit terkejut, namun tetap tenang.

"Ada apa, Pablo? Apakah acara di bar bersama kakak iparku membahas pekerjaan kantor lagi, sehingga kau tegang?" Laura berdiri menghampiri Pablo yang sedang melepas kemeja, kini hanya menyisakan celana bahan. Wajah Pablo tampak lelah, namun tetap tampan.

"Tidak. Bukan pekerjaan kantor."

"Lalu?"

"Aku baru saja menerima perintah dari Diego."

"Perintah? Mengenai apa?"

"Kita akan pergi."

"Ke mana? Pertemuan mendadak dengan stakeholder? Aku belum siap dengan materi saham."

"Bukan pertemuan bisnis. Ini liburan."

"Liburan? Kau serius?"

"Satu minggu. Roma. Diego memberikan ini sebagai imbalan atas kepatuhanmu selama empat bulan."

"Imbalan? Jadi aku ini hewan peliharaan yang diberi tulang?"

"Anggap saja begitu, jika itu membuatmu lebih mudah menerima. Aku tidak peduli bagaimana kau menyebutnya. Yang penting, ini adalah reward dan tugas untuk memperkuat sandiwara pernikahan kita di mata publik."

"Roma... Jadi ini bulan madu yang tertunda?"

"Ini adalah misi pencitraan. Kemasi barang-barangmu. Kita berangkat akhir pekan depan."

***

Di Hotel Mewah Roma, Palazzo Manfredi

Seminggu kemudian, di salah satu suite hotel mewah dengan pemandangan Colosseum di kejauhan, Laura berdiri di hadapan Pablo. Laura baru selesai mandi setelah tiba dua jam lalu dan mengenakan robe mandi memancarkan aura cantik dan menggoda.

"Apa kita akan bersenang-senang selayaknya suami istri? Atau sebatas teman berkencan? Aku berharap kita bisa bersikap normal tanpa kekakuanmu, Pablo," Laura mendekati Pablo dan mengalungkan tangannya di lehernya.

Meletakkan gelas wine-nya, menatap lurus ke mata Laura, "Tentu Laura. Lupakan klausul kontrak sejenak. Aku sudah memberikan izin agar kau bersenang-senang dan bersikap 'normal' seperti yang kau inginkan."

"Hanya izin?"

"Tentu saja. Tujuan kita ke sini adalah untuk meyakinkan bahwa kita adalah pasangan bahagia. Jadi, ini adalah misi di mana kau harus menjadi Nyonya Reyes yang sangat bahagia."

"Dan kau? Suami yang bahagia?"

Pablo menarik pinggang Laura mendekat, suaranya sedikit serak. "Aku akan memastikan sandiwara ini terlihat nyata di mata publik dan... di mata dirimu. Aku akan tunjukkan padamu bahwa aku adalah suami yang sangat memuaskan."

"Dan kendalinya?"

"Tentu saja, kendalimu tetap ada padaku, Laura. Bahkan dalam liburan ini, akulah yang memegang kendali penuh atas seberapa 'normal' kita boleh bersikap."

"Kalau di ranjang? Siapa yang memegang kendalinya, menurutmu selama ini?."

"Kau tahu jawabannya, Laura. Tentu saja, aku." lanjutnya, mencondongkan wajahnya sedikit, bibirnya hampir menyentuh telinga Laura.

​"Kau selalu menurut. Bukankah itu yang membuktikan bahwa aku adalah yang memegang kendali penuh, bahkan di atas ranjang?"

1
Vanilla Ice Creamm
Hai semua... aku up setiap hari ya, minta tolong klik Like dan ulasannya ya... boleh banget lho kritik, saran dan komentarnya, agar author makin semangat menulisnya.
Vanilla Ice Creamm
Hai semua... minta dukunganan like & koment utk saran ya readers.
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!
Yolanda
langsung baca
Park Nana
suka sama karakter cewe2 rebel ini....
Park Nana
dari judulnya, ibarat makanan itu.. "menggugah selera" lebih ke kategori romance yg dikemas dg cerita yang ada tujuannya, bkn soal hubungan fisik semata.
dari karakter Laura, Laura ini blak-blakan dan grusa grusu ya... cocok sm karakter Pablo yg disiplin spy lbh terarah.
Vanilla Ice Creamm: hai terima kasih sdh mampir
total 1 replies
Bengkoang Studio
Anjay, dah pada mateng usianya 😌
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025
salfok Julia uda hamil gede disini 🤗
Vanilla Ice Creamm: eh iya dong, di GN kan ada perjanjian sm diego utk hamil.. sdikit mengambil rulenya Christiano Ronaldo & Georgina Rodriguez
total 1 replies
Enjel
Selamat atas karya pertama author kesayanganku yang pindah kemari.. jangan ragu utk baca karya kak vanilla
Vanilla Ice Creamm: terima kasih ud mampir ya, kak
total 1 replies
Enjel
wah laura... laura... emang perlu banget sih ya laki-laki itu diminta ketegasannya dari awal... jgn ksh kendor💪
VIC
penasaran deh
VIC
good job, mi vida
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!