NovelToon NovelToon
Duda Kaya Itu Suamiku

Duda Kaya Itu Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahmuda / Duda / CEO
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yayuk Handayani

Janda hanyalah statusku.


Nadira Ayu, seorang gadis muda yang berparas cantik. Tak pernah terbayangkan oleh Nadira, jika dirinya akan menjadi seorang istri diusianya yang masih begitu muda.


Lika liku serta permasalahan dalam hidupnya seolah telah berhasil membuatnya terlempar dari keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari, dengan tanpa sengaja, dirinya dipertemukan dengan seorang gadis kecil yang begitu cantik.


Dan alangkah terkejutnya Nadira, saat gadis kecil itu menginginkannya untuk menjadi sang mommy baginya. Namun sayang, daddy dari gadis kecil itu memandang dirinya dengan sebelah mata hanya karena ia berstatus sebagai seorang janda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Gadis Kecil

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Sang waktu masih terus berjalan. Tanpa terasa, sudah hampir tiga minggu lamanya Nadira bekerja pada bu Dewi. Meski sikap keramahan selalu dirinya haturkan, namun dibalik itu semua, hatinya begitu sangat terluka dengan segala kepedihannya.

Berpisah dengan putra tercintanya begitulah sangat berat. Nadira sangat tahu bagaimana putranya Alvin itu begitu sangat ingin dan selalu bisa berada di dekatnya. Dan Nadira sangat yakin jika putranya saat ini sedang berada di masa yang sulit karena berpisah dengannya. Namun itu adalah jalan yang terbaik untuk saat ini, pelan tapi pasti, putranya Alvin akan bisa menerima semuanya. Dan Nadira hanya bisa berharap dan selalu berdoa agar sang putra bisa selalu diberi kesehatan.

" Bu, menu yang ini untuk nomer tujuh kan bu? ". Seru Nadira setelah menu pesanan itu telah siap di atas nampan.

" Iya nak, ini menu untuk menu di meja sana ". Sahut bu Dewi.

" Ya sudah, mau Dira antar ke sana ". Sahut Nadira.

Dengan penuh kehati - hatian Nadira pun membawa pesanan itu pada meja yang dituju.

" Permisi mas, ini menu pesanannya ". Seru Nadira ramah, lalu dengan hati - hati gadis itupun mulai meletakkan satu persatu menu makanan itu di meja.

Sepanjang Nadira meletakkan menu - menu itu, salah satu dari mereka seolah tak henti menatap Nadira. Sebenarnya kedua pemuda itu merasa kagum dengan kehadiran Nadira, namun yang paling tak henti menatap dengan tatapan tak biasa itu adalah pemuda yang satunya.

Jujur saja Nadira yang dipandang seperti itupun sebenarnya merasa tak nyaman dan merasa risih, namun dirinya tetap berusaha untuk bersikap secara profesional agar para tamu yang datang di kafe itu tak merasa kecewa karena pelayanannya yang kurang baik.

" Selamat menikmati ". Seru Nadira lagi.

" Terima kasih mbak ". Sahut kedua pemuda itu dengan tersenyum.

Nadira pun kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur, dan pada saat dirinya melewati lorong di sekitar meja, tiba - tiba saja ada salah seorang pria yang dengan begitu percaya dirinya mengedipkan sebelah matanya pada Nadira.

Nadira yang mendapati sikap semacam itu sebenarnya merasa sangat tak suka bahkan merasa kesal, namun Nadira berusaha untuk tak menggubris nya.

" Sabar Dira, beginilah risiko saat bekerja di tempat yang banyak orangnya ". Batin Nadira.

Nadira masih terus melanjutkan langkahnya itu menuju dapur. Nadira tak pernah menyangka jika dirinya akan mendapat perlakuan semacam ini dari tamunya sendiri, karena selama dirinya bekerja di tempat ini, tak pernah sekali pun Nadira mendapat perlakuan semacam ini. Namun Nadira tak mempermasalahkannya, selama itu masih tak melebihi batas, Nadira masih bisa memaafkannya.

" Dira ". Seru bu Dewi lembut setelah Nadira berada di dekatnya.

" Iya bu ". Sahut Nadira.

" Kamu kesal pada mereka nak? ". Tanya bu Dewi.

Nadira menjadi mengernyit bingung setelah mendengar pertanyaan dari bu Dewi. Kesal kepada mereka?, mereka siapa yang bu Dewi maksud.

" Maksud ibu? ". Sahut Nadira bingung.

" Ya apa kamu merasa kesal pada mereka yang sudah sengaja menatap dan bersikap yang tak biasa pada kamu nak, kalau kamu merasa tak terima, akan ibu peringati mereka sekarang juga ". Sahut bu Dewi pada akhirnya.

Nadira pun baru paham maksud dari bu Dewi, jadi orang yang dimaksudnya adalah dua orang yang tadi. Nadira hanya bisa tersenyum menanggapinya.

" Tidak perlu bu, ibu tidak perlu melakukannya, ini sudah menjadi risiko jika bekerja di tempat umum seperti ini, dan kalaupun mereka melakukan hal - hal yang sangat berlebihan apalagi sampai berbuat yang tak senonoh, akan Dira hadapi mereka sendiri bu, tidak perlu ibu yang melakukannya ". Sahut Nadira dengan tersenyum, Nadira sangat paham jika bu Dewi bermaksud untuk membela nya.

" Huum... baiklah nak ". Sahut bu Dewi pada akhirnya.

Lalu bu Dewi dengan Nadira pun melanjutkan aktivitas mereka untuk kembali menata beberapa menu makanan yang akan segera dikirim hingga selesai.

" Alhamdulillah, sudah selesai bu, apa makanan ini akan di kirim sekarang? ". Tanya Nadira.

" Iya nak, makanan ini harus di kirim sekarang, karena sekitar satu jam lagi sudah waktunya jam istirahat kampus ". Sahut bu Dewi.

Ya, makanan yang sudah mereka siapkan itu adalah makanan untuk para dosen serta staff kampus yang ada di kampus itu yang memang sudah sering memesan makanan di kafe bu Dewi, lebih tepatnya yang memesan makanan itu adalah para dosen dari anaknya yang kuliah di kampus itu.

" Ya sudah nak, ini kunci motornya, dan kalau di kampus kamu bertemu dengan Putri, jangan lupa sampaikan sama dia untuk belajar yang benar di kampus, kalau tidak bertemu ya sudah kamu segera pulang saja nak ". Lanjut bu Dewi dengan memberikan kunci motornya itu.

" Iya bu ". Sahut Nadira.

Tak ingin membuang waktu lebih lama lagi, akhirnya Nadira pun segera membawa pesanan makanan itu agar segera sampai di kampus Putri.

Helm untuk pengaman kepalanya telah Nadira pasang dengan benar. Makanan pesanan yang dibungkus dengan rapi itupun telah diletakkan dengan baik di motornya agar tak bergeser. Dan sekarang, saatnya lah bagi Nadira menghidupkan motor matic nya itu menuju kampus Putri.

*****

Tak butuh waktu lama bagi gadis yang masih belum genap berusia dua puluh satu tahun itu sampai di halaman kampus sosok teman yang kini telah menjadi sahabat dekatnya. Mungkin hanya butuh waktu kurang lebih sepuluh menit bagi Nadira sehingga dirinya telah sampai di halaman kampus.

" Wah, kampusnya besar sekali ". Puji Nadira setelah ia telah sampai di depan sana.

" Jadi Putri kuliah di kampus yang bagus seperti ini, apa aku bisa kuliah di sini? ". Batin Nadira berbicara dengan masih menatap gedung kampus sahabatnya itu.

" Ya Allah Dira, kok kamu malah melamun sih, kamu ke sini kan untuk mengirim makanan ". Gumam Nadira dengan menggeleng.

Nadira pun kembali melangkah untuk lanjut menuju ruangan kampus. Di saat dirinya telah masuk dengan posisi masih tak terlalu jauh melangkah setelah melewati pintu masuk, nampak beberapa anak kampus yang ada di sana memperhatikan kedatangan Nadira, hingga dari arah yang berlawanan darinya, nampak ada salah seorang wanita yang berusia matang telah berjalan dengan penuh berwibawa.

Dan benar saja, setelah melihat wanita itu, membuat beberapa mahasiswa menyapa dengan sopan wanita yang berusia matang itu. Dan bisa Nadira pastikan jika wanita itu adalah salah seorang dosen di kampus ini.

" Permisi mbak, makanan ini dari kafe nya bu Dewi ya? ". Seru wanita itu tiba - tiba setelah berada di dekat Nadira.

" Eh, iya bu, ini makanan dari kafe bu Dewi ". Sahut Nadira, ternyata wanita yang Nadira anggap dosen inilah yang telah memesan makanan di kafe nya.

" Ya sudah, kalau begitu saya ambil ya makanannya ". Seru ibu itu ramah.

" Baik bu ". Sahut Nadira, lalu ia pun memberikan pesanan makanan itu pada dosen perempuan yang ada di depannya.

" Terima kasih ya mbak sudah diantar ke sini, biasanya sih teman saya yang selalu menjemput pesanan makanannya ke kafe bu Dewi, tapi karena tadi sempat ada rapat, jadinya kami meminta untuk diantarkan saja makanannya ". Seru bu dosen itu.

" Iya bu tidak apa - apa ". Sahut Nadira dengan tersenyum.

" Ya sudah, ini mbak uangnya, terima kasih ya mbak ". Ujar dosen wanita itu dengan menyodorkan uang pada Nadira.

" Iya ibu sama - sama ". Sahut Nadira.

Dan setelah drama penyerahan pesanan makanan itupun, akhirnya Nadira kembali melangkahkan sepasang kaki jenjangnya itu menuju halaman luar kampus untuk segera pulang, karena tak bertemu dengan sang sahabat Putri, akhirnya Nadira pun lebih memilih untuk pulang saja sesuai pesan dari bu Dewi.

*****

Dengan kecepatan sedang, Nadira, gadis yang berparas cantik itu mengendarai motor matic nya ikut membelah jalanan ibu kota. Sepanjang perjalanan menuju pulang, sesekali Nadira memandangi tepian jalan di kota itu.

Hingga disaat motornya melewati daerah di sekitar taman kota, tanpa sengaja Nadira melihat sesosok gadis kecil yang sedang duduk bersimpuh di tepi taman dalam keadaan menahan isak tangisnya.

" Ya Allah, anak kecil itu kenapa?, kenapa dia menangis, kemana orang tuanya? ". Seru Nadira yang merasa iba.

Karena merasa iba dan khawatir, akhirnya Nadira pun memilih untuk untuk membelokkan motor matic nya itu untuk menemani sang gadis kecil. Nadira berniat untuk menemani gadis kecil yang sedang menangis sesenggukan itu tanpa adanya seseorang yang menemaninya.

Setelah dirinya sampai di taman, dengan perlahan Nadira mendekati gadis kecil yang masih terisak itu.

" Sayang, kamu sedang apa di sini, kenapa kamu menangis hem? ". Seru Nadira lembut setelah berada di dekat gadis kecil itu.

Sontak gadis kecil yang masih terisak itupun langsung menoleh ke arahnya.

" Mommy ". Seru gadis kecil itu tiba - tiba.

Gadis kecil itu pun langsung berdiri dari posisinya dan...

Grepp... ia langsung memeluk Nadira dengan begitu eratnya.

" Mommy hiks hiks... jangan tinggalkan Aida hiks... Aida tak mau mommy pelgi myh hiks hiks... ". Seru gadis kecil itu yang ternyata bernama Aida.

Sontak Nadira pun merasa sangat terkejut dengan pernyataan gadis kecil yang masih memeluknya dengan begitu erat ini. Nadira merasa bingung dengan sosok gadis yang masih memeluknya. Mengapa gadis kecil ini menyebutnya dengan sebutan mommy.

Nadira pun membalas pelukan gadis kecil yang sedang menangis dalam dekapannya. Dengan perlahan tangannya itu mulai terulur untuk mengelus punggung mungilnya yang masih bergetar.

" Sayang, kenapa kamu menangis nak, jangan menangis ya, nanti hilang loh cantiknya kalau menangis ". Sahut Nadira lembut.

Lalu gadis kecil yang bernama Aida itu pun mulai melepas rengkuhannya dari Nadira.

" Mommy, mommy jangan pelgi ya, temani Aida di sini, Aida takut sendilian mommy ". Seru Aida dengan isakannya yang sudah mulai mereda.

" Emm sayang, maaf ya, bukannya bunda menolak, tapi, jangan panggil bunda dengan sebutan mommy ya nak, karena bunda ini bukan mommy nya Aida, mungkin Aida salah mengenali orang sayang ". Sahut Nadira dengan perasaan tak enak hatinya.

" Aida tidak punya mommy, kata daddy, mommy nya Aida sudah pelgi ke sulga, jadi Aida tidak punya mommy, mommy mau kan jadi mommy nya Aida? ". Seru si kecil Aida dengan begitu polosnya.

Deg...

Hati Nadira begitu sangat sangat tertegun dan terenyuh setelah mendengar pengakuan gadis kecil yang ada di dekatnya ini. Hatinya merasa sangat iba padanya, bagaimana tidak, disaat masih balita seperti ini, di mana anak seusianya masih begitu sangat membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu, malah tak mendapatkan nya karena ia sudah kehilangan ibunya, sungguh Aida gadis kecil yang malang.

Dengan perasaan sayangnya, Nadira pun mulai menarik dengan lembut tubuh mungil Aida, dan membawanya ke dalam pelukannya.

" Bagaimana mommy, apa mommy mau jadi mommy nya Aida? ". Seru Aida lagi dengan mendongakkan wajahnya.

" Emm, iya sayang, Aida boleh menganggap bunda sebagai mommy nya Aida, tapi, jangan panggil bunda dengan sebutan mommy ya sayang, panggil saja dengan sebutan bunda, bunda tidak terbiasa dengan sebutan mommy nak ". Sahut Nadira pada akhirnya.

" Iya bunda ". Sahut Aida dengan tersenyum senang, lalu gadis kecil itupun kembali memeluk bunda barunya itu.

Akhirnya setelah sekian lama, keinginan Aida sudah terkabulkan. Dari semenjak dahulu gadis kecil itu ingin memiliki seorang ibu sama seperti anak - anak yang lainnya namun tak kunjung terwujud. Dan kini, akhirnya apa yang menjadi keinginannya itu terwujud juga pada hari ini. Sungguh Aida merasa sangat bahagia.

Bersambung..........

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

1
Tri Utari Agustina
Cerita bagus banget thor semangat
Yayuk Handayani: Terima kasih kak 🙏
total 1 replies
reni puspitasari
Luar biasa
reni puspitasari
Lumayan
pejuang rupiah😶‍🌫️
Biasa
Tri Utari Agustina
Rasakan Ria diberhenti oleh Andara karena mengasih minyak goreng dikolam renang
Tri Utari Agustina
Suster Ria mau dengan Andara kaca suster ria
Sandisalbiah
mohon maaf sebelumnya.. bukankah saat ini posiai Andra baru akan keluar rumah sakit ya... itu pas kecelakaan bukanya kondisi tangan Andra ada yg patah.. terus kok bisa gendong Nadira..?? 🤔🤔🤔🤔
Tri Utari Agustina
Rasakan Santi dan Siska dibentak oleh Andara
Tri Utari Agustina
Semoga Celine berbohong masalah penyakitnya semoga ketahuan oleh Andara
Sandisalbiah
mungkin setelah kecelakaan otak Andra jd lebih waras dan sikap egoisnya jd berkurang
Sandisalbiah
bodoh apa pura² bego si Andra ini...
Sandisalbiah
preett lah Ndra.. kalau kata maaf bisa menyelesaikan semua masalah.. dan kata maaf bisa menghilangkan rasa sakit di hati maka dunia ini tdk memerlukan hukum dan peraturan..
Sandisalbiah
hadeh.. lemah banget MC ceweknya.. gampang banget di tindas..
Runik Runma
rasain kmu ndra
Runik Runma
ntar bucin loh
Sandisalbiah
laki² egois si Dani ini... pengecut banget sikapnya
Indira Ira
Luar biasa
Tri Utari Agustina
Dasar Dani tidak tahu diri menyuruh Dira menjaga anaknya
Tri Utari Agustina
Jahat mama Santi terhadap Dira semoga ada balasannya
Tri Utari Agustina
Apa Dira anak pungut atau anak kandung thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!