"Siapa namamu? Kenapa wajahmu sangat mirip denganku?" tanya Gavin spontan tanpa basa-basi.
"Namaku Daniel. Mirip denganmu? Kurasa tidak, Uncle. Kata Mommy, aku sangat tampan! Bahkan, tak ada yang mengalahkan ketampananku."
"Sial! Berani sekali anak kecil ini melawanku,"
Daniel, adalah putra Elleana yang pandai melukis dan mulai tumbuh besar. Kemampuannya dalam melukis, membuat siapapun kagum padanya. Siapa sangka, ia memenangkan lomba melukis di sebuah galeri seni ternama. Rupanya, seorang Gavin Alenxander, sang CEO galeri seni itu, merasa bahwa Daniel mirip dengannya. Apakah Daniel dan CEO itu ada hubungannya?
Sebuah keajaiban terjadi, ketika Daniel menghadiri lelang lukisan terbesar di dunia. Ellea dan Gavin dipertemukan dalam sebuah acara yang sama. Gavin Alexander sangat kaget, mengingat anak kecil yang mirip dengannya, tengah bersama Ellea, wanita yang dulu pernah menjadi masa lalunya.
Apakah hubungan Ellea dan Gavin di masa lalu? Siapakah Ayah Daniel sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Can you?
Kamar hotel Daniel dan Ellea ....
Saat Ellea menutup pintu kamar hotel, Daniel belum sepenuhnya terlelap. Ia ingin tidur, tapi perasaannya sungguh tak nyaman. Lalu, ia pun duduk di ranjang. Daniel tak ingin Ellea pergi meninggalkannya, ia merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Tiba-tiba, Daniel mendengar suara aneh dari luar, suara sepatu dan suara bekapan seseorang.
"Mommy? Apa itu Mommy? Mommy kenapa?" Daniel kaget, tapi ia juga sedikit takut.
Daniel memberanikan diri, ia mencari sebuah alat penyelamatan. Dilihatnya gunting kecil oleh Daniel, ia pun membawanya. Perasaannya ketakutan, tapi ia tak bisa membiarkan sesuatu terjadi. Daniel yakin, Ibunya dalam bahaya. Ia keluar perlahan, ia membuka pintu sedikit demi sedikit, agar tak ada yang mengetahui jejaknya.
Benar saja, seseorang membawa paksa Ellea masuk ke dalam lift. Daniel pun keluar dengan cepat, dan segera mengikuti ke mana perginya Ellea. Daniel menunggu, sama seperti Gavin yang tadi menunggu Ellea dan Daniel naik ke lift. Perlakuan Daniel, tak ayal dengan perlakuan Gavin. Hal yang mereka lakukan itu nyatanya sama.
Daniel shock, karena seseorang itu membekap Ellea dan memaksanya pergi masuk ke sebuah kamar. Daniel tak ingin gegabah, ia perlahan-lahan mendekati pintu kamar. Daniel menilik sosok pria yang membawa Ibunya, Daniel merasa seperti mengenalnya, tapi ia lupa siapa sosok itu.
Daniel mencoba mendengarkan suara dari luar. Tapi, kamar hotel milik pria itu sepertinya kedap suara. Daniel tak bisa mendengarkan suara apapun. Tak seperti kamar hotelnya, yang tak kedap suara. Daniel tak ingin buru-buru mengetuk pintu, ia harus memikirkan bagaimana caranya agar pria itu tak menyakiti Ellea. Sejujurnya, Daniel sangat ketakutan kali ini, tapi demi sang Mommy, Daniel harus kuat.
Beberapa menit berpikir, Daniel menguatkan dirinya, ia harus segera menyelamatkan Ellea. Daniel pun mencari cara bagaimana agar Ellea bisa mendengar suaranya dari luar. Daniel menghela napas, ia memberanikan diri untuk segera menolong Ellea.
"Mommy, mommy ... kau ada didalam, kan? Aku tahu, jejakmu yang berada di kamar ini. Mommy ... keluarlah!"
Didalam kamar, Ellea dan Daniel mendengar suara Daniel yang berteriak di luar. Ellea shock bukan main, karena Daniel menemukannya. Ia takut, jika Gavin akan menyentuh Daniel. Jantungnya berdebar kencang, karena Gavin ... mulai tertarik dengan Daniel, dan Ellea sangat-sangat tak menginginkan hal itu terjadi.
Astaga, Daniel ... kenapa dia bisa berada didepan kamar itu. Ellea ketakutan, karena ancaman Gavin tak main-main. Ellea takut Gavin menyentuh Daniel.
Gavin menoleh kearah pintu, "Anakmu ada diluar, girl! Apakah kita harus berbincang bersama-sama?"
"Kau tak boleh menyentuhnya sedikitpun! Dia tak ada hubungannya denganmu, Tuan Gavin!" Pekik Ellea.
"Oh, rupanya kau tahu namaku. Bolehkah aku tahu namamu? Siapa namamu, wanita cantik? Dulu, kita bahkan tak sempat berkenalan." Goda Gavin.
"Ellea! Please, let me go! Aku akan menemui anakku. Kumohon, lepaskan aku. Aku tak akan pernah mengganggu hidupmu, dan aku juga memohon padamu ... agar kau tak mengganggu hidupku," Ellea memelas.
"Tidak bisa seperti itu, Ellea yang cantik. Aku sudah tertarik dengan anakmu sejak dulu. Dewi fortuna kini membawaku bertemu kembali dengannya. Yang lebih mengagetkan lagi, ternyata monster kecil itu adalah ... anakmu!" Gavin menyunggingkan senyumnya.
"Apa maksudmu! Apa yang kau katakan, ha?" Ellea tak mengerti.
"Ajaklah anakmu masuk, dan kau akan tahu jawabannya!" Ancam Gavin.
"Kau!" Ellea menunjuk Gavin.
Gavin tersenyum sinis, ia lalu mendekati pintu kamarnya. Ia akan membuat kejutan pada Daniel. Entah mengapa, Gavin merasa yakin, bahwa Daniel bisa jadi adalah anaknya. Kemungkinan besar itu ia pikirkan sejak membekap Ellea. Apalagi, Gavin pernah mendengar, jika Daniel melukis karena merindukan sosok Ayahnya yang sangat jauh.
Karena itu, Gavin tentu saja tak percaya dengan ucapan Ellea yang mengatakan jika Daniel adalah anak Eric. Hal itu sungguh tak mungkin, karena jika Eric Ayah dari Daniel, tak mungkin Daniel sangat berharap ingin bertemu sang Ayah.
Gavin membukakan pintu untuk Daniel, dan saat pintu terbuka, betapa terkejutnya Daniel melihat Gavin. Daniel kini mengingat sosok wajah itu. Wajah pria yang dulu pernah Daniel ajak bernegosiasi untuk sebuah harga lukisan.
"Uncle?" mata Daniel membulat penuh.
"Cari siapa, anak muda?" Gavin tersenyum licik.
"Where's my Mommy? Kenapa kau membawa Mommy-ku ke sini? Apa kau ada masalah denganku? Apa kau tak rela, uang tiga puluh ribu dolarmu hilang karena lukisanku dulu?" Daniel kesal bukan main.
"Astaga ... kau masih saja mengingatnya, anak kecil! Masuklah dulu, Mommy-mu di dalam, dia baik-baik saja! Aku hanya menyentuhnya sedikit,"
"Uncle! Kau gila!" Daniel menerobos masuk ke dalam kamar Gavin.
Melihat Ellea yang tengah berdiri mematung, Daniel segera memeluknya. Ellea sebenarnya tak ingin, Daniel ikut campur dan berada di kamar Gavin. Karena semua ini akan kacau berantakan. Ellea sangat takut, jika Gavin tahu, bahwa Daniel adalah putranya. Gavin duduk di sofa, ia mengisyaratkan agar Ellea dan juga Daniel turut ikut duduk bersamanya.
"Uncle! Kenapa kau membawa Mommy seperti tadi? Apa kau dendam padaku? Apa kau ingin aku mengembalikan uang tiga puluh ribu dolarmu? Kau tak perlu menyakiti Mommy-ku, kau bisa memintanya padaku, dan aku akan mengganti dua kali lipat dari uang yang telah kau berikan padaku!" Daniel kesal, ia sangat marah.
"Daniel, apa yang kau katakan? Sejak kapan kau mengenal dia?" Ellea sama sekali tak tahu, jika dulu Daniel dan Gavin pernah bertemu.
"Mommy, dialah CEO yang dulu aku katakan. Dia CEO yang memberiku uang tiga puluh ribu dolar, hingga kita bisa membangun sebuah galeri seni untukku! Tapi, dia begitu keberatan memberi uang itu! Dia adalah CEO yang pelit. Biar aku kembalikan saja uang itu padanya! Agar dia tak mengganggu Mommy lagi,"
Ellea kaget bukan main. Ia tak menyangka, jika ternyata saat dulu Daniel mengikuti kompetisi dengan Samuel, Gavin-lah pemilik galeri seni besar itu. Gavin hanya bisa tersenyum kecut. Ia ingin sekali menutup mulut Daniel dengan tangannya. Pria kecil yang mirip dengannya, sangat-sangat menggemaskan.
"Kau! Aku tak membutuhkan uangmu, aku mempunyai banyak uang. Aku tak akan jatuh miskin jika hanya memberimu tiga puluh ribu dolar saja. Aku bertemu Mommy-mu, karena aku harus memastikan sesuatu. Apa kau ingin mendengarnya?" tanya Gavin.
"Tuan Gavin, stop it!" Ellea tak ingin Gavin mengungkit soal anak.
"Apa? Katakan padaku, Uncle! Aku ingin tahu!"
"Daniel, ingatkah lukisan yang dulu kau buat di galeri seni-ku? Apa yang kau lukis dulu?" Gavin meminta Daniel mengingat kembali.
"Tentu saja aku ingat. Dulu, aku melukis sebuah sayap-sayap indah, yang membentang luas mengitari Samudera. Sayap yang mampu mengantarku ke sebuah tempat, yang bernama awan. Sayap adalah tanda, jika aku mampu terbang, Uncle. Bukankah kau begitu menyukainya?" selidik Daniel.
"Ya, aku sangat menyukainya. Daniel, katakan padaku ... untuk apa kau menggambar sayap indah itu? Apa yang ingin kau lakukan dengan sayap itu?"
"Daniel, tak perlu dijawab! Ayo kita pergi," Ellea tak tahan lagi.
"Mommy, tenanglah ... Uncle bertanya, dan aku harus menjawabnya!" Jika soal lukisan, Daniel selalu antusias menjawabnya.
"Ellea cantik, kau hanya perlu mendengarkan Daniel bicara! Please tell me Daniel, apa yang ingin kau lakukan dengan sayap itu?" sanggah Gavin.
"Dengan sayap itu, tentu saja aku bisa terbang tinggi, aku tak perlu susah payah membeli tiket pesawat yang mahal untuk menemui Daddy-ku! Karena Daddy berada di atas sana, Uncle!"
"Daniel Elleazar!" Ellea marah, sangat marah.
"Jika aku mencoba mengabulkan keinginan besarmu itu, bagaimana?" tanya Gavin.
"Tuan Gavin! Anda sangat lancang sekali!" Ellea kesal.
"Mommy, tentu saja aku ingin mimpiku itu terwujud. Apa Uncle memang bisa mengabulkan keinginanku untuk bertemu Daddy?" Daniel penuh harap.
"Tentu saja, aku bisa. Kau bisa ikut ke Rumah sakit bersamaku, untuk memastikan semua mimpi besarmu. Aku pun penasaran, sungguh penasaran. Karena Mommy-mu, terlalu payah untuk membodohiku. Bisakah kau ikut denganku?" rayu Gavin.
"Untuk apa, Uncle?" Daniel mengernyitkan dahinya.
"Test DNA, antara kau ... dan aku!" Ucap Gavin tegas.
"Tuan Gavin! Aku tak akan mengizinkan hal itu terjadi!" Teriak Ellea dengan sangat-sangat marah.
"Mommy ..." Daniel kaget, baru kali ini ia melihat sang Mommy sangat-sangat marah dan berteriak begitu kencang.
*Bersambung*
Benar² dia bayar lunas karmanya, maybe dia masi bertahan hidup hanya karena menunggu ellea pulang
Hanya Wina Patrice (ibu ellea) yg tersisa Krena mmng dri awal dia selalu menjadi korban, entah itu korban di nikahi secara paksa oleh Hendrick demi balas dendam dan korban diselingkuhi Hendrick slama pernikahan.
saat itu elea yg masuk kamar Gavin, dan dia jga yg nawarin akan lakukan segala hal, dan pas ditawarkan s*x Elea mau jgakan, meski dalam kondisi terpaksa Krena waktu itu dia harus bersembunyi dri org yg ngejar dia, bukan salahnya Gavin jga ga mw bantuin dgn tulus aplgi saat itu kondisi Gavin lgi terpuruk (dia jdi TDK berperikemanusiaan membantu wanita yg TDK di kenalnya yg datang sndiri kepadanya saat itu wajar² sja walau tetap tidak bisa dibenarkan yah!)
Ellea jga ga salah sepenuhnya tapi dia tetap salah karena tujuan awalnya memang menjual diri demi melunasi hutang, hrusnya dia tau konsekuensinya. Intinya mereka harus saling memahami sih
btw thanks visualnya Thor memuaskan, ceweknya jga🫶