Ini adalah lanjutan dari kisah cinta Yudhatama Dewantara dan Yasmin Kusuma Putri di novel Cinta Yudha
Aryana Maira Yudhatama anak ketiga dari kembar bersaudara dari pasangan Yudhatama Dewantara dan Yasmin Kusuma Putri. Aryana terlahir dengan kelainan Jantung bawaan, maka dari itu kedua orang tuanya sangat protektif dengan Aryana. Aryana tumbuh menjadi gadis yang ceria meski ia mempunyai kelainan Jantung. Aryana menyukai kakak kelasnya bernama Ghavin Herlambang tetapi ia hanya memedamnya, ia tahu atas kekurangannya sebagai gadis yang tak sempurna.
Apakah Aryana akan memperjuangkan cintanya pada Ghavin atau menyerah dan memilih hati yang lain?
Penasaran, ikuti terus ceritanya
Budayakan Like, Vote dan Coment yang sopan karena menulis itu juga perjuangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon andrea82, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode. 13
Happy Reading
"Assalamualaikum!" ucap seorang pemuda tampan yang mirip Afwi.
"Waalaikumsalam," jawab Aryana yang kebetulan sedang duduk sambil bermain ponsel di kamar tamu.
Begitu melihat siapa yang datang, Aryana sangat girang, ia langsung bangun dari duduknya dan berlari ke arah pemuda yang mirip Afwi dan langsung memeluknya sampai si pemuda tersebut hampir terjengkang kebelakang.
"Kak Afwaaa...!" teriak Aryana yang langsung menghambur memeluk kakak sulungnya.
"Ya ampun, Dek, pelan-pelan kenapa, kakak hampir jatuh ini!" ucap Afwa berusaha menahan tubuhnya sendiri agar tidak jatuh karena pelukan bar-bar dari Aryana.
"Maaf Kak, soalnya aku kangen banget sama kak Afwa," ucap Aryana manja setelah mengurai pelukannya.
"Kakak juga kangen banget sama kamu Dek, gimana apa dadamu masih sering sakit?" tanya Afwa penuh perhatian dan kasih sayang dengan Aryana.
"Sudah nggak sesering dulu, tapi kakak jangan khawatir aku sehat kok, yuk masuk!" ajak Aryana.
"Kok sepi, Dek pada kemana?" tanya Afwa.
"Bunda sedang keluar sebentar di swalayan depan komplek, kak Afwi lagi ke rumah temannya dan ayah biasa lah masih dinas" jawab Aryana santai.
"Kakak ke kamar dulu ya mau bersih-bersih," ucap Afwa.
"Eh, kakak berangkat dari Magelang naik apa sih?" tanya Aryana sambil mengandeng tangan Afwa yang berjalan menuju kamar.
"Naik bus lah, lebih asyik dan merakyat," jawab Afwa santai.
"Pantes, bau asem," ucap Aryana menggoda kakaknya dengan mengatakan kakaknya bau asem, padahal tubuh kakaknya Afwa selalu wangi seperi wangi tubuh milik sang ayah dan kakaknya Afwi.
"Enak aja bilang tubuh kakak bau asem, nggak ada ya kakak selalu wangi," ucap Afwa sambil mengapit kepala Aryana di ketiaknya karena gemas.
"Auww...sakit Kak, ampun deh, peace, kak Afwa selalu wangi kok," ucap Aryana yang kegelian diapit di ketiak kakaknya.
Sedang asyiknya kakak beradik itu bercanda terdengar suara salam dari arah ruang tamu.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab Afwa dan Aryana bersamaan sambil menoleh kebelakang.
"Bundaa...!" pekik Afwa saking senangnya yang langsung menghampiri sang bunda, mencium tangan bundanya lalu memeluknya erat untuk menyalurkan rasa rindu yang sudah Afwa tahan berbulan-bulan.
Yasmin yang mendapat pelukan dadakan dari putra sulungnya mengusap-usap punggung Afwa lembut sambil tersenyum bahagia.
"Afwa, kenapa pulang sekarang, katanya baru besok akan pulang?" tanya sang bunda sambil mengurai pelukan Afwa.
"Mau kasih surprise aja, makanya Afwa bilang baru bisa pulang besok," ucap Afwa.
"Tapi bunda belum masak masakan kesukaanmu," ucap Yasmin.
"Nggak apa-apa Bund, aku bisa makan masakan apa saja asal bunda yang masak pasti enak," ucap Afwa lalu mencium pipi bundanya.
"Ah kamu bisa aja, sudah kamu istirahat saja dulu, bunda mau taruh belanjaan dulu dan bantu bik Imah masak!" pinta bunda.
Sesuai perintah bundanya, Afwa pergi ke kamarnya untuk bersih-bersih dan istirahat sedangkan Aryana membantu bundanya menaruh barang-barang belanjaan lalu membantu sang bunda memasak di dapur. Aryana hampir seperti Yasmin yang suka memasak, Yasmin memang mengajarkan anak perempuannya memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah, agar kelak jika sudah berumah tangga dan jauh dari orang tua mereka bisa mengurus pasangannya dengan baik. Yasmin juga mengajarkan memasak pada Afwa dan Afwi meski hanya masakan sederhana, membuat tahu tempe goreng dan memasak sayur soup atau bayam..
"Hari ini mau masak apa bund untuk makan malam?" tanya Aryana.
"Kita malam ini masak sop jamur, sama goreng nugget ayam sama tahu goreng. Sebenarnya bunda mau masak gulai ayam kesukaan Afwa tapi dia malah pulang hari ini, bunda 'kan belum beli ayamnya, sudah sore begini mana ada yang jual daging ayam segar," jawab bunda.
"Nggak apa-apa bund, 'kan tadi kak Afwa sudah bilang yang penting itu masakan bunda," ucap Aryana membesarkan hati bundanya.
Yasmin dan Aryana mulai memasak dengan dibantu bik Imah, setelah sekitar satu jam masakan pun selesai. Yasmin dan Aryana pergi ke kamar masing-masing untuk mandi.
Pukul lima sore, Afwi baru pulang dari rumah temannya. Bersamaan ia memarkir motornya di garasi, mobil sang ayah memasuki halaman rumah. Yudha turun dari mobil, melihat ayahnya keluar mobil Afwi langsung menghampiri untuk salim.
"Baru pulang, Yah?" tanya Afwi setelah salim dengan ayahnya.
"Iya, kamu sendiri darimana ayah lihat kamu baru aja memakirkan motormu ke garasi?" tanya ayah.
"Dari rumah Haris, Yah?" jawab Afwi.
"Ada acara apa?"
"Nggak ada acara apa-apa cuma main aja, bete di rumah apalagi ini 'kan libur sekolah."
"Ayah kira ada acara apa, awas ya kalau kamu kumpul-kumpul nggak jelas apalagi melakukan hal yang melanggar norma!" ucap Yudha memperingatkan Afwi.
"Ya nggak lah, memang Afwi kurang kerjaan kumpul-kumpul nggak jelas begitu," ucap Afwi membela diri.
"Baguslah kalau kamu mengerti," ucap Yudha sambil merangkul Afwi masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum," ucap Yudha dan Afwi bersamaan.
"Waalaikumsalam," jawab bik Imah dari dalam rumah.
"Kok sepi bik, bunda dan Ana kemana?" tanya Afwi.
"Nyonya dan non Ana di kamar, den Afwa juga di kamar," jawab bik Imah membuat Yudha dan Afwi tertegun.
"Kak Afwa pulang?" tanya Afwi.
"Iya Den, den Afwa pulang baru datang tadi," jawab bik Imah.
"Ya sudah, bik lanjutkan pekerjaan, saya mau ke kamar dulu!" pinta Yudha.
Bik Imah langsung undur diri menuju dapur melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
"Bukannya kak Afwa baru akan pulang besok ya Yah?" tanya Afwi pada ayahnya.
"Katanya kemarin sih begitu, sudahlah mau pulang sekarang apa besok sama aja yang penting kakakmu itu pulang," ucap Yudha yang langsung pergi ke kamarnya.
Setelah ayahnya berlalu, Afwi berjalan menuju kamar Afwa untuk memastikan apa yang dikatakan bik Imah tadi benar atau tidak.
"Tok...,tok...," Afwi mengetuk kamar Afwa.
"Masuk!" perintah Afwa dari dalam kamar.
Ceklek, Afwi membuka pintu kamar Afwa, di dalam kamar Afwi melihat kakaknya sedang merapikan baju-bajunya di dalam lemari.
"Kak Afwa sedang apa?" tanya adik kembarnya
"Sedang merapikan bajuku yang berantakan, tadi kamu kemana pas kakak datang kamu nggak ada?" jawab Afwa
"Aku lagi main ke rumah teman, habis suntuk di rumah, jawab Afwi sambil mendudukkan dirinya ke ranjang Afwa.
"Ngomong-ngomong gimana hubungan Ana dengan kakak kelasnya yang bernama Ghavin itu?"
"Oh itu, Ana nggak punya hubungan apa-apa dengan tuh bocah, cuma Ana naksir aja, tapi sekarang Ana dah move on soalnya kalah saingan sama om dokter tajir," jawab Afwi santai tapi tidak dengan Afwa yang terkejut.
"Apa maksud kamu kalah saingan dengan om dokter tajir?, om dokter siapa?" tanya Afwa bingung dan penasaran.
"Ya siapa lagi kalau bukan dokter Fahmi Arya Pratama, pewaris tunggal Pratama group sekaligus dokter yang menangani jantung Ana yang bermasalah dari bayi," jelas Afwi membuat kakak kembarnya semakin bingung karena selama ini tak ada yang cerita tentang kedekatan Ana dan dokter Fahmi padanya.
"Gimana-gimana, aku makin nggak ngerti dengan cerita kamu?" tanya Afwa semakin bingung.
Afwi lalu menceritakan tentang hubungan dokter Fahmi dan Aryana yang semakin dekat. Afwi juga memberitahukan tentang feelingnya bahwa dokter Fahmi memandang adik perempuannya bukan sebagai seorang anak atau keponakan melainkan sebagai seorang wanita dengan kata lain dokter Fahmi sebagai laki-laki normal mempunyai perasaan khusus pada Aryana. Afwi juga bercerita tentang ketidaksukaan sang ayah pada hubungan dokter Fahmi dan Aryana.
"Memang kamu tahu dari mana ayah nggak suka dengan dokter Fahmi, termasuk kedekatan dokter Fahmi dan Ana?" tanya Afwa.
"Aku nggak sengaja dengar pembicaraan ayah dan bunda tentang hubungan dokter Fahmi dan Aryana, waktu aku mau ke kamar ayah untuk menanyakan tentang hasil rapotku yang masih dibawa ayah. Ayah nggak suka jika Aryana sampai mempunyai hubungan khusus dengan dokter Fahmi karena ternyata di masa lalu dokter Fahmi pernah menyukai bunda, dan ayah takut jika dokter Fahmi hanya menjadikan Aryana pelampiasan karena obsesi dokter Fahmi pada bunda kita," jelas Afwi panjang lebar membuat Afwa menjadi mengerti dengan apa yang terjadi pada Aryana.
"Apa Ana tahu hal ini?" tanya Afwa.
"Ya nggak lah, dan jangan sampai Aryana tahu, kasihan dia pasti sakit kalau tahu dokter Fahmi pernah menyukai bundanya sendiri, meski itu hanya masa lalu, tak menutup kemungkinan bahwa dokter Fahmi mendekati Aryana dan bersedia membantu kesembuhan Aryana hanya modus agar tetap dekat dengan bunda kita," ucap Afwi melontarkan pendapatnya.
Tanpa Afwa dan Afwi sadari ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka karena pintu kamar Afwa tidak tertutup rapat. Ya, seseorang itu adalah Aryana, sebenarnya tadi Aryana hanya ingin berbincang dengan kakak sulungnya Afwa yang baru saja datang namun saat sampai di depan pintu kamar Afwa, ia menghentikan langkahnya karena mendengar namanya dan dokter Fahmi disebut. Lalu karena rasa keponya, Aryana menguping pembicaraan kedua kakak kembarnya yang akhirnya membuat hatinya hancur.
"Jadi selama ini om Fahmi baik denganku karena dia menyukai bunda," ucap Aryana dalam hati sambil tangannya menutup mulutnya sendiri, air mata nya sudah tak bisa dibendung lagi, Aryana tidak jadi menemui Afwa, ia berjalan cepat menuju kamarnya agar tak ada yang tahu dia menangis dengan keadaan yang menyedihkan, kenapa takdir begitu kejam padanya. Apa hidupnya sungguh tak ada artinya hingga nasib hatinya harus semenyakitkan ini dijadikan sebuah alat.
****
Mohon maaf untuk Visual aurhor hapus sementara ya untuk proses pengajuan kontrak dengan pihak platform 🙏
________________________________________
Please, Like, Vote, Coment, Rate and Favorit
Thank You
Bersambung...
lanjut kk author..
azka dengan seorang janda.... janda berkelas yakan.