Pilihan Hati Aryana
Hallo Readers apa kabar, ini adalah karya keduaku setelah Cinta Yudha, dan karyaku ku ini masih berhubungan dengan kisah di Cinta Yudha jadi biar tidak gagal paham, baca dulu cerita author Cinta Yudha.
Happy Reading
.
Perkenalkan namaku Aryana Maira Yudhatama, aku putri yang terlahir kembar tiga bersama dua orang kakak laki-laki ku yang bernama Afwa dan Afwi. Aku putri dari bunda Yasmin dan ayah Yudha, tetapi namaku bukan kedua orang tuaku yang memberikannya, Om Fahmi lah yang menyematkan nama Aryana Maira padaku, karena jasa om Fahmi yang menyelamatkan nyawa bunda dan nyawa kami bertiga. Aku tak pernah mempermasalahkan siapa yang memberiku nama, karena om Fahmi juga sudah seperti ayah buatku, aku terlahir dengan kelainan jantung jadi kedua orang tuaku lebih protect padaku daripada kedua kakak ku dan adik laki-laki ku, ya setelah tiga tahun kami lahir, bunda hamil lagi dan lahirlah adik laki-laki ku yang bernama Azka Agustian Yudhatama, biasa di panggil Azka.
Sekarang aku duduk di kelas dua SMA Negeri favorit di daerahku, usiaku menginjak tujuh belas tahun, kak Afwi bersekolah yang sama denganku, karena ia ingin menjagaku, sedangkan kak Afwa lebih memilih bersekolah di SMA Taruna Nusantara Magelang karena ia ingin meneruskan jejak ayah sebagai seorang militer.
Aku kadang minder dengan penyakit yang aku derita tetapi ayah, bunda, dan semua keluargaku menyemangati ku untuk menjadi wanita yang kuat dan tabah. Tak banyak orang yang tahu siapa aku dan kakak-kakakku sebenarnya, teman-temanku hanya tahu kalau aku anak seorang tentara, jadi mereka ada yang memandangku sebelah mata, tapi itu tak masalah buatku justru dengan itu aku tahu siapa yang mau berteman dengan tulus denganku.
Di Sekolahku ada club' basket salah satu personilnya adalah Kak Ghavin Herlambang, postur tubuhnya tinggi, kulitnya putih, wajah yang tampan dan hidung mancung, membuat dia digandrungi banyak siswa cewek di sekolah termasuk diriku, tetapi apalah dayaku, meski penampilanku tak terlalu buruk tapi kondisiku yang lemah cukup membuatku tahu diri untuk mendekati cowok se keren kak Ghavin. Lagipula ada bodyguard yang selalu mengawasi ku, ia adalah kak Afwi yang lebih memilih ekskul karate. Aku tak tahu apakah aku berani memperjuangkan perasaanku pada kak Ghavin ataukah perasaanku akan berlabuh di hati yang lain.
*****
"Pagi, ayah, bunda, hai adikku Azka yang ganteng!" sapa Aryana pada kedua orang tuanya dan adiknya ketika turun untuk sarapan.
"Pagi, sayang, mana kakakmu Afwi," balas sang bunda.
"Mungkin masih di kamar, kebiasaan tuh kak Afwi, disekolah juga nggak gebetan kalau dandan lama," gerutu Aryana.
Belum lagi Aryana meneruskan sarapannya, sebuh jitakkan kecil melayang ke kepalanya, siapa lagi kalau bukan sang kakak yang baru saja diomongin.
"Auww, sakit tau," ucap Aryana sambil memegangi kepalanya yang di jitak sang kakak.
"Makanya, kalau ngomongin orang jangan sembarangan, biar kakakmu ini nggak punya gebetan tapi, banyak cewek-cewek yang ngantri buat kakak pacarin," ucap Afwi membela dirinya.
"Sudah-sudah habiskan sarapan kalian nanti terlambat!" tegur Yudha pada kedua anaknya.
"Siap Komandan!" ucap Aryana dan Afwi bersamaan, lalu mereka menghabiskan sarapan mereka dengan tenang.
Afwi dan Aryana memang tak bisa berkutik jika sang ayah sudah bicara dengan nada teguran, aura kepemimpinan sebagai militer tercetak jelas di wajah dan pandangan matanya. Sedangkan Afwa tak bersama mereka karena memilih bersekolah asrama di SMA Taruna Nusantara Magelang, hanya sesekali Afwa pulang ke rumah ketika libur sekolah.
Setelah selesai sarapan, Afwi dan Aryana pamit untuk berangkat ke sekolah, mereka berdua mencium tangan Yudha dan Yasmin.
"Yang rajin ya, kalau guru sedang menerangkan diperhatikan!" nasehat sang bunda pada ketiga anak buah hatinya.
"Ya, bunda kami akan selalu ingat pesan bunda," ucap Aryana.
Afwi dan Aryana segera berangkat, namun mereka menggunakan kendaraan yang berbeda. Aryana dan Azka diantar supir dan Afwi lebih memilh naik motor kesayangannya, tetapi Aryana selalu minta turun di gang dekat dengan sekolahnya lalu ia membonceng kakaknya Afwi. Aryana melakukan hal ini agar teman-temannya tidak tahu siapa ia sebenarnya. Sebenarnya Aryana ingin membonceng Afwi dari rumah tetapi tidak di ijinkan sang bunda karena kesehatannya. Demi membuat sang bunda tenang, Aryana nenurut saja apa yang di inginkan bundanya.
"Makasih ya Kak," ucap Aryana pada Afwi.
"Ya, sama-sama, dan ingat Na, kamu nggak usah mikirin cowok itu yang nggak ada perhatiannya sama kamu, buang-buang tenaga," ucap Afwi yang tahu adiknya punya perasaan dengan Ghavin.
"Iya, Kak," ucap Aryana lemas, kemudian ia berlalu dari hadapan kakaknya.
Sampai di kelas, Aryana meletakkan tasnya di meja dengan malas, Franda dan Niken yang menjadi sohibnya pun heran melihat Aryana sudah begitu loyo di pagi hari.
"Na, kamu kenapa, sakit?" tanya Niken.
"Nggak," jawab Aryana singkat.
"Kalau nggak, kenapa lu loyo gitu?" tanya Franda yang ganti bertanya.
"Heh, gue tau pasti karena si Ghavin itu," tebak Niken dengan percaya diri.
"Sok tahu lu Ken," seloroh Franda.
"Halah kaya nggak tau aja seluruh dunia juga bakal tahu apa yang menyebabkan seorang Aryana gegana," ucap Niken dengan nada pasti seolah dia seorang pakar menebak hati.
"Emang, bener ya tebakan Niken?" tanya Franda.
"Tadi Kak Afwi pesan ama gue, agar nggak usah mikirin cowok yang nggak ada perhatiannya sama gue, buang-buang tenaga, gitu katanya," ucap Aryana sedih sambil meletakkan kepalanya di atas meja.
"Heh, Na, aku dukung tuh omongan kak Afwi, lagian ngapain kamu suka sama kak Ghavin, saingan lu kelas berat semua say," ucap Niken.
"Na, kalau aku sih nggak bermaksud belain kak Afwi, tapi kita harus realistis dong, lu siapa, Ghavin itu siapa, lu lihat cewek-cewek saingan lu, cantik-cantik dan anak-anak orang kaya. Cewek-cewek kaya kita jangankan dijadikan kandidat pacar di lirik aja nggak," ucap Franda.
"Apa gue segitu nggak menariknya ya sampai kak Ghavin nggak ngelirik gue sekalipun?" tanya Aryana sendu.
"Bukannya lu nggak menarik, tetapi emang si Ghavin nya aja tuh yang katarak nggak bisa lihat cewek secantik dan sebaik lu," ucap Niken sebal.
"Iya, kecantikan lu tuh alami, nggak dibuat-buat kaya barisan tuh cewek ondel-ondel, keganjenan dan teriak-teriak nggak jelas cuma lihat si Ghavin main basket.
"Eh, lu ya Na, ayah lu kan tentara kenapa sih nggak cari gebetan para tentara di kesatuan ayah lu, dari pada si Ghavin cuma modal tampang doang dan kekayaan ortunya," ucap Franda.
"Males ah cari gebetan tentara ujung-ujungnya LDR, nggak ah, aku nggak mau hubungan kayak gitu," ucap Aryana menolak saran dari Franda.
Tak lama bel masuk berbunyi, tiga sahabat tersebut mengakhiri obrolan mereka karena guru jam pertama sudah masuk ke dalam kelas. Para siswa mengikuti pelajaran dengan tertib sampai jam istrirahat tiba. Para siswa pergi ke kantin sekolah untuk mengisi perutnya yang mulai lapar, namun ada pula yang tinggal di kelas.
Franda dan Niken mengajak Aryana untuk pergi ke kantin tetapi Aryana menolak karena ia akan pergi ke mushola sekolah untuk melaksanakan shalat dhuha seperti apa yang diajarkan bundanya. Setelah selesai melaksanakan shalat dhuha, Aryana menyusul kedua sahabatnya ke kantin sekolah. Dalam perjalanan ke kantin tak sengaja ia menabrak seseorang.
Brukk
"Maaf, saya tidak sengaja," ucap Aryana sambil berdiri.
Betapa terkejutnya ia ketika tahu siapa yang ia tabrak barusan meski tak sengaja, jantungnya mendadak berdetak tak karuan.
"Lain kali kalau jalan hati-hati, jangan ceroboh!" ucap cowok yang tak sengaja ditabrak oleh Aryana.
"Maafkan saya kakak, saya tak sengaja," ucap Aryana dengan wajah sedikit takut bercampur gugup melihat wajah cowok yang ia tabrak adalah cowok yang selama ini mencuri hatinya.
"Ya sudah, tak apa," ucap cowok itu datar.
Kemudian cowok tersebut bersama dua orang temannya berlalu begitu saja dari hadapan Aryana. Aryana pun segera pergi ke kantin menyusul kedua sohibnya setelah punggung cowok yang ia tabrak tadi hilang dari pandangannya
"Eh, Vin, tuh cewek lumayan cantik, kok cuma lu gituin doang?" tanya Ardi.
"Cewek seperti itu mah modus, cuma pingin kenalan dan dekat sama gue " jawab Ghavin sok tau, karena tidak semua cewek mau menjatuhkan harga dirinya demi seorang Ghavin.
"Tapi sepertinya tuh cewek beda lho Vin, dia tadi memang nggak sengaja nabrak lu," ucap Farel.
"Alah pada sok tau kalian, apa jangan-jangan kalian naksir sama tuh cewek barusan," ucap Ghavin.
"Eh lu kalau ngomong yang benar, kenal aja nggak gimana mau naksir, dasar lu," ucap Farel sambil menonyor kepala Ghavin.
"Ya barangkali aja, lu, lu pada naksir sama tuh cewek yang modus nabrak gue barusan," ucap Ghavin yang sukses membuat kedua sahabatnya melayangkan timpukan di kedua lengannya.
Sedangakan Aryana sudah sampai di kantin menyusul dua sahabatnya yang sudah mengabiskan dua mangkuk soto dengan dua gelas es teh.
"Maaf, ya gaes gue baru nyusul, soalnya tadi ada accident," ucap Aryana dengan nafas yang sedikit ngos ngosan.
"What!, accident apa?" tanya Niken yang langsung mendongakkan kepalannya yang sedang asyik menyedot sisa es tehnya menghadap Aryana.
"Iya, accident, gue nabrak seorang pangeran."
___________________________________________
Hai Readerku kesayangan kita ketemu lagi di novel keduaku, maaf kalau masih kurang greget karena usia author dah nggak Abg lagi, tapi harus cerita tentang anak SMA 🙏
Please Like, Vote and Coment
Thank You
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
#ayu.kurniaa_
.
2023-12-16
0
Tatik R
absen di sini lagi😍
2023-04-04
0
Her Man
kayakx seru thor.
2023-03-22
0