Trust Me

Mereka menaiki sepeda menuju cafe Momo. ya, cafe Momo buka dari pagi hingga malam. bedanya, saat pagi tidak ada pertunjukan musik. Hyuri disana sebagai manager, mengingat cafe Momo suda banyak memiliki cabang. jadi, Hyuri merangkap sebagai manager di salah satu cafe, yang lumayan dekat dengan apartemen Momo.

Tapi, meskipun menjadi manager. terkadang, Momo juga ikut memakai seragam pelayan, bila cafe sedang ramai dan banyak pesanan. ia melakukan apapun untuk bekerja sekaligus membantu bisnis temannya.

Pintu cafe terbuka.

"Selamat datang kembali, manager Hyuri.", sapa semua karyawan yang berada di cafe Momo, tempatnya bekerja. mereka membuat sambutan kecil untuk Hyuri. membuat gadis itu terkejut dan senang. ia membungkuk hormat, pada setiap pelayan, dan mereka pun membalasnya.

"Terimakasih. maaf, merepotkan kalian.", ucap Hyuri.

"Kami tidak merasa repot. kami, senang manager bisa kembali.", ucap salah seorang dari mereka.

"Benar. karena manager sudah kembali, suasana cafe pasti menyenangkan lagi seperti dulu.", timpal yang lain.

Ya, Hyuri si gadis ceria yang mampu menghangatkan dan merubah suasana menjadi hangat dan ramai. hingga, para karyawan merindukannya.

Ini adalah hari pertamanya kembali bekerja. ia buang jauh-jauh pikiran dan energi negatif yang mengurungnya sepeninggal ayahnya. ia harus bangkit lagi sekarang, banyak yang masih mencintai dan menyayanginya.

Suasana di cafe tempat mereka bekerja kembali semarak dan ramai. semua nampak bersemangat dengan tugasnya, masing-masing. Hyuri pun, nampak ikut andil melayani para pengunjung cafe yang datang. terlebih ini, jam makan siang. semakin banyak pengunjung yang datang, terutama para karyawan yang sedang menikmati waktu istirahatnya.

"Selamat siang.",

"Ada yang bisa kami bantu?!. mau pesan apa?.", sapa Hyuri, pada salah seorang pengunjung. pengunjung itu membuka topi dan kacamata hitamnya. membuat Hyuri, sedikit terkejut dengan kehadiran orang ini.

"Aku pesan semua makanan yang ada di sini, tapi minta makannya, di temani kamu.", ucap Biexiu. Hyuri, tersenyum.

"Itu pelanggaran, tuan.",

"Kami disini sedang bekerja. dan saya disini sebagai manager.",

"Kalau manager tidak bisa memberi contoh dan menghandle pekerjaan dengan baik. cafe, bos saya akan menerima komplain dan rugi.", ujar Hyuri. Biexiu menghela nafas, hingga terdengar oleh Hyuri.

"Hah, kenapa sulit sekali ingin lebih dekat denganmu?.", tanyanya, kesal. Hyuri tersenyum tipis.

"Aku ingin sekali mengajakmu makan.", timpalnya, dengan suara lesu. ia terlihat sedikit mengerucutkan bibirnya. membuat Hyuri, merasa sedikit senang melihat ekspresi Biexiu.

"Lain kali saja, ya?!. sekarang, pesan makanan disini secukupnya saja.",

"Lagi pula, bukankah kantor tuan dengan cafe ini lumayan jauh?. tuan, tidak takut di tegur, tuan Jake?.", bujuk Hyuri.

"Haish, dia tidak akan berani menegurku.", ujarnya, santai.

"Baiklah, aku pesan makanan enak disini dua porsi. minumannya juga. tapi, makan bersama ya?!. janji, cuma sebentar.", rengeknya, lagi.

"Tidak bisa, tuan. lain kali saja ya?!, makan bersamanya?.", tawar Hyuri.

"Tolong mengerti, banyak sekali pengunjung hari ini. jadi, aku sangat sibuk.", tambahnya. Biexiu memutar kepalanya, malas. ia gagal melakukan pendekatan pertama dengan Hyuri.

Biexiu memalingkan wajahnya, melihat keluar jendela.

"Begini saja, tuan makan disini. dan saya, akan duduk di meja kasir.",

"Lihat?!. meja kasir, lurus dengan tempat tuan duduk. jadi, tuan bisa menikmati makanan tuan, dan saya bisa tetap bekerja. bagaimana?!.", tawarnya.

"Enaknya, dimana?.", tanya Biexiu.

"Ya, anggap saja saya sedang menemani tuan makan karena, tuan bisa melihat saya di meja kasir.", jawab Hyuri, enteng.

Entahlah, bagaimana cara berpikir mereka. yang jelas pada akhirnya, Biexiu setuju dan memesan makan siangnya. dan seperti kesepakatan awal, Hyuri segera duduk di meja kasir agar Biexiu bisa makan sambil terus melihatnya. sementara, dia sibuk dengan pembukuan cafe.

......................

Pria itu sudah menyelesaikan makan siangnya. tapi, ia masih belum beranjak dari tempat duduknya. matanya, mengikuti kemanapun langkah Hyuri.

Sebuah panggilan telepon masuk, dan itu membuat Biexiu merasa terganggu. ia mengabaikan telpon itu dan mematikan panggilan. sampai tiba-tiba Hyuri datang menghampiri mejanya.

"Kenapa?. apa kau sudah ada waktu untuk makan dan keluar bersamaku?.", tanyanya, dengan senyum manis mengembang di bibirnya. Hyuri, menarik nafas dan perlahan mendekat pada wajah Biexiu. membuat pria itu diam membeku di tempatnya. khayalannya sudah melayang jauh tak tentu arah. ia merasakan nafas Hyuri kian menari di bahunya, mengaduk-aduk bulu romanya.

Tubuh Biexiu menegang. ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?!. maka, ia pun memilih pasrah dan menikmati keintiman mereka. pria itu menutup kedua matanya, membuatnya siap untuk hal romantis apapun yang akan terjadi. sampai.....

"Tuan.",

"Tolong, angkat telpon mu!. tuan, Jake terdengar sangat marah. dia, baru saja menghubungiku melalui telpon cafe.",

"Tidak hanya, tuan Jake. tapi, juga nona Momo.", bisiknya, pelan tapi, mampu membuat pria itu terbelalak seketika.

Hyuri menjauhkan wajahnya, setelah mengatakan itu. melihat reaksi Biexiu yang menarik nafas kesal dengan muka masamnya. Hyuri hanya tersenyum dan bahkan tertawa melihat kesalnya, Biexiu. tapi pria itu malah terpaku melihat gadis di depannya, tertawa renyah. hm, dia begitu manis.

"Tuan, jangan bengong saja. cepat, angkat telpon mu!.", ucapnya, membuyarkan lamunannya. Biexiu, tersenyum. ia segera bangkit dari duduknya dan berjalan ke kasir, dan membayar bill nya.

"Nona, lain kali jangan lupa tepati janjimu, ya?!.", teriaknya di tengah pintu, membuat semua orang menatap Hyuri seketika. gadis itu merasa canggung dan malu, dengan sikap Biexiu, yang membuatnya jadi sorotan. ia tersenyum canggung. pria itu tersenyum setelahnya, dan pergi setelah membuka pipi Hyuri memerah. ia malu, dan segera pergi masuk ke ruangannya.

Malam datang, cafe semakin ramai. nampak mobil BMW seri 3 M pro, terparkir di depan cafe. pemiliknya, tidak lama turun dan membukakan pintu mobil untuk kekasihnya. ya, siapa lagi kalau bukan Jake dan Momo. seharian ini, mereka pergi untuk fitting baju pengantin. itu sebabnya, Biexiu sibuk di kantor seharian ini. tapi, dia malah pergi ke cafe dan berlama-lama disana. pantas, jika Jake terus menghubunginya.

"Ah, lelahnya.", keluhnya, saat memasuki ruang manager. ia istirahat di ruang kerja Hyuri. gadis itu segera duduk di sofa, melepas sepatu, dan meluruskan kakinya. Jake, berusaha pengertian dengan membantunya, memijit kaki calon istrinya.

Tidak lama berselang, Hyuri datang dengan membawa dua gelas jus dan camilan. ia meletakkan nampan berisi semua itu di meja.

"Ayo, diminum dulu.", ujarnya. Jake, mengangguk dan segera mengambilkan jus untuk Momo. gadis itu, segera menerima dan meneguknya.

"Apa hari ini berjalan lancar?.", tanya Hyuri, antusias.

"Lancar, sangat lancar. saking lancarnya, mama dan mom terus mengajak berkeliling, agar semua pernak-pernik, aksesoris, mahar, hadiah, uang tebusan segera dibicarakan dan di cari agar cepat selesai.", jawabnya. dari raut wajah Momo, ia sedang kesal bukan bahagia. Hyuri tersenyum canggung.

"Ah, aku harus tampil. ini waktunya, penampilan musik, kan?!.", ujarnya, lalu segera pergi keluar ruangan. ia tidak ingin terlibat dengan apapun itu.

...----------------...