NovelToon NovelToon
Jodohku Mas Duda Jutek

Jodohku Mas Duda Jutek

Status: tamat
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Tamat
Popularitas:7.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Asri Faris

Setelah kepergian istrinya, Hanan Ramahendra menjadi pribadi yang tertutup dan dingin. Hidupnya hanya tentang dirinya dan putrinya. Hingga suatu ketika terusik dengan keberadaan seorang Naima Nahla, pribadi yang begitu sederhana, mampu menggetarkan hatinya hingga kembali terucap kata cinta.

"Berapa uang yang harus aku bayar untuk mengganti waktumu?" Hanan Ramahendra.

"Maaf, ini bukan soal uang, tapi bentuk tanggung jawab, saya tidak bisa." Naima Nahla

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

"Na, Bangun Na!" seru Ibu pagi-pagi berisik sekali. Gegara semalam tidak bisa tidur, Nahla hari ini benar-benar kesiangan.

"Hah, jam berapa, Buk?" tanya gadis itu tergeragap. Melihat jam di ponselnya hampir setengah enam. Spontan langsung ngacir ke kamar mandi.

"Duh ... beneran kesiangan ini," dumel gadis itu siap-siap mandi.

"Buk ...!" pekik gadis itu mendapati kran airnya mati.

"Apaan sih Na, pagi-pagi teriak-teriak. Cepetan mandi!"

"Airnya mati Buk, help me!" ujarnya ngenes sendiri.

"Eh, beneran? Ini gegara kalau jam segini tetangga lagi banyak yang pakai, jadi mati," sahut Ibu ikut kasihan.

"Terus aku gimana dong, Buk, masak nggak mandi?"

"Sebentar," ujar Ibu beranjak. Menilik halaman belakang.

"Pantesan mati, lawong dikecilin gini, dasar tetangga usil," dumel Ibu sengaja mampir ke tetangga diam-diam gantian mengecilkan pengunci kran.

Setelah melancarkan aksinya, Bu Kokom balik ke rumah sembari waspada. Kali aja diusilin lagi.

"Na, udah nyala kan?" seru Ibu sembari menyiapkan sarapan.

"Aman, Buk," sahut Nahla dari dalam.

Usai mandi langsung memakai seragamnya. Bersiap berangkat membagi ilmu agar manfaat.

"Sarapan dulu itu sudah siap," seru Ibu mengingatkan.

Nahla hanya makan roti satu tangkep, ditambah segelas teh cukup bekal pagi ini. Perempuan yang setiap hari mengajar matematika itu lekas menyalakan motornya. Langsung bergegas menuju lokasi SMA Tunas Bangsa.

Seperti biasa, perempuan itu memarkirkan motornya di parkiran guru. Masuk ke ruang guru beramah tamah dengan yang lain.

"Pagi Bu Nahla?" sapa Pak Agam selaku guru Bahasa Indonesia.

"Pagi," sahut Nahla mengangguk sopan. Lebih dulu mengambil absen sebelum memulai belajar mengajar. Begitu pun saat jam pulang, harus meninggalkan absen elektronik untuk memenuhi akhir tugas hari ini.

Perempuan itu akan pulang menjelang sore. Tepatnya hari ini, sekitar setengah empat Nahla sudah dihubungi Icha yang sedari tadi sudah menunggu. Sayang sekali handphone Miss Nahla kehabisan daya. Perempuan itu tidak bisa menghubungi rumah, dan sialnya motor yang dikendarai mengenai masalah.

Hingga sore hari Nahla tidak datang, bahka hingga Pak Hanan pulang menemukan putrinya yang terlihat cemberut di rumah.

"Icha kenapa, Mbok?" tanya Hanan pada asisten rumah tangganya. Mbok Ijah yang bekerja dari pagi sampai sore itu pun terpaksa belum pulang karena menemani Icha terlebih dahulu.

"Miss Nahla tidak datang, Pak, jadi Non Icha-nya ngambek," lapor Mbok Ijah sesuai kondisi putri Pak Hanan.

"Loh, kok bisa nggak datang nggak ngabarin?" gumam pria itu beranjak. Merogoh ponselnya siap menanyakan kabar tersebut. Kenapa sampai sore begini perempuan yang akrab disapa Miss Nana itu tidak menampakan batang hidungnya.

"Nggak aktif, ke mana sih?" gumam pria itu mendadak khawatir. Cemas, apa mungkin sengaja menghindarinya, atau jangan-jangan berhubungan dengan lamarannya yang belum ada jawaban. Seharusnya Nahla tetap datang, dan jangan mencampur adukan urusan pekerjaan dengan masalah pribadinya.

Hanan pun mencoba menghubungi nomor Tio, adik dari Nahla. Sore itu Tio belum pulang jadi tidak tahu apakah kakaknya sudah pulang atau belum.

Beralih menghubungi ayahnya Nahla, tidak kunjung diangkat. Pria yang kesehariannya sibuk berjualan kain di pasar itu baru pulang menjelang sore.

"Buk, Nahla belum pulang? Tolong sambungkan daya, ponsel Bapak mati, tadi ada telepon dari Hanan tapi keburu kehabisan batrai," pinta Bapak sembari menuang air putih dari teko.

"Jam segini belum pulang paling ngeles anak-anak, Pak," sahut Ibu santai. Biasanya juga begitu. Kembali sibuk di dapur setelah menyeduh kopi untuk suaminya.

Tio baru saja pulang, pemuda itu sedikit berlarian dari halaman depan karena mendadak hujan. Sementara yang dicari-cari masih di bengkel menunggu antrian motornya digarap.

"Mbak, waktunya nggak cukup sebentar lagi bengkel kami mau tutup, bagaimana kalau diambil besok saja," saran abang bengkel tersebut.

"Owh ... gitu ya Mas," ujarnya galau. Rela menunggu demi bisa digarap hari ini karena besok pagi pasti akan kerepotan sendiri tanpa si kuda besi kesayangannya itu.

"Iya, ditinggal saja," ujarnya penuh solusi.

Nahla pun mengiyakan, sembari menunggu hujan reda, menunggu di depan bengkel tidak bisa pulang.

"Bu Nahla? Belum pulang?" sapa Pak Agam menghentikan mobilnya tepat di depan perempuan itu berpijak.

"Hehe, iya nih Pak, motor saya bannya bocor, eh malah suruh ditinggal saja sudah mau tutup."

"Oalah ... mari bareng saya saja, Bu, sudah mau maghrib ini," ujarnya menawarkan.

Nahla mendadak galau, menerima tawaran Pak Agam atau tetap berdiri di tempat itu menunggu reda. Hati sudah beranjak petang.

"Ayo Bu, kebetulan rumah kita searah kan?" ujar pria itu tanpa basa-basi.

"Iya Pak, boleh," jawab Nahla akhirnya mengiyakan.

Sebenarnya Nahla canggung dan bingung, terpaksa juga karena tidak bisa menghubungi orang rumah, bahkan memesan taksi karena ponselnya mati. Semoga saja selamat sampai rumah tidak dijulitin tetangga, atau bahkan diinterogasi orang tua.

"Sampai sini saja, Pak, rumah saya sudah dekat," ujar Nahla tidak enak hati.

"Jangan, masih gerimis," ujar Pak Agam berbaik hati hingga sampai halaman depan.

Naasnya, perempuan itu justru kebingungan sendiri hendak bersikap seperti apa mendapati mobil Pak Hanan ada juga terparkir di halaman rumahnya. Pria itu merasa khawatir karena tidak bisa menghubunginya, alhasil menyusulnya ke rumah memastikan.

1
Koni Dwi N
Hanan suami idaman banget
Tiagus Nababan
sekarang baru terasa....lki lki egois
Sandisalbiah
hah.. makanya jd suami itu jgn labil, udah tua juga kok gak bisa konsisten dgn hati dan perasaanya sendiri...
Sandisalbiah
walau langkah yg di ambil Nahla itu salah tp sebagai perempuan normal pasti akan mendukung tindakan Nahla.. buat apa bertahan kalau keberadaan kita gak di anggap juga gak di hargai.. apa lagi adanya Nahla dlm hidup Hanan adalah murni keinginan laki² egois itu sendiri, hasil paksaan dia malah.tp begitu Nahla masuk dlm kehidupannya justru di kecewakan, hanya dianggap sebagai pelampiasan... berengsek banget si Hanan emang..
Sandisalbiah
lagi² egois juga kepala batu.. harusnya kalau dia emang peduli dan menganggap Nahla itu istrinya saat tau Nahla belum pulang dia langsung cari in, lha ini kok nunggu sampe besok.. nampak sekali dia gak peduli dgn keadaan Nahla... dasar suami gak waras..
Sandisalbiah
Hanan egois.. gak peka sama istri... kasihan Nahla
Sandisalbiah
hah.. Hanan hangat di awal aja ya.. awas aja kalau sampai dia nyakiti hati Nahla... sadar gak sih kalau sikapnya itu sudah aneh.. dasar Hanan
Sandisalbiah
padahal udah sempat beristigfar lho si Hanan tp begitu nyicip ketupat tahu kok langsung bersikap aneh.. sadar gak dia itu udah menyakiti istrinya.. semoga sikap anehnya gak makin menjadi dan berlarut².. kasihan Nahla... secara pernikahan ini juga termasuk hasil dr paksaan Hanan walau tdk secara langsung
Sandisalbiah
hah.. mantan duda yg udah lama puasa.. pengen buka, ada aja gangguan.. 🤭
Sandisalbiah
sempet kawatir kalau Hanan bakal menyebut nama Almarhumah saat penyatuan mereka krn Hanan kan belum move on sepenuhnyaa dr sang mantan terindah walau sudah beda alam
Sandisalbiah
readers ikut salting gegara mas Hanan
Sandisalbiah
pinter banget mas Hanan baca situasi, pasang strategi dadakan buat mengikat neng Nahla nya... gak tanggung².. langsung ijab lho..
Sandisalbiah
bener² gak mau buang² waktu ya mas Hanan... semua kudu di segerakan.,
Sandisalbiah
pak duda meresahkan ya Na... buat jantung jd gak normal
Sandisalbiah
tuh kan.. mulai kelihatan kan gelagat² kang gombalnya 🤭L
pak duda mah jutek nya cuma kamuflase, aslinya dingin dingin empuk dia
Sandisalbiah
𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚞𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚕𝚑𝚘 𝙼𝚒𝚜𝚜... 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚗𝚎𝚔𝚘² 𝚍𝚒𝚊 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚓𝚊 𝚓𝚞𝚝𝚎𝚔 𝚙𝚕𝚞𝚜 𝚍𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗.. 𝚝𝚙 𝚜𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚊𝚞 𝚙𝚊𝚜 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝙼𝚒𝚜𝚜 𝚗𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚓𝚍 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚑𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝...
Koni Dwi N
jaga image dong
Sandisalbiah
𝚒𝚗𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚔 𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚌𝚎𝚖 𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚒 𝚌𝚒𝚕𝚘𝚔, 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚑𝚎𝚛𝚊𝚗...
Any Puji
hamil tuh kan habis haid dgass trus sama si duda..bulan madu ya gagal
Any Puji
rumah kamu na dari duda jutek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!