Trust Me
Nampak seorang gadis berusia sekitar 19 tahun sedang duduk di depan meja rias. dengan di bantu beberapa MUA, yang sedang sibuk menyiapkan riasan untuk acara pemberkatan pagi ini.
Ya, dialah Kim Hyuri. gadis yang tengah bahagia karena di persunting sang kekasih yang lebih tua 10 tahun darinya, Dominic Kiehl.
Seorang pengusaha tambang emas dan batu bara, yang sudah sukses di usia muda. Tak hanya itu, Dom juga memiliki beberapa perusahaan di bidang properti.
Pertemuan nya dengan Yuri, terbilang singkat. mereka bertemu di sebuah cafe, tempat biasa Yuri menyanyi. ya, Yuri adalah seorang penyanyi di salah satu cafe yang kebetulan sering di kunjungi Dom, saat bersantai.
Tak banyak cerita. Dom yang tertarik karena sifat Yuri yang begitu ceria, sering mengiriminya bunga.
Sebenarnya, banyak yang mengirim bunga, coklat maupun hadiah pada Yuri. hanya saja, bunga lili yang dikirimkan Dom mampu menarik perhatiannya.
Ya, dari sekian banyaknya kiriman bunga mawar, tulip ataupun lainnya. hanya Dom yang mengiriminya bunga Lily, yang tak lain adalah bunga kesukaan nya. Berawal dari sanalah, cinta tumbuh di antara mereka.
Saat pagi, Dom akan menjemput nya dengan sebuket bunga Lily. Itu dimaksudkan, agar Yuri bersemangat pagi ini.
Setelah nya, mereka sarapan bersama. lalu mengantar Yuri ke studio, sebelum ia pergi ke kantornya. dan bila petang, Dom akan menjemput Yuri di studio dan mengajak nya makan malam bersama sebelum mengantar nya pulang.
"Tok....",
"Tok....",
"Tok....",
Pintu tempatnya berada terdengar di ketuk. seseorang segera menghampiri daun pintu itu untuk membukanya.
Nampak seorang pria paruh baya yang tengah duduk di kursi roda, dengan seorang wanita dan seorang pria berada di belakangnya, membantu pria itu.
Ya, dialah Hyun Kim. ayah dari mempelai wanita yang berbahagia pada hari ini.
"Silahkan masuk!.", ucap pelayan itu ramah, mempersilahkan anggota keluarga Yuri memasuki ruang rias anaknya.
"Mohon duduk disini dan menunggu, sementara kami menyiapkan pengantin wanita untuk pemberkatan.", ucap pelayan itu, yang segera di angguki oleh keluarga Yuri.
Pelayan itu, lantas pamit undur diri untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Siapa?!.", tanya Yuri, ketika melihat pelayan itu kembali lewat pantulan kaca rias di depannya.
"Ayah, paman dan bibi anda, nona.", jawab pelayan itu, lantas ia segera berjongkok untuk menyelesaikan tugasnya memakaikan kaos kaki berwarna senada dengan kulit kakinya.
"Benarkah?!.", tanya Yuri, meyakinkan. ia nampak gugup dan bahagia di saat bersamaan.
"Uh, Omee. tanganku berkeringat dingin.", ucapnya, pada pelayan yang sudah di tugaskan oleh calon suaminya untuk menemani Yuri, mempersiapkan kebutuhan persiapan pernikahan.
Mulai dari jadwal perawatan Yuri, hingga mengantar jemput Yuri ke butik, treatment, periksa kesehatan dan lainnya.
Omee langsung berdiri dari jongkoknya. ia melepas sarung tangan majikannya, lalu mengambil tisu untuk mengeringkan tangan Yuri yang basah karena keringat dingin.
"Coba tarik nafas!. rileks, dan harus berpikir positif, nona.", ucapnya, mencoba menenangkan majikannya agar tidak gugup dan terlalu khawatir.
"Aku tidak bisa?!, ini pertama kalinya, Omee.", ucap Yuri, membuat pelayan pribadinya itu tersenyum.
Memang benar pilihan tuannya kali ini, Yuri sangat lucu dengan setiap tindakan, ucapan dan tingkah lakunya. itulah sebabnya, Dom menyukainya.
Yuri yang polos, natural tanpa di buat-buat dengan segala yang ada. mampu membuat seorang pengusaha muda, Dominic Khiel, jatuh cinta.
...****************...
Omee membuka pintu kamar, tempat Yuri di rias. ia lantas mempersilahkan ayah, paman dan bibi Yuri untuk masuk. melihat Yuri terakhir kali, sebelum ia di antarkan sang ayah ke altar.
Begitu mereka masuk, semua mata tertuju pada gadis cantik yang sedang di pakaikan hiasan kepala itu.
Bagaimana tidak?!. gadis yang sedang duduk itu sebentar lagi akan menjadi milik orang. ia terlihat sangat cantik dan menawan. menghilangkan kesan gadis yang masih suka bermanja-manja pada sang ayah.
"Selesai?!.", tanya Omee pada beberapa perias dan penata busana majikannya.
"Sudah.", jawab mereka, di Sergai anggukan.
"Kalian istirahatlah!.",
"Ruangan untuk kalian sudah di siapkan. berikan ruang untuk nona dan keluarganya.", perintah Omee pada mereka, yang segera di jawab dengan anggukan.
"Kami permisi, nona.", pamit mereka pada Yuri, sebelum meninggalkan ruangan. tidak lupa, mereka juga memberi hormat kepada keluarga Yuri, saat mereka melewati ayah, paman, dan bibi Yuri. sebelum akhirnya, menghilang di balik pintu.
"Nona, saya akan mengambilkan beberapa camilan untuk keluarga anda. silahkan, jika ingin mengobrol terlebih dahulu.", ucap Omee. ia sengaja memberi ruang pada majikannya untuk mengobrol. Yuri, mengangguk. memberikan izin pada Omee untuk meninggalkannya.
Begitu Omee keluar dan pintu di tutup. Yuri, langsung berdiri dan berjalan ke ayahnya.
Dengan langkah yang cepat, ia berjongkok dan memeluk sang ayah erat. tak lupa, ia juga memeluk paman dan bibinya secara bergantian.
"Kau begitu cantik, sayang.", puji sang bibi, yang di benarkan dengan anggukan dari sang paman. membuat Yuri tersenyum manis.
"Benar-benar cantik seperti ibumu.", ucap sang ayah, yang langsung membuat Yuri mengalihkan pandangannya, dan kembali berjongkok.
"Ayah, tolong jangan bicara seperti itu. bagaimanapun, itu akan membuatku sedih.", ucapnya.
Ya, ibu dan kakaknya telah meninggal. ibunya meninggal saat melahirkan mereka, dan sang kakak meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas saat sedang bekerja.
Sedangkan sang ayah. ia cacat karena mengalami kecelakaan saat bekerja di sebuah kontruksi bangunan.
Yuri lah, yang menghidupi sang ayah dengan bekerja sebagai seorang penyanyi di cafe-cafe.
Ia merasa bersyukur, memiliki paman dan bibi yang begitu pengertian.
Mereka menganggap Yuri sebagai anak mereka sendiri. bukan tanpa sebab, bibinya tidak bisa lagi mengandung.
Ya, kandungan sang bibi terpaksa di angkat karena pernah menderita kanker rahim.
Hidup tanpa kasih sayang seorang ibu, tidak membuat Yuri begitu sedih dan terpuruk. karena, setiap kali ia sedih, bibinya pasti akan berkata.
"Yuri masih punya ibu, bibi.",
Apalagi curahan kasih sayang dari mereka, tidak pernah habis Yuri terima.
"Bagaimana perasaanmu hari ini?!.", tanya sang bibi. ia mencoba mencairkan suasana dan mengalihkan topik pembicaraan.
Yuri nampak menarik nafas dalam dan panjang.
"Apakah bahagia?!.", tanya bibinya lagi. membuat Yuri tampak menghembuskan nafasnya pelan.
"Aku, lebih ke gugup, bi.", jawabnya.
"Jangan gugup. ingat!, kau harus tenang. ini adalah hari bahagia, jangan sampai membuat kesalahan.", ucap bibinya, mengingatkan.
"Iya. jika gugup, coba tarik nafas dalam-dalam. lalu, keluarkan pelan-pelan. sama seperti saat kau akan menyanyi, sayang.", sahut sang paman. membuat Yuri tersenyum dan melirik pamannya.
"Tapi, ini berbeda dengan menyanyi, paman.",ucapnya.
"Kalau begitu, seperti biasa. tutup matamu, sebut nama ayah dan ibu, lalu katakan pada dirimu sendiri, bahwa kau bisa!.", sahut sang paman lagi.
Itu adalah, kata-kata dari sang paman yang selalu membuatnya bersemangat dan menghilangkan rasa khawatir dalam hatinya. bagaimanapun juga, paman dan bibinya ikut andil dalam membesarkan ia dan sang kakak, karena ayahnya dulu harus bekerja.
Yuri tersenyum dan mengangguk kuat. ia tidak perlu takut ataupun gugup, karena ada keluarganya disini.
🍁TO BE CONTINUED🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Hazelnut
hai,
2024-01-30
0
Yeyi
seru
2023-01-25
0