Bunga Adelwis memiliki IQ di bawah rata rata , bandel , suka bolos , tentunya sering mendapat hukuman dari guru , terutama guru tampan dan galak pujaan hati siswi seantero sekolah .
Karna surat wasiat dari mendiang kakek Bunga . Ia pun harus menikah dengan seorang pria , yang ternyata guru paling galak disekolahnya ,cucu dari sepupu kakek Bunga . Dan bisa di bilang , Guru galak calon suaminya itu adalah sepupu jauhnya .
"Mama ! Bunga gak mau menikah sekarang ! titik ! , apa lagi dengan Guru galak itu , Bunga gak suka Ma !" bantah Bunga .
"Mama juga inginnya seperti itu sayang !, Tapi ini sudah wasiat mendiang Kakekmu !"
"Kenapa harus sekarang Ma !, apa gak bisa setidaknya Bunga lulus SMA dulu !" tawar Bunga .
"Apa kamu tega menolak permintaan Nenek Marni yang lagi sakit ?. Dia sangat ingin melihat cucu satu satunya menikah !" tanya Ibunya Bunga .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Bunga melipat surat Aldo dan kembali memasukkannya ke dalam aplop , kemudian memasukkannya ke saku celananya . Bunga pun meninggalkan kamar Aldo , memandang seluruh ruangan kamar Aldo sebelum ia menutup pintu kamar yang sering ia habiskan bermain bersama Aldo dari jaman dahulu kala .
Bunga menuruni tangga rumah Aldo dengan berjalan gontai . Bagaikan Bunga yang layu di terpa sinar matahari di siang hari .Bunga terlihat seperti tidak punya semangat hidup . Bunga menghela napasnya , Rumah Aldo penuh dengan kenangan .
"Bu ! , Bunga balik dulu" pamit Bunga saat bertemu dengan pembantu di rumah Aldo di bawah tangga .
"Iya nak ! , Aldo katanya gak balik lagi ! , Ibunya juga ikut pindah !" jelas Bi Asih .
"Bunga sudah tau Bu !" ucap Bunga pelan . Bibirnya bergetar menahan tangis .
"Kalau memang kalian berjodoh , Tuhan akan memiliki banyak cara untuk kalian bisa bersama"
Bunga langsung menajamkan tatapannya kepada Bi Asih .
"Bu Asih sudah mengetahuinya ?"
Bi Asih menganggukkan kepalanya ." Tadi malam Aldo bercerita kepada Ibunya."
"Kalau begitu Bunga pulang dulu ya Bu !" Bunga berlari keluar dari rumah Aldo . Bunga langsung masuk ke pekarangan rumahnya menuju garasi . Setelah mengambil kunci motor yang tersangkut di dinding . Bunga langsung menghidupkan motor kesayangannya dan melajukannya keluar dari halaman rumah mereka .
Bunga memarkirkan motornya di parkiran rumah sakit . Iya ingin menemui Arya , ada yang perlu ia bicarakan . Bunga memperlambat langkahnya setelah sampai di depan ruang ICU dimana Nenek Marni di rawat . Bunga merapikan sedikit penampilannya yang berantakan . Kemudian membuka pintu ruangan di depannya .
"Pak Arya !" panggil Bunga , melihat Arya menyuapi Nenek Marni .
Nenek Marni dan Arya refleks menolehkan ke arah pintu .
"Ada yang perlu kubicarakan !" Bunga langsung keluar dari ruangan itu . Menunggu Arya di bangku tunggu di depan ruang ICU.
Tidak lama kemudian Arya pun keluar , selesai ia menyuapi Neneknya .
"Mau bicara apa ?" tanya Arya setelah menutup ruangan perawatan Nenek Marni . Memandangi Bunga yang duduk di kursi tunggu , berdiri dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celananya .
"Aku ingin Pak Arya menolak perjodohan kita . Aku gak mau menikah dengan Pak Arya" jawab Bunga .
"Oh itu ! , ada lagi ?"
"Itu aja !"
" Kalau sudah tidak ada ! , sana pulang !" suruh Arya dengan wajah datarnya , kembali masuk keruangan perawatan Neneknya .
Membuat dada Bunga naik turun menahan emosi . Bunga sudah mengepal kedua tangannya , Ingin rasanya ia menonjok wajah Arya sampai babak belur . Tapi itu tidak akan terjadi , karna Bunga tidak akan mampu melawan Arya yang tenaganya jelas jauh lebih kuat . Kalau Bunga tidak ingat ia sedang berada di rumah sakit , ia mungkin sudah meneriakkan nama Arya .
Awas kamu Arya ! batin Bunga , memutar tubuhnya berjalan ke arah Lif .
Arya mengulum senyumnya berjalan mendekati brankar Neneknya .
" Bunga mana ? , kenapa dia gak masuk ?" tanya nenek Marni .
"Dia kesini hanya ingin meminta handponnya yang terjatuh di mobilku tadi Nek !" bohong Arya .
"Oh ! , pintarlah mengambil hatinya !"ucap Nenek Marni . Arya tidak menjawab , ia hanya tersenyum menganggukkan kepalanya .
"Nenek istirahatlah ! , kata Dokter besok Nenek sudah boleh pulang" ucap Arya , ia akan selalu menyemangati Nenek kesayangannya itu . Kalau bisa Arya meminta , ia ingin Neneknya hidup selamanya . Tidak apa apa dia repot , yang penting ia bisa melihat Neneknya setiap hari . Tapi itu tidak mungkin , karna tidak ada yang kekal di Dunia ini . Setiap yang hidup pasti akan mati , itu pasti .
"Nenek sudah tidak sabar melihatmu menikah !" wajah Nenek Marni berbinar bahagia .
"Makanya Nenek harus sembuh ! , jangan sakit sakit lagi" balas Arya .
"Kamu memang cucu kesayangan Nenek !"
"Arya juga sangat menyayangi Nenek !" Arya mencium kedua pipi Nenek Marni ."Nenek segeralah istirahat . Arya akan tunggu di luar" ucapnya lagi .
Arya tidak di perbolehkan menemani Neneknya di runga ICU itu . Ia hanya boleh mengunjungi Neneknya sebentar , dan hanya saat memberi makan . Karna sudah ada perawat yang menjaganya di ruang ICU tersebut .
Sudah lima hari Bunga tidak pergi kesekolah , dengan beralasan lagi masa pingit sebelum menikah . Semenjak menemui Arya di rumah sakit , meminta supaya Arya membatalkan perjodohan mereka . Bunga tidak pernah lagi bertemu dengan Arya . Kata orang tua Bunga , Nenek Marni sudah pulang dari Rumah sakit . Dan besok adalah hari pernikahannya dengan Arya .
Tidak ada persiapan apa apa di rumah Bunga . Karna pernikahan hanya dilaksanakan ijab kabul saja . Tidak ada pesta atau sejenisnya , karna pernikahan mereka harus disembunyikan dari halayak rame , mengingat Bunga masih anak sekolah .
Bunga mengalihkan tatapannya kearah pintu kamarnya yang di buka dari luar .
"Mama ! Bunga gak mau menikah !" rengek Bunga , melihat Mama Indahlah yang datang .
Mama Indah berjalan mendekati Bunga duduk di tas kasur ." Mama gak bisa membantumu sayang !" ucapnya , setelah ia mendudukkan tubuhnya di pinggir tempat tidur menghadap Bunga kemudian mengusap kepala Bunga .
"Jadi siapa yang bisa membantuku Ma ?" tanya Bunga polos . Menggarut kepalanya yang mendadak gatal , dengan bibir cemberut .
"Mama gak tau sayang ! , jangan tidur lama lama . besok kamu harus cepat bangun , karna besok kamu harus di rias" ujar Mama Indah .
" Ma ! , kalau besok aku menikah , berarti aku gak tinggal disini lagi dong Ma ?." tanya Bunga .
"Disini sayang ! , nanti kalau kamu sudah lulus SMA , baru kalian tinggal satu rumah" jawab Mama Indah .
"Serius Ma !" seketika wajah Bunga berbinar cerah ."Kalau begitu Bunga gak usah lanjut sekolah lagi , biar Bunga gak lulus lulus . Pasti lama kelamaan si Burung Gagak itu bosan menunggu Bunga lulus , dan akhirnya menceraikan Bunga".
"Kalau kamu gak lanjut sekolah , malah kamu akan langsung tinggal bersama dengan Arya !" Ucap Mama Indah .
"Kok gitu sih Ma ? . Lagian si burung gagak itu , kenapa sih dia mau menerima perjodohan yang di buat kakek ?,Patuh amat !. Kenapa dia gak menolaknya coba ? . Mau maunya dia di nikahkan sama cewek jelek kaya aku !,Heran deh !" Berbicara dengan bibir di majuin .
Mama Indah tergelak mendengar penuturan Bunga . Meski Bunga bukan darah dagingnya , tapi gesreknya tetap menurun kepada Bunga .Ya iyalah ! menurun , dia yang membesarkan dan mendidiknya .
"Ya sudah ! sudah malam , ayo tidur , jangan main game lagi ,dan besok jangan sampai telat bangun , oke !" Mama Indah mengambil handphon dari tangan Bunga , meletakkannya di atas meja nakas . Membantu Bunga berbaring , lalu menyelimutinya .
"Selamanya kamu tetap menjadi putri kecil kami" Ucap Mama Indah setelah mencium kening Bunga .
"Bunga sayang Mama !"
"Mama juga sayang Bunga !" balas Mama Indah . mengusap sisi wajah Bunga . kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamar Bunga .
Di Rumah Arya .
Nenek Marni mengusap bahu Arya " keputusan untuk menikahi Bunga , kamu yang mengambilnya ,Nenek hanya membantumu" ucapnya kepada Arya .
" Arya bisa seperti ini , karna bantuan dari kakek Samsul Nek ! . Kakek Samsul sudah tidak ada sebelum Arya sempat membalas jasa jasanya . Apa yang kumiliki sekarang itu semua atas bantuan Kakek Samsul , Ini semua miliknya Nek ! . Sekarang aku hanya bisa membalasnya dengan menjaga cucu kesayangannya , seperti permintaan kakek Samsul sebelum ia meninggal ." Ucap Arya .
"Perjodohan yang di buat Kakek Samsul tidaklah serius . Itu hanya kegilaan orang yang lagi jatuh cinta" Nenek Marni tersenyum , mengingat sepupunya itu , menulis dua surat wasiat konyol , akan menjodohkan cucu mereka kelak . satu untuk Nenek Marni simpan , dan satu di simpan sama Kakek Samsul .
"A..aku juga mencintai Bunga Nek !" Gugub Arya ,mengakui perasaannya .
Nenek Marni langsung tergelak , sampai sudut matanya berair ." Semenjak kapan cucu Nenek mencintai anak muridmu yang bandel dan bodoh itu ?" tanya Nenek Marni di selah selah tawanya .
"Nenek..!" rengek Arya , wajahnya sudah merona merah , malu dan salah tingkah , karna di tertawakan wanita tua dicintainya itu .
.
.
.