Aqmal Dan Gundu Ajaib

Aqmal tersenyum, dugaannya benar, sakit, cape, dan lelah tubuh nya, sirna seketika, berganti kekuatan seperti baru saja bangun dari tidurnya.

Dengan wajah yang gembira, Aqmal berlari menuju bangunan tua di puncak bukit kecil itu.

Padang rumput ini mengingatkan Aqmal pada film Teletubbies yang dulu sering dia lihat di rumah Eman. Adik nya Eman sangat menyukai film itu.

Bangunan mirip Bio ini tidak terlalu besar, hanya seukuran dua kali dua meter persegi, dengan tinggi kurang lebih dua meter juga.

Di tengah tengah bangunan itu, ada sebuah altar kecil seukuran lima puluh centimeter persegi dengan tinggi sekitar satu meter dan terbuat dari batu Giok berwarna biru muda.

Diatas altar mirip pilar pendek itu ada sebuah kotak kecil berwarna kuning emas yang sudah kusam karena termakan usia.

Perlahan Aqmal mengambil kotak, seukuran telapak tangan itu, membolak balikan nya, memperhatikan relief ukiran indah yang terdapat di sekeliling kotak kecil itu. Tanpa sadar, jari tangan Aqmal memencet ukiran berbentuk bunga yang terdapat di tengah tengah sisi kotak kecil itu.

"Plak!" ....

Tiba-tiba tutup kotak kecil itu terbuka dengan sendiri nya, menampilkan berkas cahaya biru muda terang yang mengisi kayak itu.

Belum sempat Aqmal berpikir macam macam tentang isi kotak itu, tiba tiba cahaya biru muda mirip asap itu melesat kearah dahi remaja itu dan melesat masuk kedalam kepala nya, membuat Aqmal mengerang seketika, karena kepalanya tiba-tiba terasa sangat sakit sekali.

Sambil tertunduk, Aqmal mengaduh memegang kepala nya yang sangat sakit sekali, seperti sedang dimasuki oleh sesuatu benda asing.

Untunglah rasa sakit itu tidak berlangsung lama, berangsur angsur berkurang lalu hilang sama sekali.

Namun bersamaan dengan sakit kepala nya tadi hilang, tiba tiba Aqmal merasa mengetahui banyak hal yang tidak dia ketahui sebelum nya. Bahkan bahasa bahasa asing yang aneh, huruf huruf yang tidak pernah dia lihat, bisa dia baca dengan lancar sekali.

Didalam kotak itu tidak ada apa apa lagi selain sebuah guci kecil saja.

Namun saat guci kecil itu dia buka, tiga berkas cahaya langsung melesat masuk kedalam kening nya. Cahaya merah, kuning dan hijau itu secara bersamaan, melesat masuk kedalam kepala Aqmal lewat dahi nya, membuat anak remaja itu seketika menggelepar seperti ayam kena sembelih.

Tidak mampu menahan sakit nya, tubuh Aqmal pun roboh ke lantai Bio, pingsan seketika.

Saat tubuh Aqmal betul betul berada di ujung krisis, tiba tiba Gen Naga sejati yang selama ini menghuni inti jantung nya, seperti terbangun dan tahu jika tuan nya dalam bahaya yang sangat darurat sekali.

Secara cepat Gen Naga sejati itu bergerak menyebarkan kekuatan nya ke sekujur tubuh Aqmal, melapisi segenap urat saraf dan otot nya, darah dan daging nya serta melapisi seluruh tulang belulang nya, lalu bergerak keatas menuju otak, mengurung empat energi yang baru masuk ke sana.

Setelah takluk dibawah pengaruh Gen Naga sejati, empat energi besar itu turun menuju alam jiwa Aqmal yang masih berisi kegelapan itu.

Di alam jiwa Aqmal, empat inti kekuatan besar itu memecah membentuk lantai empat persegi dengan satu inti kekuatan berada di satu sudut itu.

Lalu masing masing inti energi itu memancarkan cahaya menuju ke arah inti lain nya. Cahaya merah, melesat kearah cahaya kuning, lalu cahaya kuning melesat kearah cahaya hijau dan cahaya hijau melesat kearah cahaya biru serta cahaya biru melesat kearah cahaya merah, sehingga terbentuk sebuah datar bidang persegi empat.

Belum cukup sampai disitu, empat cahaya tadi segera melesat keatas secara miring, lalu menyatu di ketinggian membentuk sebuah piramida cahaya atau Piramida jiwa. Kumpulan penyatuan empat inti energi itu menjadi sebuah matahari jiwa berwarna putih terang.

Dan ternyata di bawah Piramida jiwa itu ada lautan jiwa yang tak tahu tepi nya. Piramida jiwa tadi tergantung diatas lautan jiwa, dengan setiap sudut nya mengeluarkan sulur ke arah Dantian Aqmal.

Setelah berproses beberapa lama, akhirnya Aqmal membuka mata nya, di geleng geleng kan kepala nya, tiba tiba beribu ribu pengetahuan, menjejali otak nya, baik ilmu seni berperang, ilmu Alchemis, maupun ilmu ilmu teknik kultivasi.

Aqmal tahu jika Dantian nya belum berisi, karena titik Meridien yang ada di tubuh nya sebanyak dua ratus empat puluh dua itu belum satu pun yang terbuka, sedangkan jalan hawa Murni masuk kedalam Dantian lewat titik Meridien itu.

Untuk alam jiwa nya, dia baru berada di Mortal Body tingkat pertama. Karena Alam jiwa itu terbagi tiga ranah, yaitu Mortal body, lalu Mortal Soul, dan terakhir Mortal Saint, yang tiap tiap ranah itu akan terbagi lagi menjadi sembilan tingkatan. Untuk meningkatkan Alam jiwa, hanya dengan Beban Hati itu sendiri, semakin hati lapang menghadapi semua penderitaan Jahir dan batin, semakin luas alam jiwa nya.

Sedangkan untuk Kultivasi, ada sembilan ranah, yaitu pertama ranah Cadet gate (gerbang Taruna), yang ke dua ranah Knight gate (gerbang ksatria), yang ketiga Earth gate (gerbang Bumi), yang ke empat Sky gate (gerbang langit), yang ke lima King gate (gerbang Raja), yang ke enam Emperor gate (gerbang Kaisar), yang ke tujuh Holy gate (gerbang suci), yang ke delapan Heaven gate (gerbang Surgawi), dan yang ke sembilan adalah ranah Divine gate (gerbang ilahi). Dan masing masing ranah itu terbagi atas lima tingkatan, yaitu tingkat dasar, tingkat kedua, tingkat menengah, tingkat akhir dan tingkat sempurna.

Aqmal melihat kembali kedalam guci kecil tadi, ternyata berisi lima buah cincin bermata biru kusam.

Pengetahuan Aqmal secara mendadak mengetahui jika empat buah cincin itu adalah cincin ruang penyimpanan milik seseorang, sementara sebuah cincin lagi yang bermata hitam adalah cincin antar dimensi, yang bisa menyimpan sebuah istana sekalipun untuk di pindahkan ke tempat lain nya.

Aqmal melihat cincin ruang penyimpanan yang pertama, tidak ada apa pun isi didalam nya

Lalu cincin ruang penyimpanan yang kedua, berisi berbagai senjata perang jaman dahulu serta kitab kitab ilmu seni peperangan.

Cincin ruang penyimpanan yang ketiga berisi berbagai kitab obat obatan, kitab aneka macam penyakit dan penyembuhan nya serta bahan obat-obatan langka dan kuno, berjuta juta obat dan pil penyembuh aneka macam penyakit, serta tungku Alchemis dan kuali yang terbuat dari batu Giok.

Cincin ruang penyimpanan yang ke empat hanya berisi pil kultivasi dan kitab kitab tehnik kultivasi tingkat tinggi.

Aqmal mengambil sebuah cincin yang pertama yang tidak ada isi nya, lalu memasukan tiga cincin lain nya uang ada isi nya kedalam cincin ruang penyimpanan pertama, serta mengenakan cincin itu di jari manis tangan kiri nya, begitupun juga dengan cincin bermata hitam (cincin antar dimensi), dia kenakan di telunjuk tengah tangan kiri nya. Secara ajaib, cincin itu tiba-tiba saja pas dijari tangan nya.

Dengan pengetahuan yang tiba-tiba saja muncul menjejali otak nya, Aqmal tahu jika titik-titik Meridien itu bisa di buka dengan tehnik tertentu saat bersemedi.

Aqmal segera duduk bersila di dalam Bio diatas bukit kecil itu sambil mem fokus kan konsentrasi nya pada salah satu titik Meridien utama nya.

Entah untuk berapa lama, Aqmal tidak tahu, namun kini dia telah mampu menjebol dua puluh lima titik Meridien nya. Beberapa aliran Qi murni mulai masuk ke Dantian nya, meskipun aliran nya sangat sedikit sekali, sama seperti mengisi sebuah gentong besar dengan satu keran saja, Aqmal tidak perduli yang pasti saat Qi murni mengalir ke dalam Dantian nya, dia merasakan kenyamanan luar biasa, aliran darah di sekujur tubuh nya tiba tiba saja menjadi lancar dan sangat aktif. Hal itu terjadi karena Gen Naga sejati seperti bergembira mendapatkan makanan yang lama tidak mereka dapatkan. dengan makanan yang cukup, Gen Naga sejati akan berkembang biak memperbanyak sel dan mengganti sel sel yang mati dengan sel yang baru.

Aqmal membuka mata nya setelah merasa cukup untuk hari itu dia berkultivasi untuk membuka semua titik Meridian nya.

Dia baru sadar jika tempat itu selalu terang seperti tengah hari namun tidak terik karena tanpa matahari.

Aqmal berlari menuruni bukit kecil itu menuju telaga, menatap ke sekitar tempat itu, nampak tidak jauh dari tempat itu, ada sebuah air terjun yang cukup tinggi. Air terjun itu berasal dari sebuah sungai kecil yang jatuh ke telaga.

Di sekeliling Telaga itu terlihat pasir putih bercampur batu batu kerikil berwarna kuning.

Aqmal memungut sebutir batu kerikil berwarna kuning itu lalu mengamati nya dari dekat.

"Kok seperti emas, atau jangan jangan ini benar benar emas, aku akan menanyakan nya pada koh Aseng nanti ah, siapa tahu ini benar benar butiran emas!" pikir Aqmal memungut empat butir batu kerikil sebesar jempol kaki nya, lalu menyimpan nya didalam cincin ruang penyimpanan nya.

Setelah merasa cukup untuk hari ini, Aqmal segera mendekat kearah sebongkah batu besar, mengarahkan telapak tangan kanan nya ke arah batu itu, sebuah lobang portal dimensi terbuka, dan Aqmal segera melompat kedalam portal dimensi itu, dia keluar di dalam pondok nya sendiri.

Waktu Aqmal keluar dari alam dimensi Galatian, di luar hari baru saja beranjak sore.

...****************...