Bukan Istri Yang DI Inginkan

Sampai akhirnya pemilik nomor itu pun menghubungi Rania yang sejak tadi tidak merespon pesan yang dikirimkan oleh nomor tersebut.

”Siapa sih ni orang, nganggu aja orang mau istirahat juga pun." gumam Rania dengan cemberut, padahal matanya sudah sangat mengantuk serta fikiranya yang lagi tidak tenang saat kedatangan mertua serta wanita sombong itu yang akan di jodohkan dengan suaminya, lebih tepatnya suami yang tak menganggap istrinya.

Lalu dengan gerakan cepat Rania pun langsung menekan panggilan tersebut dan mengomel-ngomel dengan orang tersebut.

”Assalamualaikum siapa ini dari tadi mengganggu saya saja ya, apa gak tau kalo saya mau istirahat, kan nanti bisa." Omel Rania dengan cepat membuat orang di sebrang sana yang menghubunginya malah tersenyum-senyum mendengar suara wanita itu yang menurutnya sangat lucu.

”Walaikumsalam Rania ini saya Bimo adiknya mbak murni." kata pria tersebut yang ternyata Bimo pria yang tempo hari ada di ulang sang kakak.

Sontak saja mendengar hal itu membuat Rania terkejut. Bagaimana bisa pria itu menghubungi dirinya apa Mbak murni yang memberikan nomornya kepada pria tersebut hingga bisa meneleponnya, trus yang sejak tadi terus mengirim pesan kepada dirinya ternyata pria juga.

Waduh malu banget Rania sudah menggombal panjang lebar ternyata pria tersebut yang menghubunginya. terlihat Rania menutupi wajahnya dengan bantal karena malu akibat ulahnya tersebut.

” Halo Mbak Rania masih ada di sana." tanya Bimopadahal gadis tersebut yang nampak tidak menjawab pertanyaannya.

”Eh iya mas Bimo saya masih di sini kok." jawab. Rania dengan tergagap.

” Maaf ya Mbak Rania kalau saya mengganggu istirahat siangnya, Saya cuman mau berteman aja sama Mbak Rania kalau boleh." ujar Bimo pada gadis tersebut dari ujung telepon sana.

Rania yang mendengar itu pun terdiam hingga beberapa saat. Ia berpikir haruskah ia menerima pertemanan dari pria lain atau tidak karena statusnya yang sudah berubah saat ini. namun setelah Rania pikir-pikir Tidak ada salahnya juga ia menerima pertemanan dari pria tersebut, bukan hanya sebatas teman tidak lebih dari itu lagian juga kalau dilihat-lihat adiknya mbak murni itu tidak ada tampang tampang orang jahat sama sekali.

Lagian lintang juga tidak memperdulikan dirinya mau berteman dengan siapa mau dekat dengan siapa. karena pria itu juga tidak menganggap dirinya sebagai istri, dan juga ingin dijodohkan dengan wanita sombong itu oleh ibu mertuanya yang tidak menganggap dirimu dengan baik walaupun ia menantu rahasia.

” Ya nggak papa Mas Bimo kalau memang mau berteman dengan saya." jawab Rania yang membuat bingung yang mendengar dari seberang sana terlihat sangat bahagia karena pertemanannya disetujui oleh gadis tersebut.

” Makasih Radia Ya sudah kalau gitu saya tutup dulu teleponnya ya Maaf sudah mengganggu waktunya Assalamualaikum." kata bimo.

” Waalaikumsalam." jawab Raniasambil meletakkan handphonenya di samping tempat tidur.

Lalu setelah itu orangnya pun memukul-mukuli kepalanya dengan pelan karena tintanya tersebut yang pastinya membuat pria itu ilfil karena dirinya yang terus mengoceh panjang lebar seperti tadi.

” Rania Rania Kenapa kamu bisa seperti itu bikin malu aja. tapi kamu juga nggak salah sih karena kan kamu nggak tahu kalau itu adiknya mbak murni yang menelpon kirain orang iseng yang ingin main-main aja." gumam Rania lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang untuk tidur siang. karena rencananya Nanti sore sekitar jam 04.00 setengah lima Rania bakal ke rumah nenek Tumini untuk memberikan sedikit rezeki yang ia dapatkan dari Mbak murni karena baju yang kemarin telah dibayarkan semua yang Bahkan Mbak murni memberikan lebih padahal rania sudah menolaknamun Mbak murni tetap kekeh memberikan mata lagi dan tidak ingin dikendalikan karena Mbak murni bilang itu sebagai tips karena sudah mau membuatkannya baju yang sangat cantik.

Jadi mau tidak mau Rania pun terpaksa menerima uang dari itu , maka dari itu Rania ingin berkunjung ke rumah nenek itu untuk memberikan uang tersebut sebagian yang ia dapatkan dari Mbak murni.

*

Sedangkan di tempat lain tepatnya di sebuah restoran terlihat obrolan dua orang wanita berbeda usia yang tidak lain adalah Mama sita dan juga Syifa, yang belum pulang ke Jakarta masih berada di Bandung dan menginap di salah satu hotel yang berada di sana tapi lebih tepatnya di hotel berfasilitas mewah karena permintaan dari Syifa yang tidak mau dengan fasilitas yang biasa-biasa saja dan hal itu pun dituruti oleh mama sita.

” Jadi Gimana tante Apa yang harus kita lakukan sekarang Supaya bintang mau sama Syifa."tanya Syifa kepada Tante sita di saat mereka tengah menikmati makan siang.

” Besok datang ke kantornya lintang yang ada di sini dan untuk berusaha menarik perhatiannya. karena besok tante harus pulang ke Jakarta karena Papa Lintang tadi hubungi bantu untuk kembali ke sana." ujar mama sita kepada Syifa dengan menggenggam tangannya dengan erat.

”Apa nggak papa Tante kalau Syifa ke kantor nya Lintang takutnya Lintang malah memperlakukan Syifa yang tidak baik-baik. bukan tente tahu kalau lintang saja kelihatan tidak suka sama Syifa." kata Syifa dengan mencari perhatian Tante sita.

” Kamu tenang saja Tante sudah menyiapkan sesuatu supaya Lintang tidak lagi mengusir kamu bahkan memarahi kamu di tempat umum." sambung mama sita kepada Syifa dengan tersenyum.

” Apa itu tante?" tanya Syifa dengan penasaran.

Lalu setelah itu pun Mama sita pun membisikin sesuatu di telinga kanan Syifa, hingga tidak lama kemudian senyuman Syifa pun terbit dengan lebar.

” Makasih Tante udah mau bantuin Syifa dan juga memberikan ide supaya Lintang tidak bersikap seperti itu sama Syifa dan mau menerima sifat sebagai calon istrinya."ujar Syifa dengan senyum lebar kepada tante sita.

”Sama-sama sayang karena ente juga menginginkan kamu sebagai menantu tante yang setara dengan Lintang. karena tante tidak mau memilih asal-asalan untuk pendamping hidup Lintang kedepannya karena Tante yakin kamu yang terbaik untuk lintang." ucap mama sita yang yakin kalo Syifa wanita yang tepat untuk putranya.

Namun Syifa hanya tersenyum tipis saja Tampa membalas ucapan dari wanita parubaya tersebut.

.*

Sore harinya sekitar jam setengah lima sore Rania baru saja keluar dari kamar dengan pakaian yang rapi serta wangi dan menurun di tangga dengan membawa tas ransel sederhana miliknya. karena rania hari ini bakal berkunjung ke rumah nenek tumini untuk memberikan sedikit uang.

Tetapi Baru beberapa langkah Rania berjalan untuk keluar dari rumah, di depan pintu keluar masuk Rania bertemu dengan pria tersebut yang baru saja pulang dari luar dengan membawa sekantong plastik berwarna hitam yang tidak rania tahu apa isinya.

Sontak saja melihat wanita tersebut yang sudah rapi membuat Lintang bertanya-tanya mau ke mana apakah wanita tersebut sore hari ini.

”Mau kemana?" Tanya lintang tiba tiba dengan tatapan datar pada Rania yang masih terdiam.

”Saya mau keluar bentar ada urusan." jawab Rania apa adanya. sebenarnya Rania tidak ingin menjawab pertanyaan dari pria tersebut, namun karena tidak ingin disangka yang keluar dengan orang lain makanya Rania apa adanya.

”Sama siapa?" tanya lintang lagi seperti menginterogasi wanita tersebut bahkan kalau dilihat-lihat seperti bapak yang misalnya mengekang anak gadisnya untuk keluar takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

....