NovelToon NovelToon
JENDELA TERBUKA YANG LUPA DITUTUP

JENDELA TERBUKA YANG LUPA DITUTUP

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Suami Tak Berguna / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Harem / Cintapertama
Popularitas:442
Nilai: 5
Nama Author: Siti Zuliyana

Rina menemukan pesan mesra dari Siti di ponsel Adi, tapi yang lebih mengejutkan: pesan dari bank tentang utang besar yang Adi punya. Dia bertanya pada Adi, dan Adi mengakui bahwa dia meminjam uang untuk bisnis rekan kerjanya yang gagal—dan Siti adalah yang menolong dia bayar sebagian. "Dia hanyut dalam utang dan rasa bersalah pada Siti," pikir Rina.
Kini, masalah bukan cuma perselingkuhan, tapi juga keuangan yang terancam—rumah mereka bahkan berisiko disita jika utang tidak dibayar. Rina merasa lebih tertekan: dia harus bekerja tambahan di les setelah mengajar, sambil mengurus Lila dan menyembunyikan masalah dari keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Zuliyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan Lila & Doni

Pukul 10 pagi, acara dimulai. Ayu dan kelompok tari dia menari tari tradisional Indonesia yang digabungkan dengan tari Jepang—simbol dari perjalanan dia dan identitas keluarga. Semua tamu terpesona, dan banyak yang menangis senang. Kemudian, suara musik lembut dimainkan, dan Lila keluar dari rumah—dibawa oleh Adi, mengenakan gaun pernikahan yang dibuat Rina dengan jahitan tangan. Gaun itu memiliki motif bunga melati dan gambar jendela di bagian roknya.

Selama mereka berjalan menuju panggung, Lila melihat jendela kamar tidur yang terbuka lebar—cahaya matahari menyinari dari dalam, seolah-olah rumah sedang menyambutnya. Dia menangis senang, dan Adi mengeringkan air matanya: "Kamu cantik banget, sayang. Ayah bangga pada kamu."

Di panggung, Doni menunggu dengan wajah cerah. Dia mengenakan jas hitam dengan dasi berwarna bunga melati. Ketika Adi menyerahkan tangan Lila ke Doni, dia berkata: "Jaga dia baik-baik ya. Dia adalah anakku yang paling kuat, dan dia mencintai kamu dengan semua hatinya." Doni mengangguk: "Aku akan selalu menjaganya, Pak. Dan aku akan selalu menghormati rumah dan keluarga dia—dengan jendela yang selalu terbuka."

Pemimpin upacara memulai doa dan pemberian nasihat. Lila dan Doni menukarkan cincin, dan Doni berkata: "Lila, kamu adalah cerita yang paling indah dalam hidupku. Aku akan selalu membuka jendela hatiku untukmu, seperti rumahmu yang selalu membuka jendela untukku." Lila menjawab: "Doni, kamu adalah cahaya yang menyinari jalan kehidupanku. Aku akan selalu membuat jendela rumah kita terbuka untuk cinta, harapan, dan semua hal indah yang kita lakukan bersama."

Setelah upacara selesai, semua tamu bersorak senang, dan Lila dan Doni menari bersama di tengah halaman. Kemudian, Arif membuka aplikasi yang dia buat—semua tamu bisa mengirim pesan ucapan dan foto ke layar yang dipasang di panggung. Banyak pesan yang muncul: dari teman di Eropa, Jepang, Amerika, dan bahkan dari Rafi—yang sekarang sudah sukses sebagai pengusaha ekonomi dan mengucapkan selamat kepada mereka.

Malam itu, acara berlanjut dengan makan malam dan pesta. Semua orang makan makanan yang dibuat bersama: nasi tumpeng dari Siti, ayam bakar dari Adi, kue pernikahan dari Rina, dan camilan dari Arif. Rio mengambil banyak foto momen spesial—foto yang nanti akan dipajang di galeri Lila.

Saat malam semakin larut, Lila dan Doni duduk di teras bersama Rina, Adi, Ayu, dan Arif. Jendela kamar tidur tetap terbuka, dan bintang-bintang mulai muncul. Lila memegang tangan semua orang: "Terima kasih untuk semua yang sudah membantu. Pernikahan ini tidak hanya tentang aku dan Doni—ini tentang keluarga yang selalu bersama, tentang bunga-bunga yang dikumpulkan bersama, dan tentang jendela yang selalu terbuka untuk semua yang kita cintai."

Adi memegang tangan Rina: "Kita telah melalui banyak hal, Bu. Dari jendela yang lupa ditutup, sampai pernikahan di depan jendela yang selalu terbuka. Semua itu karena kita selalu bersama."

Rina menyandarkan kepalanya di bahu Adi: "Ya, Sayang. Jendela itu adalah bukti bahwa kebahagiaan tidak datang sendirian—dia datang ketika kita membuka hati dan rumah kita untuk orang lain."

Angin segar bertiup, menyebarkan bau bunga melati dan kebahagiaan yang tak terlupakan. Semua orang tersenyum, melihat bintang-bintang yang bersinar dan jendela yang terbuka—seperti janji yang akan selalu terjaga, untuk kebahagiaan yang abadi dalam keluarga mereka.

Setelah 6 bulan pernikahan, Lila dan Doni memutuskan untuk membangun rumah baru—tidak terlalu jauh dari rumah Rina dan Adi, agar mereka bisa sering bertemu. Mereka ingin rumah itu memiliki "jendela terbuka" yang sama seperti rumah tua, sebagai simbol hubungan yang tidak pernah putus. Arif membantu merancang desain rumah, Ayu merancang dekorasi dengan tema tari dan seni, dan Adi membantu memantau pembangunan.

Satu hari, saat memeriksa pembangunan, Lila tiba-tiba merasa pusing dan mual. Doni khawatir dan membawanya ke dokter. Hasil tes keluar—Lila hamil! Mereka menangis senang dan langsung memberitahu keluarga. Rina dan Adi melompat-lompat senang: "Kita akan jadi kakek dan nenek!" Ayu dan Arif juga senang banget—mereka akan jadi kakak tiri yang pertama.

Namun, masalah muncul saat pembangunan rumah baru menghabiskan lebih banyak uang dari rencana. Lila dan Doni kehabisan anggaran, dan mereka takut tidak akan selesai sebelum bayi lahir. "Apa yang akan kita lakukan? Rumah baru harus siap untuk bayi," kata Lila dengan khawatir.

Rina dan Adi segera menawarkan bantuan: "Kita akan membantu dengan uang tabungan kita. Rumah baru itu bukan hanya milikmu—itu milik semua keluarga. Kita akan selesai bersama." Siti juga menawarkan bantuan dari uang gajinya, dan Rio bahkan memberikan diskon untuk material bangunan dari toko temannya. Dengan bantuan semua orang, pembangunan rumah baru pun berjalan lancar.

Selama kehamilan Lila, keluarga semua sangat perhatian. Rina membuat makanan sehat untuknya, Adi membangun ranjang bayi secara manual, Ayu membuat baju bayi dari kain batik, dan Arif membuat aplikasi untuk melacak perkembangan kehamilan dan jadwal kunjungan dokter. Setiap malam, mereka berkumpul di teras rumah tua, dengan jendela terbuka, dan berbicara tentang harapan untuk bayi yang akan lahir.

"Kita akan namainya Cinta, ya. Karena dia dilahirkan dari cinta keluarga," kata Lila.

Beberapa bulan kemudian, hari kelahiran tiba. Lila melahirkan anak perempuan sehat, dan mereka memberi nama dia Cinta—seperti yang direncanakan. Saat Doni membawakan Cinta keluar dari rumah sakit, semua keluarga sudah menunggunya di rumah baru yang baru saja selesai. Rumah baru itu cantik—dengan jendela besar di setiap ruangan, dan di kamar tidur utama, jendela yang sama bentuknya dengan rumah tua, menghadap ke arah rumah Rina dan Adi.

"Sekarang, jendela rumah tua dan rumah baru saling melihat," kata Adi dengan senyum. "Seperti jembatan antara kita."

Malam itu, mereka berkumpul di teras rumah baru. Jendela terbuka, cahaya bulan menyinari Cinta yang tidur di buaian. Lila memegang Cinta dengan hati penuh kebahagiaan, Doni berdampingannya, dan keluarga semua mengelilingi mereka. Rina mengambil lukisan yang dia buat—gambar dua rumah dengan jendela yang saling terbuka, dan di tengahnya, keluarga yang berkumpul bersama dengan Cinta di tengah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!