Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.
Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.
“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”
Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?
Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Terdengar Dan Merasa Tidak Asing
Bagaimana Kay tidak terkejut karena rupanya orang-orang yang tadi pagi menyambut kedatangannya di Perusahaan adalah bala bantuan yang dimaksudkan oleh Papahnya. Ya, Joseph, Aiden dan juga Yasmin yang datang membawa banyak anak buah dengan penampilan yang jauh berbeda dari sebelumnya.
“Pah, ini bukan saatnya mereka menjelaskan. Bukankah kita harus memikirkan cara untuk menyelesaikan misi ini lebih dulu,” ujar Axel memberikan isyarat pada Kay untuk menatap ke arah yang sedang dia lihat saat itu.
Kay spontan langsung berbalik, begitu juga wanita yang bersamanya itu. Dimana mereka melihat Angela bersama dengan banyak anak buahnya tengah berjalan menuju ke arah mereka. Sampai suara Max terdengar dari alat komunikasi yang masih tersambung, “Hai, kenapa kalian hanya diam mematung di sana. Cepat pergi, kami sudah berhasil mendapatkan mereka semua!”
“Benar! Kalian tunggu apalagi, cepat kabur dari sini!” seru Kay pada yang lainnya.
Kay langsung menghajar musuh yang mencoba menghalanginya, berusaha mencari kesempatan untuk melarikan diri dari wilayah musuh.
Sepertinya Kay lupa kalau Joseph dan yang lainnya sudah datang untuk membantunya. Dan anehnya baik Joseph, Aiden, Yasmin dan wanita yang secara tidak langsung diselamatkannya itu juga ikut kabur menyusul Kay yang sudah lebih dulu membawa Axel kabur dari sana.
“Kay, cepat masuk!”
Matt memanggil Kay yang tengah menggendong Axel untuk masuk ke dalam mobilnya. Matt memang sengaja menunggu Kay dan Axel untuk memastikan keduanya masih aman selama misi berjalan. Tanpa buang waktu, Kay langsung membawa Axel masuk ke dalam mobil tersebut dan mereka segera meninggalkan area club tersebut dengan kecepatan penuh.
Meninggalkan Joseph, Aiden dan Yasmin yang sedang kebingungan sendiri untuk apa mereka datang ke tempat itu jika ujung-ujungnya kabur seperti ini. Bayangkan … mereka diminta datang untuk membantu, tetapi orang yang akan dibantu malah sudah melarikan diri.
“Tunggu, kalau mereka lari seperti ini lalu untuk apa kita berada di sini sekarang?” celetuk Aiden pada kedua rekannya.
“Benar juga! Namun, Tuan Kay bukankah menyuruh kita untuk segera kabur tadi?” Yasmin menatap bingung pada Joseph dan Aiden.
“Hai, apa yang kalian bicarakan? Ayo, cepat kabur sebelum mereka menangkap kita.”
Tiba-tiba wanita yang tidak sengaja Kay selamatkan datang dan menyeret ketiganya untuk memasuki mobil yang terparkir di sana. Bahkan wanita itu yang mengemudikan mobilnya seperti pembalap professional.
“Nona, haruskah kami mengejar mereka?” tanya salah satu anak buah Angela.
“Tidak perlu! Cepat atau lambat kita pasti akan dipertemukan lagi,” jawab Angela, sebab dia sudah memiliki rencana yang lebih baik lagi daripada mengejar mereka sekarang.
“Tapi Nona mereka berhasil membawa tawanan itu dan juga para detective yang sudah berhasil kita tangkap dengan susah payah,” ujar anak buah itu melaporkan.
“Apa kau tuli atau kau ingin aku buat menjadi orang tuli sekarang juga?” sentak Angela yang tidak suka ucapannya dibantah seperti itu.
“Ma-maafkan saya Nona.” Orang itu segera menunduk dan berlutut untuk meminta maaf atas sikap lancangnya.
...****************...
Di perusahaan ASHLU X-Group, pada akhirnya Agnes dan Steve memasuki perusahaan itu untuk melaksanakan tugasnya. Namun, mereka tidak menemukan keberadaan siapapun di gedung itu sampai Steve memeriksa salah satu rekaman cctv.
“Agnes, lihat ‘lah! Ketiga petugas kebersihan itu memang mereka,” ujar Steve sembari memperlihatkan rekaman cctv beberapa jam yang lalu. Dimana Kay sedang menyuruh Axel masuk ke dalam tong sampah.
“Sialan, beraninya mereka mempermainkan kita,” umpat Agnes memukul layar komputer itu sampai hancur, “Aku pastikan mereka tidak akan mati dengan mudah di tanganku,” lanjutnya penuh dendam.
“Haruskah kita menghancurkan tempat ini lagi?” tanya Steve meminta pendapat Agnes.
“Terserah!”
Agnes tidak peduli lagi, dia memilih meninggalkan tempat itu ketika mendapat pesan dari salah satu anak buahnya bahwa club baru saja mengalami penyerangan. Dia memutuskan kembali untuk memastikan sekaligus memberikan laporan bahwa dia telah gagal untuk melenyapkan orang-orang yang menjadi targetnya itu.
...****************...
Kembali pada Kay, Matt dan Axel yang berada dalam satu mobil. Sedangkan Max sedang mengamankan para karyawan yang sudah berhasil mereka selamatkan.
Begitu mobil sudah cukup jauh dari area club Kay baru tersadar, “Kenapa kita harus kabur? Lalu apa gunanya orang-orang tadi?”
“Itulah yang ingin aku tanyakan padamu, Pah!” Axel heran sendiri dengan kelakuan Papah gadungannya itu.
“Lah … Bukankah tadi Paman Max yang menyuruh kita semua untuk kabur dari sana,” ujar Kay menjadikan Max sebagai alasan.
“Aish, sudah ‘lah! Ada bagusnya kita pergi dari sana setelah berhasil menyelesaikan misi. Sekarang Max sedang membawa mereka semua ke rumah sakit, karena kondisinya yang cukup serius. Haruskah kita menyusulnya?” Matt menyudahi pembicaraan itu dan menanyakan tujuan mereka selanjutnya.
“Ya, aku akan lihat sendiri bagaimana kondisi mereka,” jawab Kay tidak langsung lepas tangan setelah menyelesaikan misinya.
Matt pun langsung putar arah menuju ke rumah sakit dimana Max membawa para karyawan yang terluka untuk mendapatkan perawatan. Setibanya di sana, ketiganya langsung menghampiri Max yang sedang mengurus semua administrasinya.
“Bagaimana kondisi mereka semua? Semua karyawan yang hilang berhasil kau selamatkan, bukan?” tanya Kay langsung memastikan.
“Mmm, semuanya berhasil kita selamatkan. Mereka hanya mengalami luka bekas penyiksaan mereka, tetapi sepertinya tidak ada yang serius. Namun, … secara tidak sengaja aku malah ikut menyelamatkan beberapa detective itu.”
Max menunjuk pada lima pria yang sedang meringis kesakitan menunggu giliran mendapatkan perawatan dari dokter.
“Detektive? Jangan-jangan wanita yang bertarung denganku sebelumnya juga benar-benar salah satu dari detective polisi itu,” gumam Kay kembali teringat dengan wanita yang secara tidak sengaja ikut dia selamatkan itu.
“Apa kau sedang membicarakan aku?”
Tiba-tiba saja wanita itu muncul tepat dibelakang Kay membuatnya terkejut bukan main. Disusul dengan kedatangan Joseph, Aiden dan Yasmin yang ternyata mengikuti mobil mereka sejak tadi.
“Astaga, kenapa kau tiba-tiba muncul seperti hantu saja ‘sih?” sentak Kay yang benar-benar terkejut saat itu.
Max dan Matt rupanya terlihat sama terkejutnya dengan Kay, tetapi bukan dengan alasan yang sama melainkan karena sosok wanita itu yang terkesan mirip dengan seseorang yang cukup mereka kenal di masa lalu. Bukan kemiripan diwajahnya yang Matt dan Max maksud, melainkan dari penampilan serta tingkah lakunya yang mengingatkan keduanya pada orang tersebut.
“Axlyn!” seru kelima pria yang merupakan detective itu segera menghampiri satu-satunya rekan wanitanya.
Spontan Matt dan Max semakin membulatkan kedua bola matanya ketika mengetahui nama wanita itu. Sementara Kay dan Axel hanya menatap bingung kepada kedua pamannya sekaligus merasa tidak asing dengan nama tersebut
“Axlyn? Aku seperti pernah mendengarnya. Terdengar tidak asing, tetapi aku juga lupa pernah mendengarnya dimana?” gumam Kay disetujui oleh Axel.
Bersambung ….
karyamu keren
aq seneng banget gk sabar untuk episode selanjutnya, Oh iya kak spil cucu nya Levi dan luci ya kak ya nanti dan kangen juga sama trío somplak ( Félix, jaydon, sama Levi)
Pasti Luca dan yang lain lagi ketar ketir nih, mereka pasti tahu, Kay dalam bahaya...
Semoga Kay dan yang lain selamat deh...🙏🙏🙏