NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan Om Garda

Gadis Kesayangan Om Garda

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Keluarga / CEO / Cinta Terlarang / Romansa
Popularitas:454
Nilai: 5
Nama Author: yourladysan

Bening awalnya hanya mengagumi Garda seperti seorang anak terhadap ayahnya sendiri. Tumbuh dalam keluarga yang kurang harmonis membuat Bening bermimpi memiliki ayah seperti Garda. Namun, seiring berjalan waktu, ternyata perasaannya terhadap Garda berubah menjadi ketertarikan yang tak masuk akal. Bagaimana bisa dia menginginkan dan menyukai ayah dari sahabatnya sendiri?

Ketika Bening ingin menyingkirkan perasaan gila itu mengingat usia mereka yang terpaut jauh, tiba-tiba suatu hari Garda membuat pernyataan yang membuat Bening bimbang. Sebuah ciuman melayang, mengantarkan Bening pada kelumit masalah antara menjadi gadis kesayangan Garda atau janji persahabatannya dengan putri pria itu.

#adultromance #agegap #cintabedausia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yourladysan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjadi Miliknya?

Garda mengangguk. “Sepertinya saya menyukai kamu, Bening.”

Seketika Bening terdiam karena ucapan Garda yang tidak pernah diprediksinya. Beberapa minggu belakangan ini Bening berusaha untuk membuang perasaan gilanya terhadap Garda, tetapi justru sekarang pria itu malah mengatakan hal yang mengejutkan. Degup jantung Bening mendadak kacau, derunya begitu cepat. Meski ada rasa senang karena perasaannya tidak bertolak belakang, tetapi tidak menutup kemungkinan ada kecemasan dalam dirinya.

“A-apa maksud Om? Itu seharusnya nggak boleh—”

“Lihat mata saya.” Garda menyela ketika Bening perlahan menunduk malu. Namun, Bening tetap berusaha menghindar dari tatapannya. “Bening, hei … look at me!”

Bening memberanikan diri membalas tatapan Garda yang tampak menenangkan. Jika dulu dia mengagumi Garda layaknya seorang anak kepada seorang ayah, sekarang justru berbeda. Perasaan Bening menggila. Garda bukan lagi pria dewasa yang tidak lain adalah ayah sahabatnya.

“Jujur saja, kamu juga merasakan hal yang sama, ‘kan?” tanya Garda, “kalau nggak … ciuman itu nggak akan terjadi.”

“A-aku hanya ….” Bening memberi jeda sesaat. Sebisa mungkin menenangkan diri untuk meningkahi Garda. “Nggak akan ada yang berubah walaupun aku punya perasaan seperti itu, ‘kan, Om? Om adalah ayah Nata dan aku ini sahabatnya. Itu harusnya nggak boleh. Aku akan menganggap ciuman itu nggak pernah terjadi dan perasaan aku … harusnya aku membuang perasaan semacam itu karena ini benar-benar gila. Aku sangat lancang dan … maafkan aku, Om.”

Garda meraih kedua pergelangan tangan Bening yang tampak gugup sekaligus terdengar cemas ketika menjelaskan. Perempuan berusia 23 tahun itu sempat menunduk, tetapi kemudian kembali memperhatikan iris cokelat gelap milik Garda. Senyum pria itu terlukis.

“Kamu nggak salah, Bening. Kita berdua memilikinya, perasaan itu. Itu bukan perasaan lancang,” kata Garda.

Perlahan-lahan Bening melepaskan kedua pergelangannya dari jemari Garda. Tampak begitu frustrasi saat mengusap wajah. “Sekarang aku harus gimana? Ini kacau banget, Om. Kalau sampai Nata tau, persahabatan kami akan hancur. Nata akan membenciku.”

Jemari Garda menyentuh lembut rambut Bening yang masih agak basah. Dengan handuk kecil, ia mencoba untuk mengeringkannya. Tak ada suara dari mereka selama sekian detik.

Sampai akhirnya Garda berkata, “Kamu tau perasaan saya dan begitu pula saya. Kita nggak harus buru-buru menjalaninya, Bening.”

“Om ….” Garda masih sangsi dengan pengakuan itu.

“Kamu nggak mau berpacaran? Atau kamu mau menjauh dari saya? Sedangkan kita bertemu hampir setiap hari dan saya nggak suka menyerah sebelum saya benar-benar mendapatkan apa yang saya inginkan.”

“Bagaimana dengan Nata?” Bening menggigit bibir sejenak karena kecemasan yang menguasai rongga dadanya.

Padahal tidak ada Nata di tempat itu, tetapi seakan-akan sejak tadi sepasang mata sahabatnya tengah mengamati mereka. Mendadak Bening merasa Nata sedang mengawasi dari tempat yang cukup jauh.

“Baiklah kalau kamu nggak mau menjalin hubungan seperti itu lebih jauh, tapi izinkan saya untuk tetap membantu kamu. Saya ingin tetap dekat seperti ini dengan kamu, Bening, tanpa membuang perasaan kita. Kamu bisa datang ke saya, kapan pun kamu mau. Kapan pun kamu butuh,” ucap Garda. Sepertinya ia tidak mau terlalu memaksakan.

“Tapi, Om ….”

“Bening,” panggil Garda seraya menyentuh lembut punggung tangan kanan Bening dan mengelusnya dengan ibu jari. “Kalau kamu nggak yakin dengan perasaanmu dan ingin menyingkirkannya, baiklah … lakukan saja. Tapi, kamu yakin bisa secepat itu? Saya juga berkali-kali menepis perasaan itu, tapi saya nggak bisa. Kamu selalu muncul di depan saya dan dalam pikiran saya, Bening. Mana bisa saya menyingkirkan perasaan itu?”

“K-kenapa Om menyukai aku?”

“Saya nggak tahu, tapi yang saya ingat … saya tertarik pada kamu sejak kamu mulai magang di Kaditya Living. Pandangan saya berubah, kamu bukan lagi sahabat putri saya dan bukan lagi gadis muda yang seharusnya saya anggap seperti Nata, seperti putri saya sendiri.”

Bohong jika Bening tidak merasakan rongga dadanya menghangat. Ia tidak bisa memungkiri perasaannya kian menggebu setelah Garda menyatakan perasaan. Wanita mana yang tidak merasa bahagia setelah mengetahui perasaannya terbalaskan?

“Saya akan kasih kamu waktu,” ucap Garda, “cobalah untuk menjauh atau menyingkirkan perasaanmu. Kalau kamu bisa, saya juga akan mencobanya, tapi kalau kamu gagal ….” Garda menyentuh dagu Bening sesaat. “Jadilah milik saya, Bening.”

Bagai dibungkam oleh mantra, Bening kehabisan kata-kata. Meski begitu sepasang matanya tidak lepas dari Garda yang menatap lekat-lekat. Perasaan Bening sedikit menggoyah, tetapi di sisi lain ia berpikir hidupnya mungkin akan baik-baik saja jika Garda berada di sisinya.

Akan tetapi, bagaimana dengan Nata? Bagaimana dengan persahabatan mereka?

“Mau mencobanya?” tanya Garda mengenyahkan lamunan Bening tentang Nata.

Tuhan … bolehkah aku sedikit egois? Bening membatin cemas. Berharap Tuhan akan membalasnya dengan bisikan persetujuan.

Bening menggigit bibir lagi, sepasang matanya tampak menyorotkan keraguan yang kentara. Beberapa detik berikutnya karena terus memandangi kedua mata Garda, Bening benar-benar goyah. Anggukan pelan menjawab pertanyaan Garda.

Tentang Nata …, ia akan pikirkan belakangan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!