Mengejar Gadis SPG

"Emmmmm"

Affan melenguh panjang....

" aku ketiduran rupanya...." ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur, dia tidak melihat istrinya,.

" Alea....."panggilnya lembut....

" iya kak"jawabnya berjalan dari arah dapur...

"ada apa kak....?" tanya Alea duduk di sofa di dekat kasur lipat.

"aku hanya terkejut saja karena saat bangun tidak ada kamu di sisiku." ucapnya tersenyum.

Alea tersenyum lucu.

" kak ... kau suka tidak mendaki gunung...?" tanya Alea pelan....

Affan tersenyum "kalau gunungmu aku sangat suka" jawabnya dalam hati terkekeh....

" dulu aku suka mendaki gunung bersama Abbas, saat ada waktu luang, tapi sudah beberapa tahun ini aku tidak pernah melakukannya lagi karena saking padatnya pekerjaan sehingga tidak ada waktu untuk berlibur" jawabnya.

"Bagaimana kalau kita mendaki gunung?, tidak usah jauh-jauh, di pinggiran kota sini juga ada gunung yang tidak terlalu tinggi, cukuplah untuk pemanasan!" kata Alea tersenyum,...ia menaikkan kedua alisnya menunggu jawaban suaminya, karena dia memang suka panjat gunung, bahkan sudah pernah sampai puncak gunung tertinggi di negara ini.

wajah Affan berubah menjadi cerah"memangnya kamu suka mendaki ...?" tanya Affan tidak percaya, gadis mungil di depannya ini mengajaknya untuk mendaki gunung yang menurutnya olahraga paling ekstrem.

" benar kak, aku sangat suka, cuman karena kesibukanku akhir-akhir ini jadi sudah tidak pernah lagi, dulu sebelum semester akhir aku sering melakukannya dengan trekker khusus rombongan pecinta alam "jawabnya antusias....

" baiklah....kita kesana sekarang, mumpung belum terlalu siang juga udaranya sangat cerah, cocok sekali untuk kita mendaki " ucap nya antusias, apalagi bisa memiliki istri se frekuensi.

" baiklah kalau begitu, aku akan siap-siap dulu, tapi Kakak tidak punya peralatannya ya...!,ucap Alea yang akan beranjak dari duduknya...

" tenang saja.... nanti kita akan membelinya di tengah jalan sebelum sampai ke tempat tujuan" balasnya... Bersemangat.

" oke, "dengan semangat Alea langsung menuju kamarnya untuk berganti pakaian safety juga menyiapkan makanan serta tenda untuk berteduh di sana .

Affan menggelengkan kepalanya melihat semangat alea menggebu-gebu, " benar-benar gadis langka....aku semakin tergila-gila padanya." lalu Affan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya karena bangun tidur.

beberapa saat kemudian, Alea keluar kamarnya Sudah dengan persiapan lengkap.

Affan menatap nya tak percaya, apalagi melihat tas di punggung sang istri terlihat begitu besar.benar-benar semangatnya patut di acungi jempol.

"Sini .... Biar aku yang bawa" tawar Affan tidak tega melihat tubuh istrinya yang kecil itu membawa tas besar seperti itu.

" tidak apa-apa kak, aku sudah terbiasa, dan ini sangat ringan kok..." balasnya... karena hanya berisi makanan juga tenda otomatis yang dibuat khusus jadi lebih ringan daripada tenda-tenda pada umumnya.

" benarkah.... setidaknya siarkan aku membawanya sampai keluar, kita akan menggunakan taxi saja" kata Affan mengambil tas di punggung istrinya.

"baiklah... terserah Kakak saja" lalu mereka berjalan keluar rumah, Alea sudah memesan taksi online Untuk mengantarkan mereka ke pinggiran kota yang ada gunungnya tapi tidak terlalu tinggi.

Affan sengaja tidak membawa ponsel karena tidak ingin acaranya dengan sang istri terganggu.

***

brakkkkk....

"KENAPA BISA BEGINI...."teriak tuan Iqbal marah, ia menggebrak meja kerjanya yang berisi berkas-berkas penting sampai berserakan di bawah.

" dimana Abbas...." tanya Tuan Iqbal kepada sekretarisnya yang masih muda itu.

"maaf tuan besar.... asisten Abbas masih di luar kota untuk menggantikan Tuan Affan yang tiba-tiba mendadak pulang kemarin sore" jawab sekretarisnya dengan jujur.

"cepat telepon dia dan suruh balik sekarang juga..." teriaknya menatap tajam sekretarisnya, membuat sekretaris itu bergidik ngeri melihat tatapan tajam Tuan besarnya itu.

" ba baik tuan"ucapnya terbata... lalu mengambil teleponnya untuk menghubungi asisten Abbas....

" maaf... nomor yang anda tuju ...saat ini sedang di luar jangkauan, cobalah hubungi beberapa saat lagi "

"maaf Tuan besar, nomornya sedang tidak aktif sekarang"ucapnya takut...

"kalau begitu kumpulkan petinggi sekarang juga Di ruang rapat, kita akan melakukan rapat dadakan" kata tuan Iqbal menatap tajam pada sekretarisnya itu. suaranya sangat dingin membuat sekretarisnya benar-benar merasa ketakutan, karena baru pertama kali melihat Tuan Iqbal marah.

" baik tuan besar"

dengan sigap, sekretaris itu mengambil ponselnya sendiri lalu langsung menelpon para petinggi perusahaan untuk segera berkumpul di ruang rapat sekarang juga.

"mari Tuan besar... kita ke sana sekarang, para petinggi sedang menuju ruang rapat sekarang juga".

" pah... apa kita hubungi Affan juga....?" tanya Nyonya Karin yang terlihat gelisah juga karena tiba-tiba saja perusahaan menjadi kacau, data-data penting perusahaan, tiba-tiba saja menghilang.

" iya sebaiknya begitu.... untuk sementara kita buang ego kita dulu, demi perusahaan kita" ucapnya....

Nyonya Karin mengangguk lalu sambil berjalan menuju ke ruang rapat ia mengambil ponselnya yang berada di tas mahalnya...

Nyonya Karin mencari kontak ponsel putranya itu....

"maaf.... nomor yang anda tuju... saat ini sedang berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi " sial.... gerutunya...

"ada apa mah....?" tanya Tuan Iqbal yang sedang berjalan tergesa-gesa...

"tidak bisa juga Pah... anak itu nomornya juga tidak aktif" jawabnya kesal.

***"

saat ini mereka sedang berada di mobil taksi yang mereka sewa Untuk mengantarkan mereka ke luar kota...

"pak tolong mampir dulu sebentar ke toko depan itu ya pak..." ucap Alea sopan pada sopir taksi itu.

" baik nona..." jawabnya... lalu pelan-pelan dia menepi sampai benar-benar berhenti di depan toko khusus penjual alat-alat mendaki dan keperluan olahraga lainnya.

" ayo kak" ajak Alea...

"tahu saja kalau di tempat ini ada toko seperti ini...." ucap Affan takjub dengan istrinya yang banyak tahu

"tentu saja... Aku biasa berbelanja Di toko ini untuk keperluanku mendaki" katanya senang, lalu mereka berdua berjalan masuk ke toko tersebut yang cukup besar.

Affan tidak pernah masuk ke toko pinggiran seperti ini, karena biasanya asistennya itu sudah menyiapkan segalanya tanpa dirinya mencari sendiri, kini... dia bersama sang istri bisa memilih sesuka hatinya.

matanya berbinar melihat deretan sepatu, jaket, juga keperluan lainnya untuk menunjang mereka panjat gunung, dengan senang hati Affan mengambil apa yang di perlukan, Dia memakai sepatunya langsung juga jaket tebal yang diperlukan...

setelah selesai alea yang membayar semuanya, "Kenapa tidak memakai kartu itu...?"tanya Affan penasaran karena istrinya itu membayarnya dengan uang cash yang cukup banyak.

" berbahaya kalau kita memakai kartu itu... nanti mereka bisa melacaknya kalau kita bukanlah orang biasa... kalau nanti ada yang merampok kita bagaimana....?" tanya Alea menakut-nakuti suaminya, sayangnya suaminya itu tidak pernah takut dengan siapapun...

" tentu saja aku lawan" jawabnya sombong...

Alea terkekeh melihat suaminya sudah tidak sedih seperti tadi, wajahnya kini berubah menjadi sangat ceria dan penuh semangat.

"