Seorang pria misterius menggunakan 2 sumber kehidupan untuk membentuk klon Dao yang sempurna. tapi tidak seperti klon pada umumnya, klon yang dia buat dari dua sumber kehidupan berubah menjadi bola cahaya bewarna biru yang isinya sebuah jiwa janin. apa yang akan dia lakukan dengan itu?
jika penasaran langsung saja baca novelnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi Menemui MuWan!!
Langit sore menyelimuti Sekte Langit Cerah dengan cahaya keemasan. Di salah satu lapangan latihan terbuka, Chen Yu duduk bersila, tubuhnya diselimuti gelombang YuanQi yang tenang namun dalam. Aura dari ranah LiJing tahap akhir mengalir lembut namun kokoh di sekeliling tubuhnya.
Tiba-tiba suara langkah cepat menggema dari sisi lapangan.
“Chen Yu!”
Puyou, sahabat gendutnya yang selalu ceria, datang sambil membawa sekeranjang makanan dan senyum lebar.
“Kau selalu saja berlatih! Sekali-kali lawan aku bertarung, bukan makanan yang kulawan!”
Chen Yu tertawa ringan.
“Baiklah, sahabat. Tapi kau harus tahu… aku sudah bukan Chen Yu yang kemarin.”
“Oh? Jadi sekarang kau Chen Yu yang bisa dipukul lebih keras?”
“Tidak. Tapi kau boleh mencoba,” ucap Chen Yu dengan santai.
Mereka pun segera mengambil jarak, saling menatap penuh semangat. Aura pertarungan mulai meningkat di udara.
Puyou mengerahkan YuanQi-nya. Meski hanya di ranah Jujing tahap akhir, kekuatannya padat dan eksplosif. Tubuhnya bergerak gesit, lalu dengan teriakan singkat, ia menghantam udara dengan jurus khasnya:
“Tapak Guntur Perut Babi!!”
Tiba-tiba, sebuah tapak raksasa terbentuk dari kondensasi YuanQi, melayang dan menghantam ke arah Chen Yu dari atas seperti meteor.
Chen Yu tetap tenang. Ia menunduk, mengambil sebuah batu kecil dari tanah, menyalurkan YuanQi padanya hingga batu itu bergetar dan bersinar samar.
“Tak perlu teknik besar. Cukup... batu.”
WUSSHH!
Batu itu dilempar dengan kecepatan tinggi. Saat menyentuh telapak raksasa itu.
BOOOM!
Tapak raksasa Puyou hancur berkeping-keping di udara, menyebar menjadi debu energi.
Puyou tertegun.
“ASTAGA! Batu… batu kecil bisa menghancurkan jurus pamungkasku? Kau ini manusia atau iblis?!”
Chen Yu hanya tertawa ringan, menepuk-nepuk bajunya.
“Aku tadi cuma menggunakan empat puluh persen kekuatanku.”
Puyou mengelus perutnya sambil tertawa getir.
“Kau benar-benar membuat perutku deg-degan…”
Namun sebelum pertarungan bisa berlanjut, terdengar langkah tergesa dari arah lorong.
Seorang pelayan wanita dengan lambang klan Mu di bajunya membungkuk hormat pada Chen Yu.
“Tuan Muda Chen Yu, saya membawa surat dari Nona MuWan.”
Chen Yu menerima surat itu. Di segel merahnya, tercetak lambang anggrek khas Klan Mu. Ia membukanya, membaca dengan seksama.
Surat dari MuWan:
Chen Yu, jika kau memiliki waktu malam ini, datanglah ke kediaman Klan Mu.
Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting.
Aku akan menunggumu. – MuWan
Chen Yu terdiam sejenak. Puyou yang mengintip dari balik bahunya langsung berseru:
“Woah~ Surat dari istrimu?! Ini serius! Pasti tentang cinta dan rahasia rahasia!”
Chen Yu hanya tersenyum kecil, matanya menatap ke arah langit yang mulai berubah jingga.
“Entah tentang cinta. atau tentang masalah yang lebih dalam.”
Ia melipat surat itu dan menyimpannya.
“Aku harus pergi ke Klan Mu malam ini.”
Puyou bersiul.
“Hati-hati! Jangan-jangan dia mau mengajukan permintaan punya sembilan anak!”
Chen Yu tertawa kecil, lalu berbalik.
“Kalau begitu, aku harus berlatih lebih giat lagi, bukan?”
Chen Yu berjalan cepat, jubahnya berkibar pelan tertiup angin. Wajahnya tenang, tapi pikirannya penuh dengan pertanyaan akan isi surat MuWan.
Namun sebelum ia melewati gerbang luar sekte, suara halus yang familiar menghentikan langkahnya.
“Adik junior… kau mau ke mana?”
Chen Yu menoleh, terlihat Xining dengan pakaian birunya yang harum seperti embun pagi. Matanya menatap lurus, tapi ada sedikit getaran di dalamnya.
Chen Yu tersenyum.
“Aku mau menemui istriku.”
Xining terdiam. Kalimat itu bagai anak panah yang melesat ke dadanya. Wajahnya berubah, dan ia segera memalingkan badan. Di dalam hati, pikirannya berkecamuk:
“Jadi... rumor itu benar. Dia sudah menikah... Tapi bagaimana denganku? Dia menciumku… bahkan memelukku berkali-kali. Mesum! Menyebalkan!”
“Oh,” ucap Xining pelan, membelakangi Chen Yu.
Chen Yu melangkah mendekat.
“Kakak senior, apa kau ingin ikut denganku?”
Xining menjawab pendek, tajam:
“Tidak.”
Chen Yu mengernyit. Ia melangkah lebih dekat, hingga wajahnya hanya beberapa jengkal dari wajah Xining yang masih berpaling. Suaranya lembut namun penuh perhatian.
“Kakak senior… ada apa denganmu? Kau terlihat berbeda.”
Wajah Xining memerah seketika. Kedua pipinya menggembung seperti anak kecil yang ngambek, dan ia menahan tatapan Chen Yu sambil memalingkan muka ke samping.
Chen Yu menggaruk kepalanya, tak tahu harus berkata apa. Namun sebelum pergi, ia melangkah menjauh sambil tersenyum nakal ke arah Xining.
“Kalau begitu Kakak senior... saat aku kembali nanti, minta apa saja padaku. Aku akan mengabulkannya semampuku.”
“Bahkan jika kau minta kultivasi ganda… aku akan melakukannya dengan penuh semangat.”
Langkah Chen Yu menjauh, meninggalkan keheningan dan mata Xining yang membelalak.
“Kau… KAU MESUM!!” teriak Xining dengan wajah semerah delima.
Tapi Chen Yu sudah berjalan cukup jauh, dan hanya menoleh sambil melambai dengan senyum menggoda.
Setelah kepergian Chen Yu, Xining tetap berdiri di tempatnya. Tangan mungilnya memegangi dadanya yang berdegup cepat, dan wajahnya tak kunjung kehilangan rona merah.
“Bahkan saat membuatku kesal… dia masih bisa membuatku bahagia? Apa yang terjadi denganku…”
Bayangan wajah Chen Yu, senyumnya, dan kata-katanya tadi tentang kultivasi ganda terus berputar di benaknya.
“Dasar… mesum… menyebalkan…”
“…tapi kenapa aku tidak membencinya?”
Xining memandang langit dan di sana wajahnya masih merah mengingat kata kata Chen Yu.
Saat ini....
Langkah Chen Yu melintasi jalan berbatu menuju kediaman Klan Mu tampak tenang dari luar, namun pikirannya justru seperti air mendidih.
“Kultivasi ganda… Aku benar-benar mengatakannya.”
Ia menepuk dahinya sendiri, mengingat kembali pipi Xining yang menggembung, wajah merahnya, dan jeritan "MESUM!" yang menggema di halaman sekte.
“Tapi… memangnya apa itu kultivasi ganda?”
Chen Yu benar-benar bingung.
“Kalau itu teknik, kenapa Xining terlihat seperti ingin melemparku ke jurang?”
Di tengah kebingungannya, tiba-tiba suara yang tak asing terdengar dari semak-semak pinggir jalan.
“OIII CHEN YU!!”
Dari semak itu muncul Puyou, si gendut lincah, sambil mengunyah pangsit goreng.
“Kau baru saja hidup kembali, tetapi sudah menebar masalah cinta lagi ya?”
Chen Yu menarik napas.
“Puyou, jelaskan satu hal padaku. Apa itu kultivasi ganda?”
Puyou hampir tersedak pangsitnya. Ia menatap Chen Yu dengan mata membelalak.
“Kau serius menanyakan itu? Kau... kau benar-benar seperti bayi yang baru tumbuh alisnya!”
Chen Yu mengangguk polos.
Puyou pun bersandar ke batu besar dan mulai menjelaskan dengan ekspresi serius… yang justru terlihat lucu.
“Kultivasi ganda itu... adalah bentuk kultivasi yang dilakukan dua orang secara bersamaan. Tapi bukan sekadar duduk bersila berdampingan!”
“Biasanya pasangan yang melakukannya itu harus sangat cocok. Dalam banyak kasus, mereka juga harus berhubungan fisik. Ya, dekat-dekat yang sangat dekat.”
Chen Yu semakin bingung.
“Jadi maksudmu… seperti bertarung bersama? Berpelukan sambil menyalurkan energi?”
Puyou melongo.
“Kau ini... ASTAGA! Tidak seperti itu, meskipun kadang bisa jadi begitu juga.”
Puyou mendekat dan berbisik seolah sedang membocorkan rahasia dunia:
“Kalau dilakukan dengan pasangan yang cocok, kultivasi ganda bisa memperkuat pondasi, menyempurnakan sinkronisasi energi, bahkan mempercepat terobosan.”
Chen Yu mengangguk perlahan, wajahnya perlahan berubah serius... lalu berubah jadi bingung lagi.
“Lalu… kenapa Xining seolah mau membakarku hidup-hidup? Bukankah itu hal baik?”
Puyou tertawa terbahak-bahak.
“Karena kau mengatakannya seperti hendak melamarnya untuk tidur di satu ranjang malam ini!”
Chen Yu langsung menunduk. Wajahnya merah muda, seperti buah persik matang.
“Oh…”
Chen Yu melanjutkan perjalanan. Tapi di dalam hati, Chen Yu mulai berpikir.
“Kalau kultivasi ganda bisa memperkokoh pondasi, itu akan berguna di masa depan…”
“Aku penasaran, bagaimana jika aku mencobanya dengan MuWan?”
Seketika pikirannya melayang ke sosok MuWan dingin, cantik, dan misterius. Chen Yu memejamkan mata sebentar, lalu membuka kembali.
“Lagipula... kami sudah menikah, kan? Setidaknya di atas kertas…”
Chen Yu mempercepat langkahnya.
Dan malam itu…
Ia tidak hanya membawa rasa penasaran,
tetapi juga membuka pintu menuju percakapan yang bisa mengubah hubungannya dengan MuWan, atau justru menciptakan masalah baru yang lebih rumit
dusah GHOBLOK lembek lagi,
mendingan gak usah di lanjutkan lagi ini alur ceritanya