ini squelnya dokter tampan, sarangheo yang menceritakan kisahnya Alvian.
Alvian Pratama Atmaja dijodohkan oleh sang kakek dengan gadis bercadar yang bernama Nafisah Adelia putri. Alvian tidak mencintai Nafisah karena dia sudah mempunyai wanita dambaannya.
Alvian memberikan perjanjian perceraian setelah enam bulan mereka menikah.
Akankah Nafisah menyetujuinya atau Mala bertahan dengan suami dingin yang tidak mencintainya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Seperti ucapan semalam.Alvian benar benar mengantar jemput Nafisah dan sudah berjalan tiga hari lamanya.Bukan itu saja, Alvian membukakan pintu mobil untuk Nafisah. Nafisah sungguh tidak menyangka akan perubahan sikap suaminya.
"Nanti akan saya jemput.Jika saya tidak sempat maka pak Mamat yang akan menjemput." Pak Mamat adalah sopir pribadi Alvian.
"Tidak usah mas. Jika mas sibuk Naf bisa kok pulang sendiri."
"Jangan membantah." ucap nya tegas.Jika suami sudah memerintah maka ia hanya bisa diam.
"Baiklah mas. Naf permisi". ucapnya menyalim tangan suaminya.Tanpa diminta Alvian langsung mencium kening Nafisah.
Deg..
"Kenapa?" tanya Alvian melihat Nafisah diam terpaku.
"M..ma..mas cium naf?" Tanya nya tak percaya Alvian berinisiatif mencium tanpa diminta Nafisah.
"Bukannya kamu yang meminta? Jadi saya ingat gak perlu lagi kamu minta." jawabnya datar.
"Kirain hati mas memang sudah mencintai Naf mas."Ia hanya bisa mengungkapkannya dalam hati.Hatinya kecewa mendengar ungkapan Alvian.Ia berfikir kalau Alvian sudah bisa Nerima pernikahan mereka dan mencintainya.
"Ya uda mas. Naf masuk dulu Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam"
Nafisah mengajar seperti biasanya. Ia mengajar ilmu hadis dan hanya untuk para santriwati. Saat jam makan siang ia pergi ke kantin dan hanya sendiri.Biasanya dengan sang sahabat Laila.Berhubung Laila izin tidak masuk hari ini jadi dia hanya sendiri.Ustazah lain? Sebenarnya juga ada beberapa ustazah pesantren ini juga temannya namun karena ia tadi banyak hal yang dikerjakan maka ia terlambat jam makan siang dan ustazah lain sudah pada kembali kekelas.
"Assalamualaikum ustazah Nafisah."
"Waalaikumsalam ustadz Yusuf." Jawab Nafisah.
"Ustazah sendirian? Ustazah Laila mana?" Tanya Yusuf yang tidak melihat Laila bersama Nafisah.
"Laila izin tidak masuk ustadz. Ada urusan keluarga katanya.Karena orang tuanya datang."
"Ooh..Kalau gitu saya permisi ustazah. Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam.." Nafisah melihat kepergian Yusuf.Ia menautkan alisnya merasa ada sesuatu dengan ustadz Yusuf.Senyum kecil terbit dibibirnya. "Apa ustadz Yusuf menyukai Laila? Sepertinya iya. Iya tidak salah lagi." Monolog nya seorang diri.
**
"Al..Jam tiga nanti kita ada meeting dengan perusahaan SS Group". Azka memberi tahu.
"Jam tiga? bukannya jam makan siang ini?" Alvian heran jam meeting nya berubah.
"Bukankah kamu yang meminta pertemuan nya jam tiga?"
"Benarkah? Kapan?"
"Aisss...Kau ini. Apa kamu amnesia?" Sarkas Azka.
"Kau. Mau ku pecat? percepat pertemuannya jam makan siang ini." perintah alvian seenaknya.
"Gak bisa bos.Pemimpin SS Group tidak ada waktu kosong lagi selain ini."
"Ck..saya mau jemput Nafisah.Gimana ini." gumamnya pelan namun masih bisa terdengar oleh Azka.
"Apa? Gue gak salah dengar kan? lho mau jemput istri lho? Wiiih ada kemajuan ni."
"Apaan sih lho." Alvian melempar Azka dengan pulpennya.
"Gitu dong Al.Nafisah itu istri lho. Dia takdir lho.Jadi lho harus ikhlas dengan pernikahan kalian."
"Gue cuma menjalankan nya selama kesepakatan aja kok. Gak lebih."
"Waahh..Parah lho Al. Diambil orang lain nanti istri lho baru tau rasa lho.Dan lebih sedih nya lagi gak ada kesempatan buat lho lagi."
"Gue gak peduli. Sudah sana balik lagi kemeja lho." Usir Alvian.
**
Nafisah mendapat pesan dari Alvian bahwa ia tidak bisa menjemput dan pak Mamat yang akan menjemputnya.Kini Nafisah diantar oleh pak Mamat menuju apartemennya. Ia memasuki kamarnya dan membersihkan diri dikamar mandi. Ia berendam di buthub untuk merilekskan badannya yang pegal seharian mengajar.Setelah selesai ia segera melaksanakan sholat ashar.
tring.. Suara notif ponselnya berbunyi. Dengan cepat ia membuka, siapa tau ada hal yang penting.Tertera nama Laila di ponselnya. Dengan tersenyum Nafisah membuka pesan sahabat tersebut.
"Assalamualaikum Naf.Gimana kabar pesantren hari ini? Pasti sepi kan gak ada aku?" Tanya nya narsis.
"Waalaikumsalam...Ia sepi banget. Gak denger ocehan nona Laila seharian seperti ada yang ilang."
"Eaaaakk... Kamu ngegoombalin aku? Tanya nya dengan emot tertawa.
"Gak lah.Siaoa yang ngegombal. Tapi ada seseorang yang merindukanmu".
"Siapa?"
"Kamu mau tau?"
"mau lah. Siapa?"
"Mau tau aja apa mau tau banget?"
"Ya elah ni anak minta didepak kayaknya."
"Hahahaha"
"Nanti kamu jantungan dengernya."
"Enggak.Jantung aku sehat. Cepetan siapa? Apa hanya candaan kamu?
"Aku gak bercanda.Ustadz Yusuf rindu sama kamu." Send. pesan terbaca dan langsung panggilan masuk dari Laila.Nafisah tertawa lalu mengangkat nya.
"Maksudnya?" tanya Laila langsung ketika panggilan tersambung.
"Ya Allah La. bukannya salam main nyerobos aja ngomong."
"Assalamualaikum nafisah.gimana cerita nya?penasaran ni akunya."
"Waalaikumsalam... Ia. tadi tu ustadz Yusuf nyamperin aku pas kantin. Dia nanyain kamu."
"Yeh.itu mah nanyain Naf.Ya biasa aja gitu."
"Tapi dari yang aku lihat, ustadz Yusuf itu suka sama kamu La. Wajahnya kemarin itu lesu pas kamu aku bilang izin."
"Hemmm...Perasaan kamu aja kali Naf.Mala perasaanku mengatakan kalau ustadz Yusuf itu menyukai mu Naf."
"Ustadz Yusuf gak mungkin menyukaiku La. Percaya deh.Dia tu suka sama kamu." Nafisah meyakinkan Laila. Tanpa dia sadari sedari tadi ada seseorang yang mendengar percakapannya dengan Laila.
"Ehmm..."
Nafisah kaget mendengar deheman seseorang.dari suaranya ia mengenali jika itu adalah suaminya.
"La. Sudah dulu ya, Assalamualaikum". Nafisah langsung mematikan ponselnya.
"Siapa?" Tanya Alvian sinis. Ia berjalan mendekati Nafisah.Nafisah yang masih menghadap belakang merasakan langkah kaki semakin mendekat kearahnya. Ia tersadar jika ia tidak mengenakan cadar nya.
"Ya Allah. Cadar ku." Dengan cepat ia menyambar cadarnya yang tergeletak di atas tempat tidur dan memakainya. Barulah ia berbalik melihat suaminya.
"Eh mas..Kapan pulangnya mas? Maaf Naf gak dengar kalau mas pulang." ucapnya sesal karena ia tidak menyambut suaminya pulang.
"Siapa yang menyukaimu?" Tanya nya lagi dan kini posisi Alvian sangat dekat dengan Nafisah.
Glek.. Nafas Nafisah seperti tercekat saat Alvian mendekatkan wajahnya.Posisi mereka sangat dekat hingga tubuh mereka hampir menempel.
"M..m..mas.." Nafisah terbata.
Alvian menjulurkan tangannya ke wajah Nafisah dan menyentuh niqab nya.
"Lebih baik dirumah kamu melepas nya."
"T..ta.tapi mas?"
"Saya suami mu, sudah sepatutnya saya melihat wajahmu.Bahkan lebih dari itu pun saya berhak."
Glek..
Nafisah sungguh sulit bernafas saat ini.Ia memejamkan mata nya saat Alvian melepaskan pengait niqab nya.Dengan per lahan Alvian membuka niqab Nafisah.
Deg..Jantung Alvian kini benar benar seperti akan meledak.Ia juga merasakan sulit untuk bernafas.
Alvian sungguh terpana melihat wanita yang ada didepannya.Matanya tidak berkedip sedikit pun.