NovelToon NovelToon
My Secret Victoria

My Secret Victoria

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Putu Widia Sari

Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu sesuatu hal gelap mulai terkuak.

Sebuah rahasia kelam, terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Apa yang terjadi sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Setelah Serra menutup telpon nya , Vicky menarik napas panjang. menatap layar ponsel sejenak , lalu menoleh ke arah El yang berdiri di samping nya. Ada sedikit kebingungan di wajah keduanya, seolah kedua nya saling canggung untuk memulai sebuah pembicaraan.

Vicky mengangkat bahu, menanyakan bagaimana kelanjutan sesi foto mereka. El tersenyum kecil kemudian, " Ayo, gue udah dapet ide foto yang pas ," Ucap El.

Vicky mengangguk, ia kemudian mendekati El dan siap untuk berfoto bersama. Beberapa jepretan kamera yang terlihat lucu, keduanya saling mengekspresikan dirinya. Dalam hitungan menit, sesi foto mereka sudah selesai.

"Akhirnya beres juga , gue tinggal kirim ke hp Lo nanti," Ucap El.

"Oke,, ," Vicky kemudian meraih tas nya, dan segera bersiap untuk pulang.

Akhirnya tugas tambahan yang diberikan oleh Bu Rose sudah selesai, mereka hanya tinggal mengumpulkan nya besok. El dan Vicky tiba diruang tamu, " Non, apa engga mau makan dulu, bibi udah masak ," Tawar bibi.

"Engga usah Bi makasih, udah malem takut orang rumah nyariin. Lain waktu aja," Jelas Vicky.

"Yaudah,,tapi bener ya. Lain waktu harus makan masakan bibi, siapa tau non ketagihan,"

"Iya Bi, "

"Non diantar pulang den El kan?," Tanya bibi mengarah pada keduanya.

"Ouhhh,, engga usah Bi, Saya bisa naik taksi "

"Gue yang anter Lo pulang, lagian Lo tanggung jawab gue," Sela El.

"Bener kata den El non, lagian ini udah malem. Takut ada apa apa dijalan,"

"Iya Bi," Vicky mengangguk mengiyakan ucapan bibi dan El.

Vicky kemudian berpamitan pada bibi, diluar El sudah bersiap di motornya. Keluar dari rumah, Vicky merasa kulit nya terasa bergidik, udara malam ini begitu sangat dingin. Ia melangkah mendekati El sambil mengusap kedua tangannya. " Nih , Lo pake jaket gue, udara diluar dingin," Terka El memberikan jaket hitam miliknya.

"Engga usah, gue udah biasa," Sahut Vicky tenang.

"Pake aja, gue gak mau Lo sakit gara gara pulang malem.," Kata El memberi pengertian.

Vicky akhirnya mengambil jaket pemberian El, Udara malam hari memang begitu menusuk sampai di lapisan kulit. Boong rasanya jika seorang Vicky bisa menstabilkan suhu tubuhnya. Ia kemudian memakai jaket milik El. Ia kemudian menyalakan mesin motornya, dan segera keluar dari kediamannya.

*******

Di malam yang sama, Monica sedang menyiapkan makan malam. Ia terlihat sibuk menyiapkan beberapa lauk , sayuran dan sebagainya. Langkah kaki terdengar ringan dari arah anak tangga. Devan keluar dari kamar nya menuruni anak tangga, dan pergi menuju meja makan.

Sampai di meja makan, ia langsung duduk tanpa mengucapkan apapun. Ia berdiam sejenak memperhatikan segala yang ada di atas meja, ini tidak biasanya. Banyak makanan yang di masak, seperti hendak menjamu tamu.

Monica datang membawa dua gelas air putih, " Ayo mulai makan, ini kakak masak untuk kamu semua," Jelas nya kemudian duduk.

Tetapi sayang, Devan bahkan tak menjawab ataupun menggubris ucapan yang kakak. Ia hanya diam dan mulai menyendok nasi, mengambil lauk pauk yang ada.

"Devan, apa kamu masih tidak mau berbicara dengan kakak?," Tanya Monica , ia merasa tidak nyaman dengan keadaan nya sekarang.

"Devan, kakak ngomong sama kamu," Tegas nya.

Devan meletakkan sendok , menghela nafas panjang kemudian mendongakkan kepalanya dan menatap pada Monica. " Kenapa?,"

"Seharusnya kakak yang tanya, kenapa sampai sekarang kamu tidak mau berbicara, bahkan kita sudah jarang ngobrol bareng,"

Devan tersenyum sinis," Ouhh, sejak kapan peduli dengan kehidupan saya, atau...,"

"Devan, kakak selalu peduli dengan kamu. Bukan hanya kamu, tapi semua keluarga kita,"

"Keluarga? Keluarga yang mana?, keluarga yang justru mengorbankan darah daging nya sendiri?, keluarga yang penuh dengan kegelapan?, keluarga yang hanya mementingkan diri sendiri?. Apa itu pantas dianggap keluarga?,"

"Devan!!!, jangan pernah kamu berani mengatakan hal itu, kamu tidak tau apapun. " Monica mulai tersulut mendengar ucapan Devan.

"Kenapa? Ya saya memang selalu tidak tau apapun, karena saya tidak pernah dianggap penting. Dan ingat ini satu hal Kak Monic, Sejak hari itu Devan sudah mati, Devan yang sekarang hanya melanjutkan hidup," Monica hanya terdiam, ia sesekali memalingkan wajahnya dana menarik nafas dalam dalam.

Kedua tangannya mulai mengepal, ia sangat tidak tahan, untuk menahan semua yang dia rasakan selama ini. "Dan satu lagi, semua tidak hal ini tidak akan merubah apapun. Sampai ada titik terang, dan saya akan tetap menentang apa yang tidak seharusnya,"

"Jangan pernah melakukan apapun hanya karena kata kata demi keluarga, demi kebaikan. Dan jangan pernah ikut campur dalam kehidupan saya.," Tegas Devan kemudian beranjak pergi dari meja makan.

"Devan,,," Panggil Monica, hendak menghentikan langkah adik nya.

Monica memegang kepalanya, raut wajah nya berubah sendu. Pikirannya mulai kacau begitupun emosi nya. " Kakak tau, kamu tidak bisa menerima ini semua. Tapi alangkah baiknya, kamu tidak melangkah jauh Devan,"

"Kamu tidak tau apa yang kamu hadapi di depan, kakak hanya ingin kamu aman.," Ucap Monica meneteskan air matanya.

********

Devan menghentikan motornya sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Vicky, Ia menghentikan motor tepat di depan gerbang rumah Vicky. Rumah yang cukup besar, dan berlantai dua, dengan interior klasik modern.

"Thanks you , " Ucap Vicky. El mengangguk tersenyum kecil. Vicky kemudian melepas jaket milik El dan ingin mengembalikan nya .

"Lo bawa aja, Lo bisa pulangin besok," Jelas El.

"Okey, "

"Yaudah lo masuk, baru gue pulang ,"

Vicky mengangguk, mengiyakan ucapan El. Vicky segera bergegas membuka gerbang, sesekali ia menoleh ke arah El sebelum akhir nya kembali menutup gerbang dan melangkah menuju rumahnya. Memastikan Vicky sudah aman, El kemudian menyalakan mesin motor nya dan perlahan pergi menghilang ke dalam gelap malam.

Setelah hari hari yang begitu melelahkan. Dikamar, tepatnya di meja belajar Vicky tengah menyiapkan beberapa buku yang akan dibawa nya. Beberapa saat ponsel nya tiba tiba bergetar, ia menoleh dan langsung meraih nya.

Terlihat ada nomor baru yang mengirimkan nya pesan, dengan rasa penasaran ia kemudian membukanya. Ada beberapa foto yang langsung muncul, ternyata itu adalah foto dirinya bersama El tadi.

Pesan

"Malam, sorry ganggu waktunya, gue El . Gue udah kirim beberapa foto yang menurut gue bagus dan pas,"

Vicky memperhatikan beberapa foto foto yang dikirimkan oleh El, ia mulai terpaku melihat layar ponsel nya. Mimik wajahnya perlahan berubah, terukir senyum kecil di balik sudut bibir nya. Ia bahkan tak menyadari hal ini. " Lucu juga," Ucap hati nya.

Menyadari hal ini, kedua bola mata Vicky langsung melebar. Ia mengkerutkan kedua alis nya. "Kenapa gue ngomong gitu, astaga. Sadar Vicky, gak ada lucu nya ," Ucap dirinya, menggeleng gelengkan kepalanya, beberapa kali.

Usai menatap beberapa fotonya, Vicky ingin membalas pesan dari El. Jari jari nya terlihat mulai mengetuk beberapa kalimat, tetapi kata kata seolah menghilang dari pikiran nya.

Ia mulai merasa ragu, dan bingung harus membalas apa. Setiap kali mulai mengetik, terasa ada yang kurang pas apakah kalimat nya terlalu formal? Terlalu santai? Atau malah terlalu berlebihan ? Ia menghapus pesan itu berulang kali, mencoba mencari kata yang tepat agar tidak salah arti atau terkena canggung.

Waktu berlalu, dan dia masih belum juga mengirim balasan. Hatinya mulai bingung campur aduk antara ingin cepat membalas atau takut salah ucap. Ia mulai menyadari ada yang aneh dalam dirinya. " Kenapa gue jadi bingung, padahal tinggal bales aja. "

"Lo tinggal bales, iya kak terimakasih. Atau apapun, tapi kenapa gue bingung . Vicky,,, hayo fokus. Lo kenapa sih?, jadi gini," Jelas nya. Vicky menarik nafas dalam dalam, menatap layar sekali lagi, dan mulai mengetik perlahan. Kali ini dia sangat yakin.

Dikamar El, dia tengah duduk bersantai di sofa mewah nya. Tetapi apa yang terjadi, pria ini diam diam sibuk memperhatikan layar ponsel sejak tadi. Lebih dekat, ternyata ia sedang melihat foto foto nya bersama Vicky tadi. Ada beberapa foto lucu dan candid , nampak sangat mengesankan.

Senyum sumringah itu akhirnya keluar kembali, ia tak perlu menahan senyuman itu lagi. Kedua matanya benar benar menikmati pemandangan ini, " Lucu juga, " Gumam nya.

"Gadis yang unik, sedikit berbicara tetapi ada sesuatu yang menarik dalam dirinya. ," Semakin memperjelas kekaguman nya. Dimana kita tau, bahwa El sama sekali tidak pernah tertarik pada seorang gadis.

Bahkan ia sama sekali belum pernah pacaran , ataupun suka dengan seseorang. Terdengar tidak mungkin, tapi memang itu yang terjadi. Ia tipe orang yang susah untuk tertarik pada seseorang. Entah apa alasannya.

Saat sedang fokus melihat foto foto mereka yang lucu dan gemas, ia sesekali melirik pada notifikasi pesan masuk. El sudah mengirim pesan pada Vicky, tapi sampai sekarang belum juga ada balasan yang datang. Dalam pikirannya, ia mencoba menebak nebak apa yang akan ditulis gadis itu, apakah dia akan membalas dengan singkat, atau malah tak membalasnya.

Meski terlihat tenang dan tidak berharap, sesekali El mengernyitkan dahi, mempertimbangkan berbagai kemungkinan balasan. Namun ia tetap menahan diri untuk tidak terlalu sering mengecek ponsel nya. Menjaga kesan santai nya. " Apa mungkin dia sudah tidur?, atau sedang sibuk?," Jelas El mengira ngira.

Sedangkan disisi lain Vicky tengah sibuk memikirkan balasan apa yang cocok dan pas untuk membalas pesannya. Ia bahkan tak pernah seperti ini sebelumnya, " Astaga, gue bales apa. Apa gue bales malam, terimakasih kak. Tapi terlalu singkat," Jelas nya kebingungan.

"Tapi, gak mungkin dia sampe kepikiran kesitu, lagian kita cuma temen. Seharusnya sih engga," Jari jari nya mulai mengetik, tetapi rasa ragu nya mulai mengecoh nya kembali. Ini sudah kesekian kali nya ia menghapus pesan nya.

Vicky memegangi kepalanya, ia beranjak bangun kemudian bercermin di depan meja lemari nya. Kerutan kerutan halu di dahi nya mulai muncul , " Victoria, biasanya Lo selalu tenang dan gak pernah mikirin hal hal seperti ini. Kenapa sekarang Lo pusing sendiri," Ucap nya di depan cermin.

Vicky memejamkan matanya sejenak, kemudian mengambil nafas dalam. Dengan keyakinan penuh akhirnya dia membalas pesan dari El. Tanpa ragu dan tanpa memikirkan nya lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!