NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Dua Ikrar

Cinta Dalam Dua Ikrar

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat
Popularitas:39.6k
Nilai: 5
Nama Author: viaeonni

⛔: Ini hanya fiksi, jika terdapat kesamaan nama, tempat atau kejadian, itu hanyalah kejadian yang tidak disengaja.

Wilona percaya ia memiliki segalanya—cinta, rumah tangga yang hangat, dan suami yang setia. Tapi semua runtuh saat seorang wanita datang membawa kenyataan pahit: ia bukan satu-satunya istri. Lebih menyakitkan lagi, wanita itu telah memberinya sesuatu yang tak bisa Wilona berikan—seorang anak.

Dikhianati oleh orang yang paling ia percaya, Wilona harus memilih: terpuruk dalam luka, atau berdiri dan merebut kembali hidupnya.


"Ketika cinta tak cukup untuk setia… akan kau pilih bertahan atau pergi?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon viaeonni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 35

Pagi itu, apartemen Wilona yang biasanya sunyi kini dipenuhi celoteh ceria dari Kaiden dan Kairo.

"Tante Ona, Kailo mau nambah sup jamulnya lagi," ujar bocah menggemaskan itu sambil menunjuk piringnya yang hampir kosong. Meski makannya agak berantakan, wajahnya tampak begitu bahagia.

"Baiklah, Sayang. Makan yang banyak ya, biar cepat besar," sahut Wilona lembut sambil menuangkan kembali sup jamur ke piring Kairo.

Pagi-pagi sekali, Wilona sudah sibuk memasak berbagai menu untuk sarapannya dengan dua bocah laki-laki itu.

Wilona tersenyum, meski sorot matanya sedikit sendu saat menatap bocah kecil itu. Andai waktu dulu berpihak padanya, jika saja ia tak kehilangan bayi dalam kandungannya mungkin, anaknya kini sudah sebesar Kairo. Entah kenapa, ia begitu cepat menaruh rasa sayang pada bocah itu. Seakan ada bagian hatinya yang menemukan kembali sesuatu yang hilang.

"Tante Ona, selain cantik dan baik, ternyata masakannya juga enak. Ini pertama kalinya aku sarapan dengan menu kayak gini loh," ujar Kaiden sambil menyantap ayam kecap dan tumis capcay buatan Wilona.

Wilona tersenyum dan mengusap kepala Kaiden dengan penuh kasih.

"Kalau Kaiden suka, nanti Tante Ona akan masakin lagi, ya."

Ia menyukai panggilan itu, Tante Ona. Terdengar lucu dan hangat. Ternyata menampung dua bocah ini bukan keputusan buruk, mereka manis dan penurut. Ia tak habis pikir bagaimana bisa keluarga mereka mencap anak-anak ini sebagai nakal.

"Dulu Mommy nggak pernah masak untukku. Kalau bibi pulang, paling Mommy cuma bikin roti tawar dikasih selai," cerita Kaiden polos. Wilona hanya bisa menanggapinya dengan senyum tipis, hatinya miris mendengarnya.

"Mommy? Kok Kailo nggak pelnah liat Mommy?"

Kairo kini memandang kakaknya dengan wajah cemberut. "Kenapa Kak Kaiden bisa ketemu Mommy? Kailo juga mau ketemu Mommy. Deddy bilang Mommy pelgi… tapi Kakak nggak ajak Kailo ketemu mommy…"

Ucapan itu membuat suasana hening sejenak. Wilona terdiam, hatinya mencelos. Dari cerita Niki, ia tahu ibu anak-anak ini pergi sejak Kairo lahir, bahkan saat Afkar memohon agar istrinya bertahan, wanita itu justru memilih pergi, dan tak lama kemudian menikah lagi dengan seorang duda pengusaha batu bara. Sejak itu, Kairo tak pernah mengenal sosok ibu.

Wilona mengusap lembut punggung Kairo. Tak ada kata-kata yang keluar, hanya usapan kecil yang ia berikan, semoga cukup untuk sedikit menenangkan hati kecil yang tengah mencari sosok ibu.

"Sudah jangan bicara terus, habiskan makanan kalian. Katanya habis ini mau nonton kartun." Wilona berusaha mengalihkan pembicaraan yang mulai melebar kemana-mana.

Dan benar saja, kedua bocah itu langsung antusias dan menghabiskan makanan mereka dalam piring. Beruntung hari ini weekend, jadi Wilona belum muali bekerja.

Tadi malam, Niki sempat mengabari Nyonya Anna bahwa untuk sementara waktu Kaiden dan Kairo tinggal di apartemen Wilona, menunggu kepulangan sang ayah. Tanpa menunjukkan kekhawatiran, Nyonya Anna justru berterima kasih dan memohon bantuan pada Wilona untuk menjaga kedua cucunya. Bahkan, jika Wilona sudah mulai kembali bekerja sementara putranya belum juga pulang, Nyonya Anna meminta agar Kairo dibawa ikut bekerja, karena Kaiden harus bersekolah.

Niki dan Wilona miris mendengarnya, bahkan Niki juga berjanji akan ikut menjaga kedua bocah itu.

Saat sedang asyik menonton kartun, tiba-tiba ponsel Kaiden berdering. Nama kontak "Daddy" terpampang jelas di layar.

Kaiden menatap layar ponsel itu sejenak, lalu melirik ke arah Wilona.

"Itu Daddy kamu? Kenapa nggak langsung diangkat?" tanya Wilona heran. Ia bingung melihat Kaiden yang justru terdiam, padahal kemarin bocah itu begitu gigih mencoba menghubungi ayahnya.

Dengan sedikit bergetar, Kaiden mengangkat panggilan itu.

"Halo Dad—"

"Apalagi yang kalian lakukan, hah!? Daddy sudah bilang harus jadi anak baik selama Daddy pergi. Grandma sudah cerita semuanya ke Daddy. Daddy akan pulang besok, dan tunggu hukuman kalian."

Suara dingin dari seberang telepon langsung menyambar, bahkan sebelum Kaiden sempat mengucapkan satu kalimat penuh.

Tubuh Kaiden langsung menegang, wajahnya pucat, dan tangan kecilnya gemetar memegang ponsel.

Wilona yang duduk disebelahnya mengernyit, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Hatinya merasa tak suka.

Bagaimana bisa… seorang ayah berbicara seperti itu pada anak sekecil Kaiden?

"Dad. Tapi kami tidak melakukan apa-apa Dad…."

"Tidak melakukan apa-apa, katamu!? Lalu kenapa Grandma sampai harus datang ke sekolahmu? Kenapa Kairo bisa memecahkan Gucci mahal, mencakar wajah Altaf, dan yang paling membuat Daddy malu… kalian mencuri mainan milik Altaf!"

Suara itu terdengar semakin meninggi, penuh luapan emosi dan rasa malu yang tak mampu disembunyikan.

"Dan, Daddy percaya itu semua? Daddy percaya kalau kita mencuri?" suara lirih Kaiden serasa menyayat hati Wilona. Kairo langsung memeluk tubuh Wilona, ia paling takut mendengar suara tinggi Daddy nya meski hanya lewat telepon.

Karena geram, Wilona langsung menyambar ponsel dari tangan Kaiden.

"Apa seperti ini perlakuan seseorang yang disebut Daddy?!" suaranya meninggi, penuh amarah dan kecewa. "Kenapa Anda langsung menghakimi tanpa mendengar penjelasan mereka dulu? Bahkan Anda belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, lalu dengan mudah menyalahkan anak-anak Anda sendiri! Apa pantas disebut orang tua kalau seperti ini?!"

Kaiden mulai terisak pelan. Hatinya remuk, bukan hanya karena dimarahi, tapi karena orang yang paling ingin ia banggakan justru tak berpihak padanya. Tak melindunginya dari orang-orang dan malah ikut menuduhnya dengan sang Adik.

"Lebih baik Anda cepat pulang dan hadapi saya! Jangan jadi pria pengecut yang cuma berani pada anak kecil!" tegas Wilona, matanya menyala marah. Tanpa menunggu jawaban, ia langsung memutus sambungan telepon dan melempar ponsel itu ke sofa di depannya.

Beberapa detik hening, lalu Wilona menatap lurus ke depan, napasnya memburu. "Astaga… aku barusan ngomong apa?" gumamnya panik, menggigit bibir bawahnya.

"Mati aku... kenapa tadi bisa seberani itu? Gimana kalau dia beneran marah dan mukul aku? Atau dicekik? Ya ampun Wilona… ceroboh banget sih…" Ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, menyesali ledakan emosinya barusan.

"Tante Ona juga takut sama Dady, Kailo? Sama kalau gitu… nanti kalau Daddy malah-malah kita belsembuyi aja dibawa meja,” ujar Kairo dengan polos. Kaiden dan Wilona hanya saling pandang dalam diam.

Sementara itu, di tempat lain, seorang pria tampan hanya bisa terpaku. Matanya membelalak, ponsel masih menempel di telinganya meski sambungan sudah terputus.

"A–pa barusan? Siapa wanita itu? Berani-beraninya memakiku…" gumamnya pelan tapi penuh amarah. Rahangnya mengeras.

"Dia bilang aku pengecut? Berani sekali. Apa dia wanita yang diceritakan Mama itu? Gila… benar-benar kelewatan." Ia mengepalkan tangan, menahan emosi yang mulai memuncak.

Harga dirinya seketika jatuh. Baru pertama kali ada seorang wanita yang berani melontarkan kata-kata seperti itu padanya. Apalagi Mamanya sampai menitipkan anak-anak pada orang asing… yang bahkan belum pernah ia temui.

"Bagaimana bisa Mama menyerahkan anak-anakku pada karyawan yang gak jelas begitu?" desisnya kesal. "Lihat saja… kalau ketemu nanti."

BERSAMBUNG

JANGAN LUPA BERI LIKE, KOMEN DAN VOTE

DUKUNGAN TEMAN-TEMAN SEMUA SANGAT BERHARGA.....LOVE YOU ALL.....

1
Arbaati
like vote meluncur...
hayuuuk lanjut Thor....
Kostum Unik
Kasian duo K Daddy udah lapal... Isss Daddy cemburu yaaa/Chuckle/
Kasih Bonda
next Thor semangat.
Kasih Bonda
next Thor semangat
Tutiks
lanjut lagi up nya
Kasih Bonda
next Thor semangat
murni l.toruan
Wilona wanita tangguh dan mandiri
Tutiks
lanjut lagi up nya
Rieya Yanie
akhirnya wilong sndri lg..ada klrga yang melindungi
Sri Anti
kemana aja thor
3sna
ayolah kalo udh manggil kk y kali gk perpikir kalo "mungkin mereka kk adik"
3sna
knp harus buntu,tinggl tebak kalo gk bini ya pacar
3sna
rin kek thor,,kok kar....
3sna
berbeda
Ninik
Thor up nya yg rutin dong nunggunya kelamaan
Arbaati
terima kasih up nya Thor
ditunggu kelanjutannya
Kasih Bonda
next Thor semangat.
Kasih Bonda
next Thor semangat
Arbaati
lanjuuut thoooor...
Rieya Yanie
oalah..jelaskan dl dengan istrimu sbljm kau temui wilona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!