"kau iblis yang menyedihkan"
"ah bukan lebih tepatnya manusia berwajah malaikat dan bersifat iblis yang kejam, sangat menyedihkan"
"apa kau percaya tuhan"
"berhenti mengoceh dan ketuk saja pintu neraka mu" pria itu mengarahkan sebuah pistol ke kening sang lawan.
"baik lah sebelum aku mati, aku ingin bertanya satu hal"
"apa kau pernah jatuh cinta"
"ucapan omong kosong apa ini"
"HAHAHAA bahkan sang iblis dan malaikat pun akan kalah oleh perasaan itu"
"aku dan manusia yang nyawanya telah kau renggut, mengutukmu"
"JATUH CINTA LAH KEPADA GADIS YANG AKAN MENJADI MALAPETAKA NYAWAMU SENDIRI" teriak pria yang tersenyum sinis.
"sudah mengoceh" pria itu menarik ujung pistol membuat sang lawan tertembak tepat di kepala dengan mata merah menatap benci kepada sang iblis.
"bawak saja kutukan mu itu ke alam baka"
"karena aku memang sudah jatuh cinta kepadanya" tawanya mengelegar di tengah hutan, para bawahannya memalingkan wajah takut menjadi sasaran sang iblis.
manusia adalah mahkluk paling menjijikn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ancan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ketahuan selingkuh
"padahal gue uda sepenuhnya percaya sama hati gue, hubungan kali ini ga akan gagal, ternyata wanita di larang percaya oleh hatinta sendiri_bia
"Ga ada apa-apa di hp gue"
"Ya uda sini aku pinjam bentar"
"Lu bandel banget sih gue bilangin"
"Aku cuman mau lihat bentar vikko" mata bia menatap curiga kepada pacarnya itu.
"Ga ada hal penting di hp gue" ucap vikko dengan nada tinggi.
"Kalo ga yang kamu sembunyikan kenapa kamu takut hp nya aku lihat" tanya bia.
"Lu aneh bia, lu kenapa sih"
"Aku cuman mau pinjam hp kamu bentar"
"Lu mau ngapain, pakai hp lu kan ada" ucap vikko, suasana di dalam mobil sudah mulai kacau.
"Kamu menyembunyikan sesuatu dari aku" bia menatap curiga kepada pria yang masih menjadi pacarnya.
"Gue ga menyembunyikan apapun dari lu, hp itu privasi masing-masing"
"Privasi sih privasi, aku cuman mau pinjam bentar kok, ga ada aneh-anah"
"Bisa stop ga gue lagi nyetir" ucap vikko menatap gadis yang sedang berusaha mengambil smartphonenya dari kantong celanannya.
"Makanya sini handphonenya"
"Bia" suara nada vikko semakin meninggi.
"Kamu aneh, emang kenapa kalo smartphone kamu di periksa pacar nya sendiri" tanya bia.
"Kamu menyembunyikan sesuatu kan" tuduh bia dengan mata tajam.
"Jangan nuduh yang gak nggak" vikko menatap bia dengan tidak suka.
Pria itu menepikan mobilnya, di pinggir bahu jalan.
"Turun" ucap vikko membuat mata bia melotot sempurna.
"Lu buat gue kesal, pulang naik grab"
"Aku cuman mau pinjam hp kamu bentar buat chat kakak aku, bukan yang aneh-aneh" ucap bia.
"Lu tadi ga ngomong ke begitu awalnya"
"Ya kamu kenapa takut banget sih handphonenya di periksa" tanya bia kesel.
"Kan gue uda bilang handphone itu area privasi"
"Turun atau gue seret lu" ancam vikko.
"Kamu selingkuhkan" tuduh bia mulai semakin curiga.
"Lu emang pandai buat orang emosi ya" ucap vikko melempar smartphonenya hingga jatuh di bawah kaki bia.
"Maaf" ucap bia lirih, mengambil smartphone pacarnya meletakan kembali di tempat biasa vikko meletakan.
"Aku ga bermaksud buat kamu emosi, maaf sayang, jangan marah" bujuk bia memegang lengan vikko, pria itu diam, melajukan kembali mobil miliknya, ia mebelokan mobilnya di depan alfamart
"Tunggu di sini gue mau beli rokok" ucap vikko turun dari mobilnya, ia tidak membawa handphonenya lagian juga gadis itu tidak tau sandi handphonenya.
"tuhan gue tau gue pendosa tapi tolong, tolong-tolong kabulkan doa gue yang ini tuhan, gue maksa loh" ucap bia dengan suara hampir mau menangis.
"Ya tuhan kalo dia baik buat gue, pertahankan hubungan kami, tapi kalo dia ga baik tunjukan aibnya ke gue tuhan" ucap bia memohon dengan sungguh-sungguh.
Bia menatap ke arah alfamart, matanya sedikit memicingkan, ia merasa tidak asing dengan sekumpul pria dengan jaket kulit yang sedang duduk santai di depan alfamart.
Suara dering ponsel mengalun merdu membuat fokus bia berubah, matanya menatap nama pemanggil di smartphone vikko.
"Elly" beo bia meraih smartphone vikko.
"Hallo sayang"
Mata bia melotot saat telpon itu di angkat.
"Siapa" tanya bia, membuat sih pemanggil itu juga kebingungan.
"Ya lu siapa, kok hp cowok gue sama lu" tanya gadis itu.
"Cowok lu" tanya bia.
"Iya"
"Gue juga cewek nya" ucap bia membuat gadis di sebrang sana tidak percaya dari ucapan bia.
"Sumpah demi apa" tanya elly.
"Demi tuhan kak" bales bia.
"Lu uda lama sama dia" tanya elly mulai percaya ucapan gadis yang mengakat telponnya.
"Gue baru dua bulan, kakanya" tanya bia.
"Gue 4 bulan" ucap elly.
"Buset" bia bener-bener tidak percaya.
"Jadi ini gue yang selingkuhannya" tanya bia.
"Ngga tau gue kak, ntah gue juga di jadikan selingkuhan" bales elly.
"Kaka yang di post waktu liburan di pantai itu ya" tanya elly.
"2 minggu yang lalu iya kak itu lagi ngerayain ultah dia"
"Kaka yang di post dia pakai gaun merah bukan" tanya bia.
"Iya kak uda jadian ya sama dia" tanya elly balik.
"Uda, uda jalan 2 mingguan itu mungkin, gue sama dia sempet debat juga" bales bia mulai menatap tajam ke arah luar mobil.
"Gue rencana mau lamaran bulan depan sama vikko kak" ucapan elly berhasil membangkitkan singa betina yang sedang tertidur.
"Uda di kenalin ke keluarga vikko berarti ya" tanya bia.
"Sering kak, malah tiap minggu dia pulang ke kota y gue selalu ikut kak" bales elly.
"Kakaknya mau ngikutin permain gue ga,sebelum lu terima tuh lamaran jantan" ucap bia di setujui elly.
Bia masih tetap membiarkan telpon mereka tersambung hanya saja ia mematikan layar agar tidak terlihat bahwa pacar sahnya sedang menelpon, atau mungkin ada pacar sah yang sesungguhnya selain wanita yang sedang menelpon ini, bagaimana jika istrinya berarti kami di permainkan oleh pria yang sudah beristri.
Vikko masuk dengan membawa eskrim dan coklat.
"Sayang, eskrim biasa kamu beli lagi kosong ga papa yang ini" tanya vikko dengan senyum manis.
"Bia kan ga minta" ucap bia.
"Kan tadi sayang lagi badmood" bujuk vikko membuat bia hanya tersenyum dengan hati yang penuh barah api.
"Vikko" panggil bia membuat pria itu menatap pacarnya.
"Kenapa" tanya vikko.
"Kamu ga nyembunyikan sesuatu kan dari aku" tanya bia.
"Mana mungkin sayang" vikko mengecup punggung mungil tangan milik bia.
Sedangkan bia menatap jijik tingkah lelaki bjingan yang sialnya masih pacarnya.
"Sayang gue bulan depan boleh minjam saldo kamu 5jt ga" tanya vikko membuat bia hampir saja tertawa.
"Bulan depan ya" bio bia di angguki vikko.
"Bulan depan emang kamu mau kemana" tanya bia.
"Gue ada perjalan bisnis ay" jika tadi bia tidak mengakat telpon wanita itu mungkin ia akan menyetujui ucapan bjingan sialan di depan matanya.
"Liat besok deh"
"Oh iya elly tadi nelpon" ucapan bia berhasil membuat vikko terkejut setengah mati.
"Terus kamu angkat" tanya vikko, di bales gelengan oleh bia.
"Mati pas mau di angkat" bales bia santai.
Helaan nafas lolos dari bibir vikko.
"Dia siapa" tanya bia.
"Klien" bales vikko.
"Kok klien telpon kamu malam-malam"
"Ga tau mungkin ada penting"
"Jadi dia cuman klien kamu" tanya bia.
"Sumpah demi tuhan sayang dia cuman klien kenalan aku ga lebih" ucap vikko membuat bia melipat kedua tangan menyilangkan kakinya.
"Nah kak dengar sendiri kan tingkah dia" ucap bia membuat wanita yang sejak tadi diam langsung membuka suara.
"Bjingan lu vikko" suara yang sangat ia kenal mengalun merdu membuat bia tersenyum manis kepada vikko yang sedang menatap bia tajam.
"Sayang kamu salah paham" ucap vikko meraih smartphonenya.
"Lu minjam saldo gue untuk ngelamar tuh cewek kan" ucap bia mengambil paksa smartphone milik vikko, dengan cepat ia melemparkan handphone vikko keluar kaca.
"Lu" tunjuk vikko saat hp nya di campakan begitu saja di luar mobil.
"Apa lu"
"Lu kira gue cewek bodoh yang bisa lu manfaatin"
"Bia lu salah paham"
"Jadi yang mana salah paham, di tempat dia atu di gue" tanya bia pedas.
"Najis banget gue pacaran sama cowok murahan ke lu"
"Mana selalu minjam saldo gue, lu kerja duid lu kemana" tanya bia.
"Gue capek sama tingkah lu bia kita p
"Stop" teriakan bia menggema sampai membuat beberapa pria yang sedang nongkrong menatap ke arah mobil milik vikko.
"Playing victim banget lu, KITA PUTUSS" ucap bia menampar pipi vikko tanpa perasaan.
Dengan cepat gadis itu turun dari mobil yang selalu ia yang mengisi bensin mobil bjingan milik vikko, ia menendangi body mobil vikko hingga membuat mobil kesayangan pria itu lecet.
"wih ngeri gila, perempuan ternyata sekuat itu" ucap salah satu yang menonton adegan bia menendangi mobil.
"Dasar sampah"
"Ga modal, murahan"
"Mati aja lu setan"
Kakinya tentu saja lecet karena high heels namun ia puas melihat body mobil vikko lecet sempurna.
"Bia" vikko menahan tangan bia.
"Apa lu" hempas bia dengan kuat.
"Stop drama lu, malu" ucap vikko yang melirik ke sekitarnya.
"Lu punya malu, bagus dong biar mereka tau lu cowok bjingan ga modal, baliki semua saldo gue yang lu pakai buat selingkuh"
"Gue bisa jelasin"
"Bukti di depan mata gue sialan, mau ngelak lagi lu" maki bia pedes.
"Ribet banget percintaan zaman sekarang" ucap salah satu di antara pria yang sedang menatap perdebatan sepasang kekasih.
"Balikin duid gue yang selalu lu pakai buat kebutuhan lu, balikin semua saldo gue 55jt yang lu pinjam" ucap bia membuat mereka yang menatap pertengkaran itu bersorak ke arah vikko.
"Ga modal lu bang"
"Ganti jenis kelamin lu aja"
"Masa cewek lu suruh biayain hidup lu"
"Lu bisa ga sih ga buat gue malu" tanya vikko menekan bahu bia kuat.
"Mamvus, makanya kalo lu uda gue kasih kepercayaan jangan minta kebencian dari gue"
Mata bia menatap ke satu sosok yang sedang menatapnya dengan tatapan intens, mata tajam yang seperti predator buas membuat badan bia diam membisu.
"sialan dari semua orang kenapa harus dia yang ngeliat" bisik hati kecil bia, ia masih beradu tatapan dengan pria remaja tampan yang sedang menatapnya dengan tajam dan datar.
"gue seperti di telanjangi sama tatapan matanya"
Dengan cepat ia menendang kaca spion vikko membuat semua mata melotot sempurna.
"Itu ga seberapa sama perbuatan lu" ucap bia berlari menyetop taxi, namun tentu saja ia sempat kembali menampar vikko.
"Gadis jalang" teriak vikko yang hanya di acungkan jari tengah oleh bia yang berada di dalam taxi.
"Beneran nyari mati" ucap raja menatap vikko dengan tajam, namun sepertinya ia akan mendapat mainan baru yang lebih seruh dari hal manapun.
"dia kesambet" senggol rekannya menatap raja yang tersemyum bak iblis