Terpaksa Menikah Lagi

Beruntungnya Rama peka, bahwa saat ini Mayang sedang membutuhkan pertolongannya.

Rama menoleh, lalu menatap Kimi dan kemudian ia bangkit dari duduknya serta mencoba mengulurkan tangan untuk sekedar berjabat tangan.

"Perkenalkan Nona, Nama Saya Ramadhan Pemana, saya adalah CEO di perusahaan Alexion!" ucapnya sampai membuat seorang Kimi tercengang. Ia tahu kalau, perusahaan Alexion merupakan perusahaan besar di negeri ini, Kimi sampai menelan ludah berkali-kali.

"Sayang, bukankah perusahaan Alexion itu adalah perusahaan otomotif yang harga mobilnya milyaran?" tanya Doni, yakni kekasihnya Kimi.

Kimi sempat mencubit pelan tangan kekasihnya."Sudah kau diam saja, aku belum percaya seratus persen dengan perkataan pria ini, siapa tahu dia adalah seorang penipu!" desisnya sambil berbisik di telinganya Doni.

Rama sendiri mendengar apa yang telah di bisikan oleh Kimi kepada pria disampingnya.

"Aku tidak percaya, kau bisa saja seorang pembohong dan pembual!" cela Kimi sambil berkacak pinggang.

Sedangkan Mayang, ia sedari tadi memijit pelipisnya.

'oh my God! Kenapa Rama bisa-bisanya mengarang cerita seperti ini sih? Dia kan hanya seorang sopir, mengapa malah mengaku-ngaku sebagai seorang CEO?' batinnya geram.

Ternyata Tuan Mahesa tidak memberi tahu kepada putrinya tentang hal ini, toh pikirnya tidak akan ada pengaruhnya terhadap Mayang.

Rama sendiri ia tetap terlihat tenang atas tuduhan yang di tujukan padanya.

Kemudian ia mengeluarkan kartu kredit tanpa batas dari dalam dompet nya, dan membayar cincin berlian seharga 3M tersebut, rupanya ia sudah di bekali Kartu credit oleh Tuan Mahesa, sehingga bisa menyelamatkan dirinya dari situasi seperti ini.

Kimi akhirnya percaya dengan apa yang telah ia lihat, karena hanya kalangan tertentu yang memiliki kartu kredit seperti itu.

Sedangkan Mayang, ia terkejut tidak percaya, tapi kali ini ia akui jika Rama benar-benar bisa di andalkan saat situasi terjepit seperti ini, Mayang pun tersenyum puas

"Kan sudah aku bilang, kalau calon suamiku ini adalah orang kaya, dia seorang CEO di perusahaan terkemuka di negeri ini, bukankah begitu S sayang?" tanyanya sampai gugup, lalu mayang memelototi Rama agar ia bisa bersikap lebih romantis di depan musuh bebuyutannya.

"Tentu saja s sayang, tujuanku menikahimu adalah untuk membahagiakanmu, aku akan menjadikan kamu seorang ratu, karena itu sudah menjadi kewajibanku, oh iya sepuluh hari lagi kami akan menikah, aku dan Mayang mengundang kalian secara resmi, jangan lupa datang ya!" ucap Rama dengan sengaja.

Kemudian Rama menggandeng tangan Mayang dan membawanya untuk segera pergi setelah cincin pernikahan berada di tangannya.

Sedangkan Kimi, ia terlihat sangat geram, bahkan giginya sampai mengatup rapat karena menahan amarahnya yang sudah membuncah, kali Ini ia kalah set oleh Mayang yang selalu ia anggap musuh dan saingan besarnya.

Saat Mayang dan Rama tiba di depan pintu keluar, Mayang tersadar jika tangannya masih di genggam oleh Rama, Rama sendiri tidak sadar akan hal itu, pikirnya saat ini ia sudah menyelamatkan Mayang.

"Lepas, meskipun tadi kau sudah menolongku, jangan harap aku bisa bersikap baik dan lunak padamu, tapi boleh juga aktingmu itu, rupanya kau memiliki khayalan yang bagus, menjadi seorang CEO...ha..ha..ha!" Dengan seenaknya Mayang malah mengejek Rama sampai tertawa puas.

Sedangkan Rama yang melihat sikap Mayang seperti itu, ia mulai kesal.

'Dasar wanita tidak tahu terimakasih, sudah di tolong masih saja menyebalkan!' batinnya mengeluh.

Sembilan hari berlalu begitu cepat, besok adalah saat menjelang hari pernikahan, keluarga besar Lesmana sudah mulai berkumpul di kediaman Mahesa Lesmana.

Mereka sudah tidak sabar bertemu dengan calon suaminya Mayang, apalagi Kakek Lesmana dan juga Oma Diana, keduanya begitu antusias ingin segera bertemu dengan sosok Rama, selama ini Tuan Mahesa sudah menceritakan tentang kehidupan Rama dan juga pekerjaan yang saat ini di geluti oleh Rama. Tentunya mereka sangat takjub, mereka berdua sampai memuji putra mereka yakni Tuan Mahesa yang tidak asal-asalan mencari calon suami untuk Mayang, yang merupakan salah satu cucu kesayangan mereka.

"Hey Mahesa, mana calon cucu mantuku? Kami sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengannya, katamu dia pria yang disiplin dan juga sopan! Tapi apa, hah? Ini sudah telat tiga puluh menit lamanya kami menunggu!" keluh Tuan Lesmana.

"Betul sekali Mahesa, mana calon suaminya Mayang, aku sebagai Om nya sangat penasaran sekali dengan sosok Rama yang telah kau bicarakan itu!" sambung Malik yakni adik kandung dari Tuan Mahesa.

"Sabarlah, tahu sendirilah kota Jakarta itu rawan macet, pasti Rama telah terjebak macet!" jawab Tuan Mahesa mencoba membelanya.

"Aih kau ini, kenapa tidak kau siapkan helikopter untuk menjemputnya pulang? Kau itu bikin malu keluarga besar Lesmana!" keluh Tuan Lesmana.

Tuan Mahesa yang mendengar Papahnya berkata seperti itu, ia sampai menepuk jidat.

'heleh..kalian ini terlalu berlebihan, mana mau Rama di jemput dengan helikopter? Pake mobil mewah saja ia selalu saja menolaknya, kalau bukan aku yang memaksanya mana mau dia!' batinnya mulai menggerutu.

Sedangkan Mayang, ia malah tidak nyaman ketika keluarganya terus memuji Rama, calon suaminya.

'Sebenarnya apa yang sudah Papah katakan kepada Kakek dan juga Oma? Sampai-sampai mereka begitu menyukai pria menyebalkan dan tidak tahu diri itu!' keluhnya dalam hati.

Tak lama akhirnya Rama datang seorang diri, dengan sikapnya yang sopan, Rama mengucap kata salam, kemudian ia mencium punggung tangan Tuan Lesmana dan juga Oma Diana secara takzim, tak lupa Rama memberikan senyum ramahnya kepada mereka yang sedari tadi telah menunggu kehadirannya.

"Ya ampun, jadi pria ini adalah calon suaminya Mayang? aku sangat suka sekali, melihat mu jadi teringat aku sewaktu muda dulu!" Tuan Lesmana malah memuji Rama, sedangkan Rama yang telah di puji seperti itu, ia menjadi sangat malu.

"Hey, anak muda, kau sangat beruntung karena cucuku dan putraku telah memilihmu, tapi kali ini pilihan mereka benar-benar tidak salah, soal bibit, bebet dan bobot kau lolos seleksi, Ayo cucu menantuku, akan aku kenalkan kau dengan anggota Lesmana yang lainnya!" ajak Tuan Lesmana sembari merangkul Rama.

Tuan Mahesa yang melihat pemandangan seperti itu, ia merasa lega sekaligus bangga, akhirnya kedua orangtuanya menerima kehadiran Rama dengan sangat baik.

Tapi tidak dengan Mayang, ia malah tampak kesal akan sikap Rama yang sok baik dan polos, pikirnya selama ini bahwa Rama adalah pria licik yang sedang berusaha memanfaatkan kebaikan Papahnya. Ck..dangkal sekali pikiranmu itu Mayang, kau belum tahu kalau Rama itu aslinya baik dan juga tulus.

Kini mereka berkumpul di ruangan keluarga, dimana keluarga besar Lesmana sudah menunggu kehadiran Rama di sana, mereka mulai menanyakan tentang keluarga besarnya Rama, dan setelah Rama bercerita bahwa dirinya sudah tidak memiliki orang tua, mereka semakin menyayanginya.

"Rama, anggaplah kita ini seperti keluarga mu sendiri, apalagi besok kau akan menjadi bagian dari keluarga Lesmana!" ucap tante Miranda yakni istri dari Paman Malik.

"Baik Nyonya, terimakasih sebelumnya!" jawab Rama sambil membungkuk.

Mendengar Rama memanggil dirinya dengan sebutan Nyonya, Miranda langsung menegurnya.

"Duh, jangan kau panggil aku Nyonya, cukup panggil Aunty Mira, ok!" pintanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Tante Miranda memang terkenal dengan sikapnya yang super genit, Mayang yang melihatnya langsung, ia hanya bisa menepuk jidat.

Kemudian salah seorang pria yang usianya tidak jauh dengan Rama, ia malah menatap tidak suka ke arahnya, pria itu adalah Roby putra pertama Tuan Malik dan Nyonya Miranda.

"Kalau boleh tahu, apa pekerjaanmu? Mengapa kau begitu beraninya menikah dengan salah satu anggota keluarga Lesmana? Kau cukup bernyali juga rupanya, ck!" perkataan dari Roby telah membuat Rama dan Tuan Mahesa kesal.

Namun bukan Rama namanya jika ia tidak bisa menyerang balik perkataan dari Roby yang sudah seenaknya.

Kemudian Rama mendekat ke arah Mayang, dan menatapnya.

"Anda bisa tanya sendiri dengan calon istriku, mengapa ia mau menerimaku sebagai suaminya?" cakapnya sembari melempar senyum ke arah Mayang

Deg!

Mayang langsung diam mematung, ada rasa terkejut sekaligus kesal terhadap Rama, mengapa ia jadi ikut terlibat? Jelas-jelas semua ini atas kemauan Papahnya, bukan dirinya. Mayang merasa telah terjebak dalam situasi yang terjepit seperti ini, bahkan ia sampai mengepalkan tangan dan mengatup rapat giginya karena menahan amarah yang mulai bergejolak.

'Kau sangat menyebalkan sekali Rama, awas saja nanti, akan aku balas semua perbuatanmu itu, camkan itu baik-baik!' ancamnya dalam hati.

bersambung...

🌼🌼🌼🌼🌼