Lupa ingatan?
Mana mungkin aku mau menerima jika ke dua orang tua ku menyuruh ku untuk menerima kekasih ku sendiri jadi adik angkat ku sekarang.
Baru kemarin diri nya melamar gadis yang akan menjadi adik angkat nya.
" Aku menolak, aku tidak mau jika dia menjadi adik ku" Tolak Wafa menahan kesal.
Halo semua nya, minta dukungan nya ya...biar semangat nulis nya. Thank you.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari Ba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
lupa ingatan
" Ada apa Mah...kenapa dokter nya masuk kembali?" Tanya Wafa panik setelah selesai membayar biaya administrasi.
" Tangan gadis itu jadi bergerak,,,,Mama panggil dokter jadi nya" Ucap Mama Zahra memberitahu.
Wafa bernafas lega mendengar nya, takut nya terjadi apa - apa pada Nisa, dengan pikiran nya yang berpikir buruk.
" Apa sekarang sudah sadar Mah...?" Tanya Papa Arga.
" Belum Pah,,,baru di periksa dokter,,semoga saja gadis itu cepat sadarkan diri" Jawab Mama Zahra.
" Mah apa beneran nggak akan lapor polisi dulu,,,bagaimana jika ada keluarga gadis itu yang mencari nya? " Ucap Vani.
" Kita bicarakan itu saja" Jawab Mama Zahra.
" Tapi kan Mah..." Tanya nya.
Mama Zahra menatap ke arah suami nya. Papa Arga yang di tatap oleh istri nya seperti itu, mengernyit heran.
" Kenapa lihat Papa sampai kaya gitu?" Tanya Papa Arga.
" Kita adopsi gadis itu ya Pah" Ucap Mama Zahra membuat keluarga kecil nya langsung terkejut.
" Mah..." Kompak ketiga nya.
" Kenapa?"
" Mama bilang kenapa?, kita bahkan belum tau asal - usul gadis itu mah?" Ucap Papa Arga.
" Kita adopsi setelah gadis itu sadarkam diri, nanti kita tanyakan pada gadis itu, apakah masih punya keluarga atau tidak...jika tidak, kita akan mengadopsi nya" Jelas Mama Zahra.
" Mana bisa seperti itu Mah,,,gadis sebesar itu pasti punya keluarga,,,,lagian kenapa pengen banget mengadopsi gadis itu?" Tanya Papa Arga.
" Soal nya gadis itu cantik Pah, Mamah mau gadis itu jadi putri mamah juga...biar mama punya dua anak cewek,,,Van,,kamu mau kan punya kakak perempuan?"
" Mau mah...." Jawab Vani mengangguk kan kepala nya. Tidak di pungkiri jika Vani juga menginginkan seseorang kakak perempuan, terlebih lagi kakak seperti gadis itu, wajah nya cantik, dan seperti nya orang nya juga akan baik hati.
" Nggak..." Saut Wafa saat adik perempuan nya menjawab.
" Adik ku cuman Vani,,,sku tidak mau yang lain,gadis itu masih punya keluarga " Ucap Wafa.
" Dari man kami tau jika gadis itu masih memiliki keluarga,,,,siapa tau dia gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan dari kecil" Ucap Mama Zahra.
Papa Arga menggelengkan kepala nya. Bisa - bisa nya istri nya berpikiran seperti itu.
Wafa sendiri sampai menghela nafas nya mendengar jawaban dari mama nya. Apakah tidak ada yang lain yang di pikirkan mama nya selain jawaban itu.
Bagaimana pun cara nya Wafa akan mencari cara agar Nisa tidak menjadi adik angkat nya. Bagaiman gadis yang kini telah menjadi kekasih nya, yang sebentar lagi akan di lamar malah akan menjadi bagian dari keluarga nya.
Buka menjadi bagian keluarga, karena akan ia nikahi dan menjadi istri nya, melainkan akan menjadi adik angkat nya karena akan di adopsi oleh keluarga nya.
" Mah...."
" Nanti saja kita bahas ini lagi,,,,dokter sudah keluar" Ucap Papa Arga menghentikan ucapan Wafa.
" Gimana dok keadaan putri saya?" Tanya Mama Zahra.
Wafa kesal sendiri mendengar nya, ingin sekali Nisa di jadikan adik perempuan nya.
" Sebuah keajaiban,,,,putri anda sudah sadarkan diri....ini lebih dari perkiraan saya,,,,pasien sadarkan diri lebih cepat dari perkiraan saya...tapi seperti nya ada sedikit masalah karena benturan yang cukup keras di kepala nya.,,,Kemungkinan ingatan nya akan hilang " Ucap Dokter memberitahu.
" Benarkah dok....Eh maksud saya tidak ada masalah serius lain nya lagi kan dok,,,apa ingatan nya akan segera kembali?" Tanya Mama Zahra.
" Untuk masalah serius nya tidak ada, luka di kepala dan bagian tubuh lain nya beberapa hari akan segera membaik,,,,untuk ingatan nya sendiri mungkin harus menunggu waktu,,,,,tidak bisa untuk pulih dengan cepat....Saran saja bawa putri anda ke tempat - tempat yang pernah ia kunjungi, itu bisa membuat beberapa ingatan nya kembali dengan cepat....
" Tapi jangan terlalu memaksa nya, takut nya pasien akan mengalami gangguan lain nya di dalam otak nya dan membuat pasie tidak akan mengingat kembali " Jelas sang dokter.
Dokter pamit pergi setelah menjelaskan keadaan pasien.
" Pah, kita akan punya putri baru lagi" Ucap Mama Zahra memeluk sumi nya.
" Aku nggak setuju pokok nya " Bantah Wafa.
" Pokok nya harus setuju" Kompak Mama Zahra dan Vani menatap ke arah Wafa.
Nisa akan di pindahkan ke bangsal rawat pasien.
Rung rawat pasien.....
Keluarga Wafa masuk ke dalam rung rawat. Terlihat lah gadis yang berbaring di atas ranjang pasien dengan kepala berbalut perban. Nisa menoleh ketika melihat beberapa orang datang mendekat ke arah nya.
Raut wajah wafa tidak bisa di kendali kan, memandang kekasih nya melihat ke arah diri nya dengan tatapan kosong tidak mengenali diri nya. Ingin menangis, Marah, Kesal, tapi diri nya tidak bisa. Wafa ingin sekali memeluk tubuh mungil gadis yang berbaring di atas ranjang. Bagaimana jika ingatan nis tidak kembali, apa diri nya benar - benar tidak akan memiliki gadis pujaan hati nya ini.
" Sayang,,,apa ada yang kamu rasakan?,,,apa kepala mu terasa sakit?" Ucap Mama Zahra ketika mereka sudah berdiri di samping ranjang pasien.
Mulut Nisa masih tertutup rapat, melihat orang - orang yang kini tengah mengelilingi nya. Nisa tidak mengenali wajah - wajah ini.
Tatapan Nisa berhenti ketika melihat lelaki dengan postur tubuh tegap dengan kaos polos yang melekat pada tubuh nya.
" Apa kamu mengenaliku?" Batin Wafa berharap Nisa mengenali nya, Karena dari tadi Nisa menatap ke arah nya.
" Apa aku mengenal mu?" Tanya Nisa.
Ingin sekali Wafa menangis lagi, Nisa benar - benar tidak mengenali nya.
" Ah ini kakak mu sayang..." Ucap Mama Zahra.
" Kakak...?"
" Iya,,,kami keluarga mu,,,,kamu tidak ingat sama Mama....ini mama" Ucap Mama Zahra mengelus puncak kepala Zahra.
Nisa benar - benar tidak mengingat siapa keluarga nya. Bahkan diri nya sendiri pun ia tidak bisa mengingat nya.
" Ini papa, dan adik perempuan mu" Ucap Mama Zahra tersenyum.
" Jangan terlalu memaksa ingatan mu, kami semua ada di sini" Ucap Papa Arga.
" Kakak cepat sembuh ya" Saut Vani membuat keluarga itu terlihat menjadi keluarga Nisa yang sebenar nya.
" Mah...Pah..." Wafa tak suka jika keadaannya menjadi seperti ini.
Nisa menatap heran ke arah Wafa. Seperti nya orang yang kata nya kakak nya ini tidak menyukai diri nya.
" Kakak mu, memang seperti itu,,,,sudah biarkan saja" Ucap Mama Zahra.
Wafa mendengus kesal memilih keluar dari ruang rawat.
" Mah, apa kakak tidak menyukai ku?" Tanya nya.
" Tidak, kakak mu sangat menyayangi mu malahan,,,memang sifat nya saja yang seperti itu" Jawab Mama Zahra senang. Seperti nya gadis ini percaya jika mereka adalah keluarga nya.