TOLONG DI PERSIAPKAN MENTAL UNTUK MEMBACA CERITA INI YA KAWAN KAWAN...
Cerita ini menceritakan tentang Rere yang berumur 17 tahun mengalami kekerasan dan penculikan secara brutal, konflik hebat dan berat.
.....
Semilir angin sejuk dirasakan Rere ketika mobil sudah berjalan. Dia sama sekali tidak bisa mencerna semua kejadian 10 menit yang lalu. Tamparan Ben di pipinya sekarang terasa panas, namun entah kenapa rasa itu sekarang menghangatkan hatinya. Perilaku Ben yang kasar sekaligus lembut tadi benar-benar menggugahnya. Rere juga tidak bisa memutar otaknya untuk bertindak lebih lanjut. Rasa luar biasa lelah menggerogoti tubuhnya sekarang. Kedua kelopak matanya yang indah itu sekarang terasa berkilo-kilo beratnya. Rere memejamkan mata mencoba mempelajari apa yang sekarang dirasakannya dalam hati. Dia bahkan sempat merasakan Ben membelai rambutnya sambil berbisik “I’m really sorry Re…” sebelum dia terlelap tertidur terbawa alam bawah sadarnya untuk mengistirahatkan hati dan tubuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MegaHerdian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Konflik berat
"Ben, kita bikin mampus aja nih anak! Belagu banget!!" Zack menimpali tak sabar.
"Jangan… Dia gak boleh disakitin…Itu udah termasuk perjanjian. Katanya dia gak mau terjadi apa-apa sama dia" jelas Ben ke teman-temannya.
Nampaknya Sam tidak setuju, tetapi dia tetap menepati perjanjian itu dan kedua yang lainnya pun akhirnya setuju.
"APA LO BILANG?!!" Albie kembali berteriak.
"SIAPA… SIAPA YANG NYURUH LO SEMUA!!?? BILANG SIAPA YANG NYURUH LO!!!!!" Albie semakin geram.
Rere berfikir kenapa orang di balik semua ini tidak mau menyakiti Albie? Kenapa Ben dengan gampangnya melayangkan tamparan dan pukulan ke dirinya tetapi tidak boleh menyakiti Albie? Sesaat kemudian Rere tersadar bahwa dirinya sakit, lututnya pun kembali mendenyut nyeri dan sedetik kemudian diapun tidak bisa menahan berat badannya dan terjatuh lunglai dalam pelukan Ben.
Dengan badan merosot lunglai di pelukan Ben, Albie melihat dengan jelas bahwa tangan Ben tepat berada di buah dada Rere menahan agar Rere tidak jatuh dan tetap berada di pelukannya dan Albie pun menyadari bahwa Rere sudah setengah telanjang dengan seragamnya yang sudah compang-camping.
Darah berdesir hebat di kepala Albie.
Menahan amarah, Albie terus berkutat. Tahu bahwa mereka tidak boleh menyakiti Albie, Sam, Zack dan Dave hanya terus berusaha menahan dan mengunci Albie sementara sahabatnya yang satu lagi dengan santai menjamah tubuh perempuan cantik yang terkulai lemas di pelukannya.
"LEPASIN TANGAN LO BANGSAT!! LEPASIN RERE!!" teriak Albie dengan nada kebencian yang luar biasa.
Namun Rere tetap terpeluk. Tubuhnya meronta lemah dipelukan Ben.
"Tenang bro… kalau gue lepas, cewe idaman lo ini bakalan jatuh. Kayanya kakinya patah tadi…" jawab Ben santai.
"Kamu sih pake ngelawan, jadinya kaya gini tuh…" sapa Ben ramah kembali kepada Rere sambil memberikan kecupan di bibir Rere sengaja membuat Albie panas.
Rere pun tidak bisa berbuat apa-apa, hanya air mata tak hentinya mengalir dari matanya yang sayu.
Albie terus memberontak berusaha melepaskan ikatan teman-teman Ben.
Pergelutan antara bibir Ben dan Rere tampaknya terus berlangsung sambil tak lupa tangan Ben terus menggerayangi seluruh tubuh Rere bahkan ke daerah-daerah sensitif Rere.
Rere sedikit menggelinjang merasakan cumbuan Ben. Dia merasakan sentuhan itu tepat mengenai hatinya yang sakit. Rere pun kembali menangis. "Jangan… mmphh" mulut Rere terus dilumat sementara Rere terus menolaknya.
Lima menit cumbuan itu berlangsung diiringi dukungan semangat dari ketiga temannya sementara Albie terus berkutat sambil berteriak-teriak berharap ada orang yang mendengarnya dari luar.
Rere seperti sudah di vonis untuk diam tak berkutik. Diapun tidak bisa menghindari ciuman dan serangan tangan Ben diseluruh tubuhnya.
Namun dia berusaha menutup bibirnya agar lidah Ben tidak masuk ke dalam. Sementara Ben semakin jenuh dengan penolakan Rere, lantas dia menekan keras dilutut tempat bagian tubuh Rere yang terluka sehingga membuat Rere mengerang kesakitan. Dan kesempatan disaat mulut Rere terbuka inilah Ben memasukkan lidahnya ke dalam dan memainkannya di sana.
Sekarang bukan perihal sakit lagi yang Rere rasakan, tapi dia merasa malu memperlihat hal yang memalukan ini kepada Albie, Albie lelaki yang sudah lama dia sukai harus melihat hal ini.
Rere yang sudah kotor dan tubuhnya penuh dengan lebam membuat nya semakin sedih tak berdaya, Rere berpikir keras kalaupun ini berakhir apakah hidup nya akan tetap sama?.
Apakah...Albie masih mau menerima nya.
Hebatt bgt km thor..sehari 2x ..
aq ma suami sminggu 2x atau kadang sminggu 1x..sama2 repot,sama2 pasif mainnya,kpn2 bagi tips ya thor hehehehe
gmn baiknya tuh 2 bocah deh thorr..tinggal urus sj..aq sediain sesaji sama like yg bnyk dehhh
thooor bikin rere bahagia kasian