Berbentuk rumah biasa namun memiliki banyak kamar, karena rumah ini memang untuk kamar kost khusus untuk wanita saja. entah itu mahasiswi atau wanita yang sudah selesai kuliah, harga yang murah membuat banyak yang antri di kost milik Pak Manto.
Namun di balik itu semua ada misteri, sebab satu persatu banyak anak kost yang menghilang entah kemana dan tidak bisa untuk di temukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 01. Mencari kost
Luna memasuki halaman rumah yang sangat bersih dan juga asri itu, kaki nya mengalun indah karena gadis ini memang memiliki paras yang sangat menawan sehingga banyak para pria yang jatuh cinta pada dirinya. tapi sejauh ini Luna belum memiliki kekasih karena dia tidak ingin tertarik dengan pria mana pun, sebab dia memiliki trauma juga.
"Ini beneran enggak ya harga nya perbulan cuma empat ratus ribu?" Luna mendadak saja ragu.
"Bagus sekali dan juga tidak ada nuansa seram kok, biasa nya yang murah akan ada nuansa seram gitu." jawab Gita.
"Kau sih pikiran nya cuma setan saja, siapa tau memang orang nya sudah kaya jadi sengaja mau menolong dengan harga murah." sanggah Luna.
"Semoga saja lah, kalau boleh malah selamat berdua kan lebih murah lagi." ujar Gita.
"Iya juga, kan agak irit lah dengan gaji kita yang sangat besar luar biasa itu." Luna tersenyum malu mengingat penghasilan mereka berdua di apotik.
Gita tertawa kecil karena memang mereka sebagai gadis tentu saja banyak pengeluaran, dengan gaji yang hanya tiga juta selama satu bulan dan belum lagi mereka harus masih mengirim di kampung halaman karena orang tua mereka juga orang yang tidak mampu sehingga membutuhkan banyak bantuan dari mereka yang bisa mendapatkan pekerjaan.
Kalau di hitung satu orang hanya akan dua ratus ribu, mereka sangat berharap bila nanti pemilik kost ini akan setuju bila satu kamar di huni oleh mereka berdua sehingga pengeluaran akan lebih sedikit irit. sampai di depan pintu mereka juga baru mengetahui bahwa kost ini begitu banyak penghuni dan mereka semua dari kalangan bawah.
Tidak salah kalau selama ini banyak yang memuji bahwa kost milik Pak Manto sangat ramai penghuni, sebab dengan harga yang begitu murah sehingga mereka sangat tertarik dan merasa nyaman untuk tinggal di sana, deretan rumah bagian kanan dan kiri juga sangat banyak dan memang di bangun dengan nuansa rumah pribadi namun begitu sampai di dalam maka akan terlihat deretan kamar tersebut.
Lingkungan nya juga seperti aman karena bagian depan sudah di pagar besi cukup tinggi serta bagian kiri kanan pun telah tembok rapat, sehingga bagi yang memiliki motor merasa sedikit aman dan tidak was-was bila akan ada maling.
Gita dan Luna merasa sangat cocok untuk tinggal di sini dengan harga yang sangat murah sehingga mereka berharap masih ada kamar kosong yang bisa menampung mereka, kalau nanti andai kata Pak Manto tidak mengizinkan bila satu kamar akan di huni oleh orang tua maka mereka juga tidak akan menyerah dan mau tidak mau akan menghuni kamar masing-masing.
"Assalamualaikum, permisi apa ada Pak Manto ya?" Luna menyapa seorang gadis yang sedang duduk membaca buku.
"Ada di dalam, silakan masuk saja ke sana." gadis itu berkata tanpa menoleh dan juga tidak menjawab salam.
"Eh anu, bisa tidak bila kami minta antar?" Luna agak gugup karena takut dan tidak tahu di mana sekarang Pak Manto.
"Masuk saja, kalian sudah di tunggu di dalam." gadis itu tetap tidak mau menoleh dan duduk di atas ayunan sambil membaca buku terus.
"Terima kasih, kami permisi dulu kalau begitu." Gita segera menarik tangan Luna karena dia agak jengkel juga mengajak gadis itu berbicara.
Luna masih sempat menoleh untuk memastikan apakah gadis itu memang tidak mau mengantar mereka berdua, tapi ternyata memang benar gadis itu tidak ada reaksi apa pun sehingga dia tetap saja di atas ayunan dan sibuk dengan buku yang telah dia pegang di tangan.
"Pucat sekali wajah dia." batin Luna sesaat.
"Ada tamu ternyata, mau cari kost ya?" seorang wanita gemuk menghampiri mereka berdua.
"Iya, Buk! saya Gita dan Luna mau mencari kost." Gita tersenyum manis pada wanita gemuk itu.
"Oh kebetulan emang ada masih kamar yang kosong karena sebagian sedang di bangun, yang kosong masih ada kok." wanita itu tersenyum begitu ramah.
Gita yang melihat pemilik kost sangat ramah seperti ini tentu saja merasa sangat tenang karena kalau bertemu dengan pemilik yang sangat galak maka tidak nyaman untuk tinggal, berarti memang kost ini menjadi tempat favorit karena selain tempatnya yang adem tapi pemiliknya juga begitu ramah.
"Panggil saja saya Bu Dewi, saya istri dari Pak Manto dan yang mengurus tempat ini." Bu Dewi mengulurkan tangan pada mereka berdua.
"Saya Gita." Gita segera mengenalkan diri.
"Luna, Bu." Luna juga bersalaman dengan Bu Dewi yang terlihat begitu ramah pada mereka berdua.
"Ayo kalau mau menuju kamarnya sekarang." segera berjalan menuju bagian kiri rumah ini.
"Bu, kalau satu kamar untuk berdua apa boleh ya?" Luna bertanya karena memang niat Mereka ingin satu kamar berdua.
"Oh kalau itu belum boleh karena kamar juga tidak terlalu besar dan nanti akan sumpek, kan harga juga sudah murah jadi tidak masalah kalau satu orang satu kamar." Bu Dewi menjelaskan dengan sabar dan sama sekali tidak ada jawaban ketus.
"Baik lah, tadi kami kira boleh bila berdua." Luna tersenyum malu.
"Yang ini masih belum boleh karena kamar juga tidak besar, tapi nanti kalau yang bagian sana sudah selesai maka boleh satu kamar di isi dengan dua orang." jelas Bu Dewi.
Gita menoleh memperhatikan kamar yang di tunjuk oleh Bu Dewi barusan karena memang terlihat yang bagian kanan cukup besar, ini yang bakal mereka huni memang terlihat sangat sempit sehingga cocok untuk satu orang saja dan bila sampai di huni oleh dua orang justru akan terasa begitu sesak.
Karena sudah mendapat larangan seperti itu maka mereka juga tidak keras kepala dan mungkin saja memang empat ratus ribu tidak terlalu berat, sebab kalau di tempat lain bisa mencapai delapan atau bahkan satu juta karena memang ini kota besar sehingga apa saja terasa begitu mahal.
"Nanti setiap hari Jumat akan dapat makanan gratis." jelas Bu Dewi.
"Oh dari Ibu juga ya?" tanya Luna.
"Alhamdulillah iya." Bu Dewi mengangguk sambil tersenyum.
"Kami kalau bisa kamarnya bergandengan saja, Bu." pinta Gita.
"Yang langsung bergandengan kosong tapi ini ada jarak satu kamar saja, tidak masalah lah karena tidak terlalu jauh." Dewi menunjuk bagian tengah memang telah di huni oleh orang lain.
Gita dan Luna tidak keberatan Dan mereka memilih untuk tinggal di kost ini saja dan langsung membayar di muka, lagi pula saat baru datang tadi mereka sudah merasa begitu cocok dan nyaman tinggal di sini sehingga tidak akan bertele-tele karena takut nanti di ambil oleh orang lain.
Selamat siang besti, ketemu lagi dengan Mak NJ di cerita baru tentang kost ini ya. semoga kalian suka, terima kasih untuk yang sudah mampir, jangan lupa tinggal kan jejak kalian ya di kolom komentar.
kau tak kn bisa mencari tau dan mengungkapkan semua mending pergi deh dari kos itu
makan hati purnama dalam kasus ini dia harus bisa mehan diri😁😁
kudu pke tenaga dalam dulu pur 🤣🤣
ini kalo mas Zidan lihat bisa bikin klepek-klepek