Kau Ambil Anakku, Ku Rebut Suamimu
"Tidak! Ini tidak mungkin? Aku ...aku telah ternodai ...tidak mungkin?"
Wanita memiliki nama Tyara Alkyara Putri akhirnya bangkit dari ranjang, memungut semua pakaiannya, diruangan Tyara yang hanya seorang diri tak bisa dijelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.
Langkah kakinya telah berhasil keluar dari hotel yang menjadi awal bagi kehancurannya. Ia duduk termenung meratapi nasib, mengingat bayangan sebelum hal buruk itu terjadi, Tyara tidak menyangka jika sahabat terbaiknya lah dalang atas semua ini.
Flashback beberapa jam lalu.
Berawal dua sahabat akrab yang telah menikmati suasana malam ditempat karaoke, bukan hal yang aneh lantaran keduanya sering pergi ketempat seperti ini hanya sekedar untuk mengeluarkan semua permasalahan dikepala.
Namun, malam ini siapa sangka sahabat karib yang sudah Tyara anggap sudah seperti saudara nyatanya telah tega menjerumuskannya ke jurang penderitaan.
"Kamu kenapa Ar? Apa kamu sakit kepala?"
Alexa- sahabat dari Tyara bertanya pada gadis yang memiliki dengan sebutan Ara itu.
"Entahlah Lex, kenapa aku merasa disini tiba-tiba panas ya?"balas Tyara.
"Sepertinya kamu kelelahan ayo aku antar pulang."
"Baiklah."
"Maafkan sahabat terbaikmu ini jika sudah lancang dengan tega menjerumuskan kamu Tyara, jujur aku iri semua kamu dapatkan mulai dari kasih sayang dari teman-temanmu ...orang tua bahkan kekasih, tapi aku! Aku tidak memiliki semuanya dan aku ingin kamu merasakan penderitaan lebih dari yang aku alami ... nikmatilah malam-malam dengan laki-laki tua itu."
Alexa membatin dengan tatapan yang amat licik, tak lama keduanya telah sampai ditempat tujuan.
Dibaringkan diatas ranjang, dilepaskan semua pakaian yang dikenakan Tyara hanyalah nampak tubuh polos itu diatas ranjang.
"Anda disuruh menghadap pada Madam,"ujar wanita malam yang memberitahu Alexa.
"Baiklah suruh menungguku sebentar."
"Baiklah."
"Selamat bersenang-senang."
Alexa kini melangkah pergi dan dengan tega meninggalkan sahabatan karibnya seorang diri, dengan kondisi tak mengenakan pakaian satupun.
RUANGAN PRIBADI MADAM.
"Ini upah atas kerja sama kita, kali ini aku cukup puas mendapatkan pelanggan yang seperti aku inginkan, thanks."
Tak terhitung beberapa lembaran uang yang Alexa dapatkan sehabis menjual sahabatnya sendiri.
"Aku juga berterima kasih madam, jika yang aku inginkan terlaksana cepatlah kabari aku." Alexa membalas dengan wajahnya yang berbunga-bunga.
"Baiklah."
"Madam."
Panggil seseorang yang tiba-tiba masuk, keduanya kini nampak berpaling pada arah si Pria tua tersebut.
"Gimana? Apa pelanggan yang anda minta sesuai dengan harga yang anda tawarkan?" Madam bersuara, berlagak memberikan gurauan, tapi tanggapan dari lelaki itu malah sebaliknya.
"Kembalikan uangku!"
Sontak Madam dan juga Alexa reflek atas permintaan pria ini.
"Madam bilang pelanggan sudah ada, tapi kenapa dikamar itu kosong! Anda berniat mempermainkan saya!"tegasnya yang tak terima dipermainkan.
"Apa maksud Om?" Alexa terucap, ia tak mengerti maksud dari Lelaki ini.
"Tunggu! Kamar berapa kamu meletakkan wanita itu?" Madam bertanya dengan nada keras pada Alexa.
"Kamar nomor 5,"jawab Alexa gugup.
"Sial! Bagaimana bisa anda seceroboh ini? Ruangan itu ruangan khusus yang hanya dipesan oleh Tuan Arvan- beliau orang yang memiliki kekuasaan besar, kamu cari m4ti! Kita dalam masalah!"seru Madam tidak mampu menahan amarahnya.
"Maksud madam? Temanku salah kamu kamar dan malah menempati kamar khusus tuan Arvan? Bukan malah pria tua bangka ini?"ujar Alexa sambil mengumpat, tak berselang ketukan membangkitkan ekpresi keduanya.
"Ada apa?"
"Kamar itu telah terkunci dari dalam, sepertinya tuan Arvan sudah masuk, tapi masalahnya dari saksi yang melihat Tuan sendiri dalam keadaan mabuk berat, jika hubungan antara mereka terjadi akankah nasib madam akan selesai sampai disini?"ujar anak buah malah menakut-nakuti.
"Tunggu! Kenapa kita tidak ambil kesempatan ini? Sepertinya ini ide bagus!"ujar Alexa membuka suara, Madam tak memiliki rencana lain akhirnya terpaksalah menyetujui.
"Apa rencanamu?"ujar Madam.
Alexa membisikkan kata demi kata terhadap Madam, keduanya lalu tersenyum telah membuktikan jika ada rencana lain yang telah mereka atur.
"Kau yakin ini akan berhasil?"tanya Madam.
"Percayalah selama bersamaku Madam akan aman!"ucapnya dengan tersenyum.
"Baiklah, deal!" Keduanya lalu berjabat tangan.
KAMAR 05.
"Kenapa disini sangatlah panas ...ada di mana aku?"
Tyara merasakan hawa panas yang amat mengganggu, akan bangkit, tapi tubuh lemahnya terasa tak memiliki tenaga, tak lama kedatangan seorang pria tampan bertubuh kekar itu berjalan dengan sempoyongan, beberapa kali menepuk-nepuk pipinya sadar sesuatu telah salah dalam dirinya saat ini.
"Sial! Siapa yang dengan berani menaruh obat sialan itu didalam minumanku?"gertak sang Lelaki yaitu Arvan, tak segan-segan ia memberikan umpatan.
Melihat dari kanan adanya sesuatu yang bergerak lirikannya lalu tertuju fokus pada arah tersebut, dasarnya lelaki itu yang sudah terpengaruh obat, dirinya nampak menunjukkan tatapan aneh pada sesuatu yang ada diatas ranjang miliknya.
"Apakah ini mimpi? Bagaimana bisa dikamarku ada seorang wanita?"
Tubuhnya yang kehilangan keseimbangan berakhir ikut jatuh diatas ranjang empuk itu, tak sengaja menindih wanita dibawahnya ada rasa gejolak aneh yang tiba-tiba mengguncang tubuh Arvan hingga ia sendiri tak bisa menahannya.
"Siapa kamu?" Tyara bertanya, tapi lelaki diatasnya hanya memandangnya penuh dengan tanda tanya.
"Siapa yang menyuruhmu kesini?" Arvan melayangkan pertanyaan.
"Aku ...."
Belum sempat membalas, bibir manis itu seketika ditangkap oleh Arvan, mulai menyelusuri leher jenjang Tyara tindakan keduanya yang tak sadar sudah kelewat batas, ditambah terpengaruh ob4t mengakibatkan terjadinya hubungan yang tak seharusnya terjadi.
Flashback sekarang.
"Tyara!"
Alexa bersuara, ia terkejut atas kehadiran sahabatnya yang datang tanpa memberitahu.
"Untuk apa kamu datang kemari? Sesuatu telah terjadi sama kamu?" Alexa berpura-pura seolah-olah tak ada sesuatu yang terjadi.
"Apa aku tidak salah dengar kamu bertanya untuk apa aku kemari? Haruskah aku perjelas apa tujuanku? Aku benar-benar tidak menyangka kamu bakal bisa setega ini sama sahabat terbaik kamu Alexa? Aku bahkan sudah menganggap kamu saudara ... lupa kah dengan kebaikan yang selama ini aku tunjukkan terhadapmu? Tapi apa! Apa balasan yang kamu balas?"
Tak sengaja air mata Tyara mulai bercucuran, sahabat karib yang sudah terjalin bertahun-tahun, sejak duduk dibangku sekolah menengah atas siapa sangka akan berubah menjadi penghianatan terbesar terhadap dirinya.
"Ternyata rencanaku berhasil juga ya untuk menjebak mu? Tapi kira-kira gimana ya respon orang tuamu jika tau putri semata wayangnya yang selama ini diidamkan akan menjadi Putri yang sukses, ini telah berhubungan badan dengan laki-laki lain bahkan belum menjadi suamimu? Kira-kira apa yang akan terjadi?"
"Aku benar-benar tidak menyangka sejahat ini kamu sama aku? Aku benar-benar kecewa sama kamu dan aku harap ini pertemuan terakhir."
Tak mengucapkan sepatah katapun, Tyara pergi meninggalkan Alexa, lain hal dengan frustasi yang dialami Tyara, diruangan kerja sosok pria bertubuh kekar itu masih kebingungan tak mengingat dengan jelas wajah dari wanita yang tak sengaja telah ia nodai.
Tapi, ada untungnya ada pertangungjawaban pemilik tempat karaoke yang memberikan sebuah foto yang digadang-gadang korban.
"Ini tuan, madam mempertanggung jawabkan kelalaiannya dan inilah foto yang diberikan madam." Diberikan beberapa lembar foto tersebut.
"Apa kamu tau dimana tempat tinggal wanita ini?"
"Madam sudah memberitahu kita Tuan, selanjutnya apa yang akan tuan lakukan?"tanya sang Asisten.
"Aku tidak bisa jadi laki-laki bajingan yang lari dari tanggung jawab! Aku sudah mengambil kesuciannya yang telah ia jaga. Belum lagi sudah jelas malam itu ada bercak darah sudah membuktikan jika ia masih perawan, maka aku harus bersiap-siap untuk menikahinya jika suatu waktu-waktu ia hamil anak kandungku,"ujar Arvan.
"Siapkan mobil kita akan kesana,"titah Arvan.
"Baik tuan."
Kediaman yang tak terlalu besar, bisa dibilang hanya kos-kosan kecil yang kira-kira setiap bulanan tagihannya hanya sepantaran 500 ribu.
Arvan beserta sang asisten telah menginjak tanah dari kos-kosan tersebut, masih celingak-celinguk mencari yang ia cari tak lama kehadiran pemilik kos menghampiri mereka.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?"tanya sang pemilik kos.
"Maaf, apa Tante pemilik kos-kosan ini?"tanya Arvan.
"Iya betul."
"Apa Ibu tau wanita yang ada difoto ini?" Ditunjukkan foto seorang wanita padanya.
"Alexa? Saya kenal tuan, ada apa?"
"Bolehkah antarkan kami menemuinya?"
"Baiklah ikuti saya."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments