NovelToon NovelToon
Mari Jatuh Cinta

Mari Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Cinta setelah menikah / Playboy / Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sayidah Syifaul

Adhya Kadhita Megantari,
sedang menikmati masa jomblonya,tenang tanpa ada gangguan dari para pria.
Nyatanya ketenangan hidupnya harus diganggu oleh playboy macam Hasabi Laka Abdullah.

Tiba-tiba tanpa ada aba-aba.
Gimana gk tiba-tiba, kalau pada pertemuan pertama Papa Desta memaksa menikahkan Adhya dengan Laka.

mau gk yaa?
Yuk, baca cerita pertama saya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayidah Syifaul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Butuh perbaikan

Ma'apin author ya, man teman. Author habis kena penyakit "malas" soalnya. Besok besok author rajin lagi deh. Makanya, sebagai pembaca support terus dong author yang amatir ini🥺🥺.

Ok! Kita lanjutkan ceritanya!

"Kakek punya kebun apel di malang, Lak. Banyak warga yang kerja disana. Besok, pasti lo disuruh ikut ke kebun apel. Harus rajin, harus ramah. Gak boleh jutek, gak boleh dingin. Ada yang kelihatan butuh bantuan, dibantuin. Kalau papasan sama orang minimal senyum. Atau, bilang 'monggo' gitu, Lak," pesan Adhya pada Laka. Yang berusaha ia ingat. Pada dasarnya, Laka kan orang yang ramah. Adhya tuh yang jutek. Pikir Laka.

Terus apa yang dimaksud persiapkan hati, mental, dan pikiran?

"Apa yang harus gue persiapin, Ya?" tanya Laka sedikit bergumam.

Mereka sudah berbaring bersiap untuk tidur. Tentu dengan bicaranya Laka yang bergumam begitu, Adhya tidak bisa mendengar. Ya iya lah! Kepala di kaki, kaki di kepala!

"Apa?" tanya Adhya yang sudah duduk.

Laka ikut duduk. Membuat mereka jadi duduk berhadapan.

"Maksudnya persiapkan mental, hati, dan pikiran itu apa?"

Adhya mengedikkan bahunya. Ia pun tidak tahu, tapi kadang permintaan kakeknya Adhya itu diluar perkiraan. Bukan, kakeknya Adhya gak salah. Mereka aja yang kurang pinter memprediksi apa yang diinginkan kakek Adhya.

"Persiapin aja semua yang perlu disiapin. Daaaan, jangan kontak pacar pacar lo itu sama sekali. Jangan sampek mereka tau kalo lo itu bajul," kata Adhya sambil kembali berbaring.

Apaan sih ni bocah? Suka suka lah gue jadi bajul. Dikaruniai tuhan wajah tampan buat apa kalau gak dimanfaatkan.

Itu kata Laka.

****************

"Pakek mobil gue aja lah, Ya!" Laka masih ragu untuk menuruti keinginan Adhya yang kekeuh minta pakek mobilnya itu.

Kemarin, tuh. Waktu Laka nganter Adhya ke kampus, Laka udah ngerasain kalau mobil Adhya ini sudah butuh dirawat inap di bengkel. Gak akan mungkin kalau sanggup buat naik turun gunung gitu. Rumah kakek Hasan itu di Malang lo ya, Malang. Yang jalannya naik turun gunung. Takutnya nanti kalo dipakek naik gak kuat trus merosot gimana? Bahaya!

"Pakek mobil gue!" si Adhya ini masih ngeyel aja!

"Nanti kalo mogok di tengah jalan gimana?"

"Tinggal panggil tukang bengkel"

"Kalau tukang bengkelnya jauh?"

"Ya berarti gak usah do'ain mobilnya mogok! Ini mobil legendaris ya mohon maap! Udah sering dipakek pergi jauh gak ada masalah tuh,"

Dahlah... Laka nyerah. Adhya kalau udah ngeyel gak ada obatnya. Berdo'a aja Lak, semoga Allah melindungimu dari godaan ban yang rewel.

"Yuk, berangkat. Lo yang nyetir!" ucap Adhya sambil melemparkan kunci mobilnya ke Laka.

Laka menerimanya dengan setengah hati, ya karena sebenarnya Laka gak mau pakek mobil yang beresiko itu.

Dari Jakarta hingga Jawa Timur baik baik saja. Laka juga yang sejak tadi nyetir. Adhya gak nawarin gantian gitu? Gak! Adhya mah, tidur aja. Udah dari tadi itu tidurnya.

Laka merasa lega, ternyata kekhawatirannya tidak terjadi. Mobil ini masih berjalan dengan baik sejak tadi. Gak ada rewel.

Namun ternyata..... Kelegaan itu hanya sesaat. Karena kemudian mobil itu tiba tiba mengeluarkan asap dan berhenti.

"Loh, Loh !" Laka mulai panik. Dan Adhya mulai terbangun dari tidurnya.

"Udah sampek, Lak?"

Sampek apanya? Mogok ini mobilmu Adhya......

Laka hanya memandang Adhya dengan sebal tanpa berniat menjawabnya. Mobil itu gak bisa menyala meski dipaksa.

"Kenapa berhenti disini?" tanya Adhya karena melihat sekelilingnya hanya ada hutan.

"Haaah.... Gue lelah, Ya, " ucap Laka sok kelelahan dan sok manja gitu.

"Pa' an sih. Nyetir gitu doang. Cemen lu!"

Adhya mengejek Laka. tak tau saja dia kalo Laka sedang bersiap mengolok oloknya.

"Pindah sini. Biar gue yang nyetir!."

Laka menurut dan pindah posisi dengan Adhya. Laka hanya mengamati Adhya saja yang tampak kebingungan karena mobilnya tak kunjung menyala.

"Mobilnya mogok, Lak," ujar Adhya dengan santainya.

"Oh. Iya! Mobilnya mogok, aduh gimana ini? Mobilnya terlalu sehat sih, makanya mogok," jawab Laka dengan nada bicara yang dibuat buat. Sengaja dia mengejek Adhya.

"Iya, nih Lak, mobil aku sehat banget soalnya."

Dih! Pa'an 'mobil aku' katanya.

"Dorong, Lak!" pinta Adhya. Tapi bukan seperti meminta malah seperti memerintah.

Dengan menahan geramnya pada Adhya. Laka, pun turun juga. Dan mendorong mobil itu sesuai 'perintah' Adhya.

"Terus, Lak! Dorong! Terus!" teriak Adhya sambil berusaha menyalakan mobilnya. namun mobil itu bandel sekali tidak mau nyala. Aduuh .. Laka dari tadi dorong mobil sendirian, tuh. Gak kasian apa mobilnya?

"Udah ,Lak. Nyerah gue," ujar Adhya sok kelelahan. Padahal dia daritadi diam saja tuh di mobil. Cuma nyalain mobil yang gak nyala nyla gitu doang. Sementara Laka sendirian mendorong mobil hingga keringatnya banjir.

"Kasian banget, sih. Suaminya Adhya....." ucap Adhya kasihan setelah turun dari mobil dan melihat keadaan Laka yang tragis menurutnya.

"Besok besok, dengerin nasihat gue!," kesal lah, si Laka. Adhya nya ngeyel gitu tadi. Sekarang ujung ujungnya mereka terperangkap di hutan yang sepi sejak tadi tak ada yang lewat. Udah sore soalnya. Mungkin nanti malam baru ada yang lewat. Sopir sopir truk gitu?

"Trus ini gimana?" Adhya bingung. Adhya sudah berjanji kalau esok esok dia tak kan mengulangi kesalahan yang semacam ini. Untung kali ini ada Laka. Kalau tidak? Adhya akan tersesat sendirian kan?

"Rumah kakek masih jauh?"

Adhya mengangguk.

"Sekitar satu jam perjalanan mungkin?" jawabnya.

"Ada orang yang bisa dihubungi selain kakek?"

"Sepupu gue ada,"

Lalu Laka menyarankan untuk menelpon sepupunya itu. Tapi sayang seribu sayang, karena ternyata disana tak ada sinyal.

Adhya kembali mendesah kecewa.

"Biar gue coba cari bantuan. Siapa tau ada warung atau bengkel deket sini," ujar Laka.

"Gue ikut!" Adhya ngintil. Menggandeng lengan Laka seolah tak rela ditinggalkan. Ya emang gitu, kan? Adhya takut soalnya. Matahari sudah hampir terbenam. Sudah hampir maghrib.

Setengah jam kemudian.......

"Lak, gue udah gak kuat......" Adhya merengek dan malah nglepos di aspal. Memijat mijat kakinya yang pegal sekali.

"Lo tunggu sini. Kayaknya disana ada orang," ucap Laka yang melihat secercah cahaya di depan.

"Jangan ditinggalin dong!" Adhya kembali berdiri. Memaksakan diri untuk tetap berjalan demi tidak ditinggalkan oleh Laka.

Tentu Laka tak tega melihatnya.

"Gue gendong keberatan gak?" tanya Laka tiba tiba. Membuat Adhya shock saja.

"Hm? Gak gendong aja," jawab Adhya yang langsung mengalungkan tangannya dileher Laka. Ya, kan? Daripada ditinggalin.

Apaan nih? Kok Adhya jadi bayangin adegan adegan di drachin yang biasa ia tonton sih.

"Permisi," ternyata yang Laka lihat adalah warung. Namun pemilik warung tidak ada.

"Mungkin bukanya nanti tengah malem, Lak,"

"Kita disini dulu. Siapa tau pemiliknya dateng. Mungkin kita bisa minta tolong ke dia"

Adhya setuju. Mereka masih punya rukhshoh jama' san qoshor, kan? Nanti solat maghribnya kalau pemilik warung udah dateng. Sepertinya di dalam juga ada kamar mandi. Gimana lagi? Daripada wudhu pakek air ghosob an, ya kan?

"gue ngantuk, Lak," yaelah Adhya baru bangun udah ngantuk. Mungkin efek kelelahan kali ya?

Laka duduk di kursi yang sama dengan Adhya

"Tidur sini!" Laka menepuk nepuk pahanya. Mempersilahkan Adhya untuk menjadikannya bantal.

Adhya dengan senang hati melakukannya. Tapi dalam batinnya ia berkata.

Pantesan banyak yang luluh. orangnya seperhatian ini.

Dari mulai Laka menyetir dari barat hingga timur. Yang dengan senang hati mendorong mobil untuknya. Menggendongnya, hingga membiarkan pahanya menjadi bantal dari kepala Adhya.

1
Lovely
lanjut thor,,,,seru alurnya ringan gak bosen diselingi candaan...
Lovely
Gatot tuh Laka,,, lanjut thor/Facepalm/
SJR
Assalamu'alaikum, Mampir thor saling suportnya 🙏
Syifa Afida: ok, kak! makasih
total 1 replies
franza
keren bangett, semangatt author-nim
ian gomes
Aku suka banget tokoh-tokohnya. Jangan berhenti nulis thor.
Syifa Afida: makasih, kak udah kasih aku semangat/Smile/
total 1 replies
Linda Ruiz Owo
Ceritanya sangat menghibur, thor. Ayo terus berkarya!
Syifa Afida: makasih semangatnya, kak!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!