NovelToon NovelToon
Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tidak ada tanggal sial di kalender tetapi yang namanya ujian pasti akan dialami oleh setiap manusia.

Begitupun juga dengan yang dialami oleh Rara,gadis berusia 21 tahun itu harus menerima kenyataan dihari dimana kekasihnya ketahuan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dan di malam itu pula kesucian dan kehormatannya harus terenggut paksa oleh pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Kehidupan Rara dalam sehari berubah 180 derajat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 15. Akad Nikah

Malam Jumat…

Rara kembali duduk di balkon kamarnya sambil memandangi bulan dan bintang yang menghiasi langit malam ini.

Rara memegang ponselnya dan berharap teman chatting nya yang bernama Yudha menghubunginya, tapi sampai jam sepuluh malam lewat, tak ada satupun pesan chat dari pria yang disangkanya adalah sepupunya Bara.

“Semoga kamu juga bahagia dengan calon istrimu, dari jauh aku doakan kamu sahabat.” gumam Rara.

Dia kemudian berjalan ke arah dalam kamar mandi karena masih memakai masker di wajahnya yang semakin kaku dan keras.

Setelah membersihkan wajahnya dan berganti pakaian untuk bersiap tidur, dia tak lupa bermunajat kepada Allah SWT agar bisa berdamai dengan masa lalunya yang kelam dan melupakan semua tragedi yang terjadi di dalam hidupnya yang merenggut kesuciannya.

Ia juga melangitkan doa-doa terbaik untuk masa depan pernikahannya kelak dengan suami pilihan kedua orang tuanya.

Hari Jumat, 25 April 2024

Semua persiapan sudah dilaksanakan dan dicek baik-baik sebelum pihak keluarga calon mempelai pengantin pria datang.

“Daeng Naba, apa pengantin prianya sudah mau ke sini?” Tanyanya Bu Hajah Halimah ketika melihat Pak Rijal berjalan ke arah luar rumahnya yang telah mengecek persiapan yang ada di depan rumahnya.

Pak Rijal berhenti sesaat ketika mendengar pertanyaan dari saudara perempuannya.

“Iye Alhamdulillah, katanya mereka sudah dijalan mau ke sinimi, apa Rara sudah sampai dari salon?” Tanyanya balik Pak Rijal.

“Alhamdulillah, Rara baru saja sampai. Kalau begitu kita siap-siapmi pale sebelum mereka datang karena Pak Penghulu juga sudah datang,” ucapnya Bu Hajah Halimah.

Bu Hartati yang melihat putri sulungnya sudah berpakaian pengantin dan ditemani oleh kedua anak kembarnya.

“Doa terbaik untukmu putriku. Insha Allah, duka nestapa dan ujian terberat yang kamu hadapi akan berakhir dengan kebahagiaan. Ibu dengan bapak selalu mendoakan yang terbaik untukmu putriku.” Cicitnya Bu Hartati sembari menyeka air matanya.

Bu Hartati meninggalkan kamar pengantin putrinya karena mendengar suara gendang dan keriuhan orang-orang yang ada di depan rumahnya.

“Pemuda baik-baikji ini Nak calon suamimu, insha Allah dia sanggup dan ikhlasji menerima segala kekuranganmu. Ibu berharap pernikahan kalian selalu diberkahi kebaikan oleh Allah SWT,” gumamnya Bu Hartati sambil menuju ke arah tangga.

Berselang beberapa menit kemudian…

Rombongan iringan pengantin sudah datang. Beberapa barang seserahan di antar ke dalam rumah, tepatnya di kamarnya Arriana dan Brianna si kembar karena banyaknya barang seserahan pernikahan yang mereka bawa sehingga harus memakai dua kamar sekaligus.

Hanya beberapa buah-buahan yang dibagi-bagikan kepada para tetangga yang kebetulan datang melihat langsung kedatangan rombongan tersebut.

Bara memakai pakaian khas adat suku Makassar Sulawesi Selatan. Baju bodo berwarna merah maroon dipilih untuk dipakainya dalam acara akad nikah.

“Selamat datang besan,” sapanya Pak Rijal dalam menyambut kedatangan Pak Nugraha.

“Makasih banyak, kami disambut begitu hangat dan meriah,” balasnya Pak Nugraha dengan ramah pula.

“Biasa saja kok Mas Nugraha, kami malah melakukannya cukup sederhana karena cuma seminggu persiapan yang diberikan oleh calon mertuanya putri kami,” ujarnya Pak Rijal sambil tersenyum simpul.

Proses penyambutan itu dimulai dengan adat akkio bunting (memanggil pengantin) yang dilakukan oleh seorang anak muda dan anrong bunting (seorang perempuan paruh baya yang dituakan untuk melakukan hal tersebut) yang membaca doa-doa terbaik untuk pengantin.

“Santaimaki Nak, janganmi terlalu grogi atau takut salah,” ucapnya Pak Rijal.

“Wajar tauwa Daeng Naba kalau daeng bunting tidak percaya diri karena ini pengalaman pertamanya, apalagi banyak yang lihat langsung,” sahutnya Pak Ahmad suaminya Bu Haja Halimah.

Semua orang tertawa terbahak-bahak melihat Bara yang benar-benar tegang menghadapi hari sakralnya yang sudah duduk berhadapan dengan calon mertuanya.

Bisma mendekati adiknya,” jangan tegang gitu santai saja. Nanti malam saja tegangnya karena kalau nggak tegang nggak bisa nyoblos.” Bisma terkekeh melihat reaksinya Bara yang melototkan matanya.

“Bagaskara pun mendekat kedua adiknya,” baca doa setulus hati dan anggap saja semua orang yang ada di sini adalah murid SD Kamu. Jangan nervous, atau mau digantikan oleh Andika sepupu kita yang belum nemu jodohnya?” Candanya Bagaskara kakak sulungnya malah mengingat adik sepupunya yang ngebet kawin tapi Bu Haja Halimah masih melarangnya karena usianya yang baru 20 tahun.

“Enak saja, gue yang mau nikah malah minta digantiin dengan Andika, gue slpepet lama-lama itu anak,” balasnya Bara yang akhirnya ketegangan dan kecemasan berlebih hilang seketika dari mimik wajahnya.

“Daripada Lo yang sedari tadi ketakutan, keringat dingin mulu kayak orang yang akan disidang karena melakukan kasus besar saja, makanya santuy, selow,” guraunya Baruna kakak keduanya.

Bagas, Baruna dan Bisma saling tatap dan cekikan melihat adik bungsu mereka berhasil dikerjai.

Bara sudah duduk di hadapan pak penghulu tapi, Pak Rijal sendiri yang akan menikahkan anaknya sesuai dengan permintaan Rara langsung.

“Bagaimana Nak Bara apa sudah siap dinikahkan dengan putri sulungnya Pak Rijal daeng Naba?” Tanyanya Pak Penghulu.

Bara mengangguk patuh sebelum menjawab pertanyaan tersebut,” insha Allah, saya sangat siap lahir batin Pak!”

Bu Ratu tersenyum simpul mendengar perkataan putra bungsunya itu yang tegas dan penuh keyakinan dan tidak keraguan yang tersirat disetiap ucapannya karena anaknya akan menikah karena atas dasar perjodohan.

Pak Rijal saling berhadapan dan berjabat tangan dengan calon menantunya itu.

“Saya nikahkan kamu Bara Yudha Nugraha bin Nugraha Haris Maulana dengan putri kandungku sendiri yang bernama Azzahra Elara Sofia binti Syarif Usman dengan mas kawin satu set perhiasan emas 24 karat, sebuah rumah lengkap dengan isinya serta uang senilai 10.000 Dollar dibayar tunai!” Ucap tegas Pak Rijal.

Bara menghentak perlahan tangan calon mertuanya itu.

“Bismillahirrahmanirrahim, Saya terima nikah dan kawinnya Azzahra Elara Sofia binti Muhammad Rijal Syarif Usman dengan mas kawin tersebut dibayar tunai karena Allah Taala!” Ucapnya Bara dengan suara yang cukup terdengar tegas, lantang.

Hanya dalam sekali tarikan nafas Bara mampu melafazkan ikrar janji suci pernikahannya. Dia telah menghalalkan hubungannya dengan perempuan cantik yang beberapa bulan terakhir ini menjadi rekan kerjanya tanpa terduga adalah perempuan yang dijodohkan dengannya oleh kedua orang tuanya selama ini.

“Bagaimana para saksi apakah sah!?” Tanyanya Pak Penghulu yang tersenyum lebar melihat Bara yang sudah tidak nampak tegang dan grogi.

“Sah!!” Jawab semua orang di dalam ruangan yang cukup besar sehingga banyak menampung beberapa orang yang sengaja datang setelah mendapatkan undangan dari pak Rijal dan pak Nugraha langsung.

Bara mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Rara yang sudah sah menjadi wanita yang baru beberapa detik lalu menjadi istrinya sekaligus pendamping hidupnya.

Bisma berbisik di telinga adik bungsunya,”tenang dan sabar, Rara nggak akan kemana-mana kok.”

“Jangan takut, pengantinmu sudah dijemput oleh mama dari dalam kamarnya,” seru Bagaskara yang ikut mengolok-olok adiknya.

Bara yang mendengar ucapan kedua kakaknya hanya tersipu malu-malu karena berhasil diolok oleh mereka.

Bu Ratu dan Bu Hartati mengapit tubuhnya Rara sambil menuruni tangga menuju tempat akad nikah dimana suaminya berada.

Senyuman tersungging di bibirnya ketika melihat Bara pria yang sudah meresmikan hubungannya dalam tali pernikahan.

Bara terpesona melihat penampilan istrinya, hingga matanya tak berkedip, mulutnya menganga lebar, tubuhnya mematung saking terpananya melihat Rara yang sangat cantik dan anggun dalam balutan pakaian pengantin adat suku Makassar yaitu baju bodo.

“Subhanallah, Masya Allah cantiknya istriku,” ceplosnya Bara yang tak memungkiri kecantikan dari wanita yang sudah bergelar sebagai istrinya.

Aminah, Fatimah dan Aisyah kedua kakak iparnya sampai-sampai tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

“Tante Rara cantik yah Ma,” pujinya Mairah anak pertamanya Bisma dan Aisyah.

“Iya Tante Rara cantik banget dibandingkan dengan mantan pacarnya Om Bara mereka jauh berbeda yahe,” timpalnya Kirana anaknya Bagas dan Masitha.

“Masya Allah, Alisa pengen pake baju kayak aunty Rara juga Mama,” ucap Alisa anak bungsunya Fatimah dan Baruna.

“Adek, kamu juga nanti kalau gede pake baju kayak Aunty Rara,” bujuknya Alina.

Keenam keponakannya Bara semuanya adalah cewek, belum ada anak cowok sejauh ini dan kedua iparnya sudah tidak berniat untuk menambah momongan mengingat usia mereka yang tidak muda lagi.

Rara duduk di depannya Bara, Bara memasang cincin kawin dan juga nikah ke dalam jari manisnya Rara kanan kiri.

Bara mengecup keningnya Rara sambil membaca doa terbaik yang sudah dipelajarinya sebelum akad nikahnya. Rara mengecup punggung tangan suaminya dengan penuh takzim.

Bara sempat berbisik di telinganya Rara,” kamu sangat cantik, kalau gini mah gue nggak mau nunda malam pertama kita,” bisiknya Bara.

Tubuhnya Rara seketika bergetar hebat ketakutan karena ingatan kelam malam itu kembali mengusik ketenangan hati,jiwa dan pikirannya.

Keringat bercucuran membasahi wajahnya, hingga telapak tangannya basah karena berkeringat dingin.

“Jangan takut, buang jauh-jauh kenangan jelek itu. Lagian aku cuman main-mainji,” bisik Bara.

Bara yang merasakan ada hal aneh yang terjadi tiba-tiba kepada Rara. Ia berasa bersalah karena ulahnya yang hanya bercanda sudah mengingatkan kembali traumanya Rara.

Bara memegangi punggung tangannya Rara,” jangan dipikirkan apalagi dimasukin ke hati. Gue hanya bercanda kok.”

Rara hanya menatap nanar suaminya tanpa bersuara apapun karena berusaha untuk menekan rasa ketakutan akan traumanya.

Ustadz yang sengaja diundang mengisi acara dengan berceramah seputar kehidupan berumah tangga dan kiat-kiat serta pesan-pesan modal serta wejangan khusus untuk kedua pasangan mempelai pengantin baru dan juga untuk pasangan suami istri lainnya.

Semua orang mendengar dengan seksama ceramah agama yang benar-benar menggugah hati dan pikirannya mereka.

Acara selanjutnya adalah acara santai sambil menikmati menu hidangan yang tersedia di meja prasmanan. Menu makanan adalah makanan khas Nusantara tersaji di atas meja.

Beberapa orang berjalan ke arah pengantin baru untuk mengucapkan selamat dan doa serta menyerahkan hadiah khusus untuk pengantin barunya.

“Selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah,” ucapnya Yuliana sambil cipika cipiki dengan Rara.

“Semoga kalian bahagia dan cepat dapat momongan,” ujar pak Ardi.

“Kami doakan kehidupan rumah tangga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT,” imbuhnya Erna.

“Jadilah istri yang selalu menyenangkan hati suamimu Cantik,” tuturnya Wulan guru yang paling dekat dengan Rara.

Pak Bara jangan galak-galak yah kalau malam pertamanya kasihan Bu Rara,” candanya Tika.

“Pak Bara ganteng, ibu guru Rara cantik ya Allah kalian pasangan yang serasi good looking banget,” celetuk Eka.

Bara dan Rara tersenyum tulus mendengar ucapan doa setulus hati dari rekan kerjanya sambil menyerahkan beberapa kado spesial untuk kedua pasutri pengantin baru itu.

“Amin ya rabbal alamin, thanks banget kalian sudah datang ke acara kami,” balasnya Rara.

“Kayaknya nggak afdol rasanya kedatangan kami kalau nggak foto-foto bersama,” ujarnya Pak Ardi.

“Saya saja yang panggil tukang fotonya Pak Ardi,” pintanya Eka.

Mereka kemudian berfoto bersama, gaya mereka berbeda-beda setiap kali jepret. Acara itu berlangsung hingga siang hari. Acara semakin ramai, walau hanya acara resepsi sederhana saja karena belum menemukan waktu yang tepat untuk melaksanakan resepsinya.

1
sunshine wings
😯😯😯😯😯
sunshine wings
jangan sesali apa yg sudah ditakdirkan untukmu Rara.. Setiap orang itu sudah ditakdirkan dengan porsi masing².. kita cuman dapat redho dan ikhlaskan.. Siapa kita untuk melawan takdir Allah ya kan .
sunshine wings
🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️😍😍😍😍😍
sunshine wings
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Sabar ya Rara.. ikhlaskan.. kalaupun kamu tau kisah sebenarnya maafkanlah suamimu ya karna dia juga sudah berusaha mencarimu.
sunshine wings
Insha Allah Aamiin.. 💪💪💪💪💪🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
plong rasanya tp blom selesei.. masih ada Rara dengan traumanya.. 😔😔😔😔😔
sunshine wings
🥺🥺🥺🥺🥺
sunshine wings
nah.. nah.. nah..
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
iyaakan sebagai idola pada yg muda ♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
Aamiin yra 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
tunggu dan lihat 💪💪💪💪💪
sunshine wings
pasti Allah kabulkan 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
kayak udah merasa d mulut.. 😋😋😋😋😋
Eva Karmita
dan sayangnya memang Bara yg ngadon 😅😅
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hahaha 😂🤭
total 1 replies
sunshine wings
jangan pernah bosan melihat komen²ku ya author karna storynya seruuu amat!!!
semangat authir 💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: malah komentarnya kakak' penyemangat aku untuk terus update 🥰🥰🥰🙏🏻
total 1 replies
sunshine wings
👍👍👍👍👍
peringatan yang cukup bagus author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!