Bismillah karya baru,
Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.
Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.
Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?
Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten"
WA 089520229628
FB Nasir Tupar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Dompet Elyana Jatuh
"Mbak sebentar," tahan orang itu lagi memaksa Elyana untuk menahan langkahnya. Padahal ia sudah sangat takut, kalau orang yang menghentikannya orang-orang suruhan Excel, seperti yang Yeri katakan tadi di telpon.
"Ya Allah, semoga bukan orang-orangnya Mas Excel," harapnya, sembari menoleh perlahan ke arah orang itu.
"Mbak, ini dompetnya jatuh. Mbak sepertinya buru-buru," ucap lelaki berkaca mata hitam berjaket polos berwarna navy sembari menyodorkan dompet Elyana, yang jatuh. Sepertinya Elyana tidak merasa kalau dompetnya jatuh, saking takutnya orang-orang Excel menemukannya.
"Oh, iya. Itu dompet saya. Terimakasih Mas," ujarnya seraya memasukkan dompetnya ke dalam tas. Lelaki itu manggut dan tersenyum ramah.
Elyana membalikkan badan seraya permisi, rasa takut campur kaget masih menggelayutinya.
"Saya permisi," ucapnya tanpa menoleh lagi ke belakang.
"Silahkan," balas laki-laki itu sembari menatap kepergian Elyana.
Setelah menerima dompetnya kembali dari laki-laki tadi, Elyana langsung pergi karena dia memang merasa takut. Terlebih lelaki itu berperawakan hampir sama seperti Excel, berambut cepak, tubuh tinggi dan atletis, mengingatkan Elyana pada sosok Excel yang kini ingin dia hindari.
"Mamaaaa." Nada mulai rewel lagi. Elyana melangkahkan kakinya cepat untuk menuju kontrakannya. Jarak kontrakan ke swalayan lumayan makan waktu 15 menit dengan jalan kaki. Jadi, Elyana harus bersabar antara rengekan Nada dan jarak tempuh rumah kontrakan dari swalayan.
"Ya Allah, semoga cepat sampai," doanya terengah sembari memacu terus langkah kakinya menuju rumah kontrakan yang tingga melewati satu gang lagi.
Akhirnya Elyana sampai, ia buru-buru masuk ke dalam, lalu mengunci kembali pintu kontrakan. Sejenak ia berdiri di dinding pintu, mengistirahatkan lelah dan nafas yang tersengal.
"Alhamdulillah sampai," ucapnya bersyukur.
"Mamaaaa, cucuuuu," rengek Nada lagi tidak sabar. Elyana tersadar, ia segera menuju dapur untuk membuat susu.
"Sabar, ya, cantik," bujuk Elyana sembari mengecup pipi bocah mungil yang sedang lucu-lucunya itu. Akhirnya susu Nada sudah dibuat. Nada meraih dot susu dengan tidak sabar, terlihat ia sangat haus. Kemudian Elyana membawa Nada ke dalam kamar yang hanya dialasi tikar tebal yang di atasnya dikasih sepre pemberian Yeri.
Lama-kelamaan Nada tertidur bersamaan dengan susu di dalam dotnya habis. Setelah Nada tertidur, Elyana bisa bernafas lega, ia menatap wajah lelah sang putri dengan perasaan sedih. Elyana sungguh berdosa karena dia sudah memisahkan Nada dengan papanya.
"Maafkan mama, Sayang. Mama terpaksa lakukan ini. Mama hanya ingin batin mama tenang. Nada, harus tahu, mama begitu sayang sama Nada. Ke mana pun mama bawa Nada, mama tidak akan pernah membuat Nada kesepian. Maka, tolonglah mama, jangan sedih lagi karena jauh dengan papa," bisik Elyana sembari berurai air mata.
Puas menumpahkan perasaanya terhadap putri kecilnya yang saat ini sedang tidur, Elyana meraih Hp nya. Ia kembali akan menjalani usahanya lewat media sosial. Elyana akan aktif lagi menjadi kreator Nosebook yang pengikutnya lumayan sudah banyak.
Tidak cuma mengandalkan itu, Elyana juga tergabung dalam affiliate, serta menjadi reseller di beberapa toko, berharap apa yang dia iklankan di media sosial diminati dan orang tertarik.
Untuk saat ini, hanya usaha seperti itu yang mampu Elyana lakukan. Elyana bukan tidak ingin mencari pekerjaan secara nyata. Namun, saat ini dia belum bisa, dia masih fokus dengan Nada yang masih balita.
"Duit dalam tabunganku pasti suatu saat akan habis kalau aku tidak bekerja. Apa yang harus aku lakukan? Aku harus bersemangat lagi ngonten di Nosebook seperti apa yang dilakukan Yeri. Yeri saja bisa sukses, kenapa aku tidak?" pikirnya positif.
Elyana kini fokus di media sosial selagi Nada tertidur. Alhasil beberapa postingan sudah ia posting. Mengenai hasilnya, ia serahkan pada Yang Maha Kuasa.
"Semoga dengan menyebarkan link dagangan toko orang, ada orang yang berminat," harapnya.
***
Di tempat berbeda, Excel sungguh frustasi memikirkan Elyana yang sama sekali belum ia temukan kabar atau bekas tapak kakinya di sebuah tempat. Excel berharap, ia segera menemukannya sebelum hal ini ketahuan kedua orang tua maupun orang tua Elyana.
Yang Excel lakukan ketika frustasi adalah menghampiri istri sirinya, yakni Bidan Erni. Yang merupakan kekasih Excel. Saat Excel dijodohkan dengan Elyana, Bidan Erni sempat kecewa dan hampir putus asa. Namun, untungnya Excel tidak memutuskan Bidan Erni begitu saja.
Mereka saling cinta. Namun, cinta mereka terhalang restu orang tua Excel yang menjodohkan Excel dengan anak sahabatnya di kampung. Mereka tidak peduli dengan penolakan Excel yang saat itu memiliki kekasih. Bahkan ketika Excel dinikahkan dengan Elyana, Excel sudah mengatakan bahwa dia tidak akan pernah bisa mencintai Elyana.
Excel kini berada di rumah keduanya. Kekasih yang baru dua minggu ia nikahi secara siri. Bidan Erni meminta Excel untuk segera menikahinya, meskipun harus siri ia tidak apa-apa.
"Kalau kamu tidak bisa menceraikan istrimu, aku tidak apa-apa, meskipun harus nikah siri," ucap Bidan Erni tempo hari, yang tidak mau hubungannya dengan Excel tanpa kejelasan. Atas desakan Bidan Erni, akhirnya Excel menikahi kekasihnya secara siri.
"Tidak apa-apa sekarang siri, setelah istri sahnya mengetahui pernikahan siri kami, aku yakin dia akan minta cerai. Setelah mereka cerai, aku bisa langsung pepet Mas Excel supaya segera menikahiku secara sah. Lalu, pernikahan kami akan didaftarkan secara kedinasan. Lagian pernikahan dengan perempuan itu, belum didaftarkan ke kesatuannya. Mas Excel kan hanya ingin aku yang menjadi istrinya di mata negara maupun kedinasan," batin Bidan Erni percaya diri.
"Mas, gimana, sudah ketemu istri pertamamu itu?" tanya Bidan Erni berbasa-basi sembari memeluk Excel manja, dia sengaja memberi perhatian untuk Excel setelah Elyana pergi.
"Belum, Sayang. Aku jadi frustasi, aku takut mama dan papaku terlanjur tahu dengan keadaan ini."
"Biarkan saja ketahuan, itu malah akan memudahkan kita untuk melangkah ke jenjang pernikahan yang resmi secara negara," tukas Erni dengan entengnya.
"Tidak sesederhana itu, Sayang. Masalahnya orang tua aku akan marah besar jika mereka mengetahui menantu kesayangannya pergi karena mengetahui hubungan kita," sergah Excel.
"Salah kamu juga. Kenapa dulu, kamu tidak membantah saja perjodohan itu. Sekarang justru cinta kita yang dikorbankan. Aku yang menjadi kekasihmu, tapi malah orang lain yang mendahuluiku memilikimu. Semua tidak adil. Ini semua gara-gara orang tuamu yang terlalu kolot. Melakukan perjodohan atas nama persahabatan. Mereka malah menjodohkan kamu dengan perempuan udik, pendidikan rendah, dari kampung lagi," ucapnya sehingga keluar kata-kata yang sedikit memicu hati Excel tidak terima.
"Sudah, jangan berkata-kata seperti itu. Bersabarlah," bujuk Excel menahan amarah Erni yang membludak. Sebetulnya Excel kurang suka ketika Erni mengatakan bahwa orang tuanya kolot.
"Lalu sampai kapan hubungan kita akan seperti ini? Cepat ceraikan istrimu itu, agar kita bisa melangkah lebih dari sekedar nikah siri," protes Erni lagi masih dengan perasaan marah.