Aku selalu tersakiti.
Tetapi, aku tidak membencinya.
Tidak. Seditikpun tidak.
Bahkan aku selalu berdoa untuknya.
"BANGSAT!!!, Ngapain kamu disitu? atau biar semua orang tahu kalau kamu adalah orang paling tersakiti? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juu_30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 Percaya
Dirumah kediaman Nickolas Dirgantara, rumah yang dulu penuh kehangatan dan cinta dari setiap penghuninya, rumah yang selalu menjadi tempat pulang dan tempat paling ternyaman.
"Sudah siap semunya Dames? " Tanya Nickolas kepada pria paruh bayah yang sedang merapikan beberapa berkas penting.
"Sudah tuan. Kita hanya tunggu tanda tangan dari Putri tuan". Kata Dames mantap.
"Dia bukan putri saya". Kata Nickolas dingin dan tatapan tajam.
"Maaf tuan... jadi kapan kita mengganti namanya? " Kata Dames.
"Saya harap secepatnya Dames". Kata Nickolas sambil merapikan jas hitamnya.
Ya.... sesuai dengan perkataannya waktu itu bahwa ia akan menggantikan nama Vasca, orang yang ia benci akhir-akhir ini.
"Tuan.... semua sudah lengkap". Kata Dames sopan.
"Baik...cari anak itu sekarang ". Kata Nickolas sambil pergi dari situ.
"Ayah.... " Panggil Vasco dari pintu masuk. Nickolas berbalik kearah pintu dan melihat Vasco sudah pulang sekolah.
"Kenapa boy? " Tanya Nickolas dengan senyum yang merekah.
"Ayah serius mau hapus nama Vasca? Tanya Vasco pelan berusaha tidak memancing amarah ayahnya.
"Iya boy....kenapa? " Tanya Nickolas.
"Gk ayah.... aku nanya aja". Kata Vasco sambil berlalu kekamarmya.
"Aku harap kami baik-baik saja sayang ". Kata Vasco sambil berbaring dalam kamarnya. Entahlah, perasaannya selama ini selalu bertabrakan dengan tindakannya. Jika tindakannya justru terus menyakiti Vasca, tapi hatinya selalu ingin memeluk adik malangnya itu.
Sore hari, tepat pukul 4, Dames sudah diperintahkan oleh Nickolas untuk pergi mencari keberadaan Vasca. Dames sudah mendapatkan informasi bahwa Vasca kini bekerja di sebuah restoran.
"Dek Vasca didepan ada yang tunggu". Kata Putri, rekan kerja Vasca.
"Siapa Kak.... aku gk ada janji dengan siapapun ". Kata Vasca sopan. Dia berpikir apakah Langit?, karena hanya Langit lah yang selalu menjemputnya pulang, tapi tidak mungkin hari ini, karena ia baru juga datang.
"Gk tau juga Ade, coba kamu lihat dulu ". Kata Putri.
Vasca pun langsung pergi menemui orang itu. Vasca kaget karena melihat seorang dengan setelan pakaian yang lengkap.
"Permisi pak, cari siapa ya? " Sapa Vasca pelan.
"Apa benar kamu Vasca? " Tanya orang itu.
"Iya benar, ada apa ya?". Tanya Vasca lagi.
"Maaf mengganggu waktu kamu, perkenalkan nama saya Dames, dan saya disuruh oleh tuan Nickolas untuk mengurus penghapusan nama kamu ". Kata orang itu memberikan penjelasan.
Vasca mencerna semua apa yang dikatakan oleh orang itu dan tanpa sadar air mata sudah jatuh membasahi pipinya yang bersih. Ia pikir, ayahnya sudah tidak membenci dirinya, dan ia pikir perkataan ayahnya kala itu hanya perkataan biasa. Ia tidak percaya dengan apa sudah ayahnya lakukan. Menurutnya, ayahnya sudah melewati batas yang sesungguhnya.
"Maaf.. non Vasca harus menandatangani surat ini". Kata Dames sambil membuka sebuah surat yang harus ditandatangani oleh Vasca.
"Tapi pak... saya tidak mau" Kata Vasca sambil menggeleng.
"Saya mohon kerjasama nya karena masih banyak yang harus saya kerjakan". Kata Dames tenang.
"Tidak saya tidak mau". Vasca terus menolak perintah tersebut.
Bagi Vasca, nama adalah abadi. Tidak ada yang berhak atas namanya karena nama itu adalah identitas dirinya sendiri.
"Oke... kalau memang anda tidak mau. Saya harap kamu tidak menyesal". Kata Dames sambil berlalu dari pandangan Vasca sambil membawa berkas-berkas itu.
Nickolas Home
"APA?... berani-beraninya dia membantah ". Teriak Nickolas marah.
Dames membawa kembali surat itu tanpa tandatangan dari Vasca, dan melapor bahwa Vasca tidak akan menandatangani itu.
"Oke.... sepertinya cara biasa tidak akan membuat dia takut". Kata Nickolas pelan.
"Dames, ikut saya ". Kata Nickolas sambil berjalan dari ruangannya.
Nickolas dan Dames sudah didepan restoran tempat Vasca bekerja. Dia melihat semua apa yang Vasca lakukan dan tanpa terasa sudah waktunya Vasca pulang bekerja.
Nickolas melihat Vasca yang keluar dari restoran dan dijemput oleh seorang anak laki-laki semutan Vasca.
"Dames, cari tahu latar belakang anak itu". Kata Nickolas dengan suara tegas.
"Baik tuan, kata Dames sambil mencari sesuatu dalam ponselnya. Dames mengetik nama Vasca Dirgantara dan muncullah semua informasi tentang Vasca, dan melihat foto Vasca yang berada dibukit dengan anak laki-laki itu.
"Namanya Langit Cafagio Marcher tuan, teman sekelas Vasca, kabarnya sekarang dia dan Vasca berpacaran. Ayahnya bernama Andrew Marcher seorang pengusaha yang bekerja dibagian perhotelan". Kata Dames setelah mencari informasi tentang Langit.
Nickolas mendengarkan semua apa yang dikatakan oleh Dames dan tersenyum dengan sadis.
"Beri peringatan untuk bisnis ayahnya, jika putranya masih dekat dengan Vasca, maka usahanya akan hancur". Kata Nickolas dengan suara yang pelan dan pandangan yang siap membunuh siapa saja. Posisinya sebagai pebisnis kelas atas, membuat banyak pengusaha yang tunduk kepadanya.
"Baik tuan" jawab Dames sambil mencari nama Andrew Marcher.
Tanpa menunggu lama, Dames sudah mengeluarkan sebuah surat yang memberikan peringatan kepada Andrew Marcher dan hal itu ditanggap baik oleh pihak Andrew Marcher.
🌹🌹🌹
Langit mengantar Vasca pulang seperti biasanya. Namun, ada perasaan aneh dalam diri Langit melihat perubahan sikap Vasca. Vasca menjadi diam, dan sepertinya...
"Ca, kamu kenapa? " Tanya Langit pelan.
"Tidak Langit, aku hanya capek aja" Vasca beralasan, berharap Langit akan percaya kepadanya, tapi tidak bisa.
"Kamu menyembunyikan sesuatu Ca". Kata Langit.
"Langit, aku baik-baik saja". Kata Vasca berusaha tegar.
"Iya Ca, aku percaya".Jawab Langit pelan.
Suasana kembali dilanda dengan keheningan, membuat Langit selalu melihat kearah Vasca.
"Ca" Panggil Langit dingin.
"Kenapa Langit" Jawab Vasca.
"Ca... aku selalu bilang percaya sama kamu, ingat aku paling gk suka kalau dengar kebenaran itu dari orang lain. Aku harap kamu bisa lebih terbuka sama aku. Aku tahu Ca, banyak yang kamu sembunyikan dari aku dan aku terus menunggu kamu untuk jujur Ca, cerita sama aku apapun yang terjadi. Hubungan kita udah berjalan empat bulan Ca, tapi belum ada tanda-tanda kamu akan cerita, aku tahu kamu capek Ca, makanya aku selalu tanya kenapa... tapi kamu selalu bilang baik-baik saja. " Kata Langit panjang lebar dengan napas yang memburu.
"Aku baik-baik saja Langit". Kata Vasca tetap bertahan pada egonya.
"Oke Ca.... aku tunggu " Kata Langit dan kembali melajukan mobilnya. Ia berharap Vasca membagikan apa yang menjadi bebannya kepadanya tapi yang Langit terima hanya jawaban aku baik-baik saja, dari Vasca.
"Besok aku jemput ya " Kata Langit sambil kembali menarik pintu mobilnya ketika Vasca turun tadi.
"Gk Langit, aku bisa sendiri kok". Kata Vasca berusaha senyum.
"Tidak Ca, aku tidak mau menerima bantahan kali ini. Besok pagi aku jemput ". Kata Langit sambil kembali melajukan mobilnya menuju kerumahnya.
🙏