NovelToon NovelToon
Lonely Wife

Lonely Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Poligami / Keluarga / Penyesalan Suami / Selingkuh / Romansa
Popularitas:16.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Arumi menikah dengan pria yang tidak pernah memberikan cinta dan kasih sayang padanya, pria yang selalu merasa tak pernah cukup memiliki dirinya. Kesepian dan kesunyian adalah hal biasa bagi Arumi selama satu tahun pernikahannya.

Raka— suami Arumi itu hanya menganggap pernikahan mereka hanya sekedar formalitas semata dan bersifat sementara. Hal ini semakin membuat Arumi menjadi seorang istri yang kesepian dan tidak pernah bahagia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 : Berbincang Nasib

Arumi melakukan kegiatan seperti biasa di sana, tanpa dia sadari kalau Pram masih mengikutinya diam-diam. Beberapa foto Arumi dia ambil menggunakan kamera yang ada di tangannya. Sudah tersusun olehnya sebuah rencana untuk kematian Arumi nantinya setelah pernikahan Raka dengan Nadira hanya saja yang masih membuat Pram penasaran, apa yang membuat Arumi harus dihabisi sementara Arumi memiliki hati setulus dan sebaik ini.

Cukup lama Arumi di sana hingga dia menyadari ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari jauh. Pram langsung pergi dari sana ketika Arumi melirik ke arah dia berdiri saat ini.

Arumi kembali fokus berbincang dengan para gelandangan tersebut, setelah malam semakin menunjukkan dirinya, Arumi melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 8 malam. Kali ini, Arumi begitu enggan untuk pulang ke rumahnya, sejujurnya rasa sakit dikhianati oleh Raka dan melihat Raka bermesraan dengan Nadira sungguh merusak mentalnya. Hanya saja Arumi selama ini selalu menutupi dengan sikap tenangnya saja agar Nadira dan Raka tidak merasa menang secara penuh.

Mobil Arumi berhenti di sebuah taman— taman yang cukup ramai karena malam minggu dan masih ada beberapa orang duduk di sana. Arumi memilih bangku yang sedikit terpojok hingga dia bisa mendapatkan ketenangan.

Arumi duduk sembari memangku tangannya di atas kedua paha, pikirannya kembali melayang pada hubungan Raka dan Nadira serta nasibnya setelah ini. “Mau sampai kapan aku akan menjadi istri tak dianggap begini? Jujur saja, aku sangat lelah, sangat lelah,” bisiknya pada diri sendiri dengan tatapan jauh menerawang ke depan.

“Boleh saya duduk di sini?” sapa Pram pada Arumi yang sedang melamun, Arumi tidak mendengar, lalu Pram menepuk pelan pundak istri Raka tersebut hingga dia tersentak dan menoleh ke samping.

“Boleh saya duduk di sini?” izin Pram lagi yang tentunya dibalas anggukan oleh Arumi.

Sekitaran taman cukup ramai dan semua bangku sudah diisi oleh pengunjung. Arumi sedikit bergeser untuk memberi ruang bagi Pram duduk di sebelahnya.

Pram pura-pura sibuk dengan ponselnya agar tidak dicurigai oleh Arumi bahwa dia tengah diikuti.

Ponsel Arumi berdering, ia lirik layar itu dan tertera nama Raka di sana. Dia jawab panggilan tersebut dan terdengar suara dingin serta tegas dari Raka di seberang sana.

“Kenapa masih belum pulang juga kamu? Ini sudah jam berapa? Apa kau sedang pergi berkencan dengan selingkuhanmu hah?” hardik Raka pada istrinya itu.

“Sekali lagi aku ingatkan ya, jangan pernah samakan aku dengan kamu, Raka. Aku bukan tukang selingkuh dan juga bukan pengkhianat. Lagian apa yang kamu lakukan di rumah? Katanya tidak betah di rumah denganku? Apa Nadira, simpananmu itu sudah lelah melayanimu?” sarkas Arumi yang lelah menghadapi sikap Raka.

“Aku ingin bicara hal penting denganmu, aku pulang bukan karena aku ingin, tapi karena aku harus menyelesaikan sesuatu denganmu.”

“Sesuatu apa lagi? Bukankah semua kartu yang bisa aku pakai sudah kamu blokir! Apalagi yang kamu ingin bicarakan denganku?”

“Tidak usah banyak bertanya, Arum. Segera pulang!”

“Tunggu saja, aku sedang malas ke rumah.”

Arumi memutuskan panggilan sepihak lalu menonaktifkan ponselnya agar tidak dihubungi oleh Raka lagi. Muak sekali dia harus membahas kehormatan, nama baik, harta, serta keinginan Raka yang selalu merugikan dirinya sebagai seorang istri.

Pram bisa menangkap kalau Arumi tengah memendam sebuah beban yang cukup berat. Arumi memang tak mengeluh, ia tak menangis, ataupun berteriak, tapi dengan sikap tenangnya itu, Pram bisa merasakan betapa sakit yang dirasakan oleh Arumi saat ini.

“Ada masalah?” sapa Pram lebih dulu ketika Arumi kembali terdiam dengan tatapan kosong.

“Tidak ada, tidak ada masalah,” jawab Arumi dengan pelan dan sopan.

“Perselingkuhan itu sebuah penyakit, jangan pernah bertahan jika sudah diselingkuhi karena seorang istri sangat berharga untuk bertahan dalam hubungan toxic,” ujar Pram yang membuat Arumi langsung menoleh padanya.

“Kau menguping pembicaraanku?” Pram terkekeh kecil mendengar pertanyaan dari Arumi.

“Kamu duduk di sampingku, kamu juga bicara tidak berbisik dan aku tidaklah tuli.” Arumi menunduk lalu tersenyum, ia lupa kalau di sampingnya ada seseorang dan jelas saja pria itu bisa mendengar obrolannya dengan Raka.

“Maaf ya jadi mengganggu waktu tenang kamu duduk di sini karena obrolan saya dengan suami saya tadi. Sekali lagi maaf,” ucap Arumi.

“Tidak perlu minta maaf, oh iya, saya Pramudya,” kata Pram sembari mengulurkan tangan pada Arumi untuk mengajak berkenalan. Arumi menyambut uluran tangan itu dan tersenyum lalu memperkenalkan dirinya juga. “Saya Arumi.”

“Apa kegiatanmu? Aku sering melihatmu di kolong jembatan,” tanya Pram akhirnya guna menuntaskan rasa penasarannya dengan Arumi.

“Kamu menguntitku ya?” canda Arumi.

“Aku tinggal di dekat sini sekitar satu bulan ini, dan sering melihatmu dengan pakaian bersih bergabung dan makan bersama para gelandangan. Pemandangan yang sangat langka di zaman sekarang ini,” alasan Pram dengan senyumannya. Arumi juga membalas dengan senyuman juga.

“Yaaa ... Bagaimana ya? Hanya mereka yang membuat aku merasa tidak sendiri, tawa mereka membuat aku merasa kalau hidup itu tidaklah sunyi,” sahut Arumi dengan senyumannya.

Pram paham kalau senyum itu bukanlah senyuman kebahagiaan, melainkan sebuah ledekan pada diri sendiri.

“Tak perlu menyembunyikan sebuah beban dalam senyuman, Arumi. Kalau memang ingin menangis, ya menangis saja.”

“Menangis untuk apa? Untuk sebuah pengkhianatan? Atau sebuah nasib buruk yang tak pernah beranjak dari diri?” Pram mengulum bibirnya dan menunduk, lalu menatap Arumi kembali.

“Aku sudah lelah menangis, Pram. Aku sudah terlalu banyak menangis selama ini untuk seorang pria yang tidak pernah menganggap aku ada. Menangis untuk sebuah pengabdian yang tidak pernah dianggap penting, aku lelah menangis makanya aku lebih senang pergi ke kolong jembatan dan tertawa dengan mereka semua.” Arumi melanjutkan perkataannya yang membuat Pram terdiam, ia ikut merasakan sakit atas apa yang dirasakan oleh Arumi.

“Dulu, aku memiliki seorang istri yang sangat cantik. Kami dikaruniai dua orang anak, cukup dekat jarang kelahiran mereka tapi aku mampu mengendalikan semuanya sendiri. Karena istriku masih sangat muda ketika menikah dan memiliki anak, kala itu usianya baru 23 tahun. Jadi aku tidak membebani dia dengan urusan rumah tangga serta urusan anak. Aku mengasuh anakku sendiri jika pulang bekerja dan membebaskan kehidupan istriku sama seperti saat dia masih gadis dulu. Tapi ... aku malah diberikan sebuah pengkhianatan olehnya hingga kami berpisah dan kedua anakku menjadi anak terlantar yang sekarang tidak diketahui di mana keberadaannya,” tutur Pram dengan pandangan yang memudar, matanya terasa berair dan dengan cepat dia hapus agar air mata itu tak jatuh.

Arumi memutar posisi duduknya menghadap Pram dan mengusap pelan pundak Pram sebagai tanda sebuah semangat darinya.

“Jangan mengasihani aku,” ujar Pram ketika menatap Arumi dengan senyumannya.

“Aku tidak mengasihani kamu, nasib kita sama hanya berbeda alur saja.” Arumi menceritakan mengenai pernikahannya dengan Raka pada Pramudya. Tak ada yang dia tutupi sehingga Pram mengetahui detail kehidupan Arumi dan Raka selama ini hingga perselingkuhan yang Arumi dapatkan.

“Aku bodoh, Pram. Aku sangat bodoh.”

1
Adhisty Madrie
Gaya katak tengkurap aja Dir🤭
Agung Taimur
kayaknya nadira ini titisannya jule🤣🤭
Jiwo Wiggu: Sibuk amat jule taun ini💪
total 7 replies
🌺Shella BTS🌺
Gaya kecubung kayang cobak/Determined//Curse/
Latifa Andriani: Gaya jule ama sapri coba🤣😭
total 2 replies
🌺Shella BTS🌺
Dir, lo belajar lagi dah sama arumi cara balas dendam yg elegant itu kyak gmana💪
🌹Andara Terina🌹
Udah udah gausah emosi di kolom komentar😤 sebenarnya dira sama raka itu cocok bnget kok🔥🔥🔥
.
.
.
.
.
.
.
.
.
sama-sama kagak gunaaa/Hammer//Joyful/
Ulfa Raynamia
Ah gak keren lo Diiiirrr, arumi aja duit di tangan langsung shopping dan manjain diri, lah eloo? Malah buang2 energi nyimpan dendam padahal apa yg dibilang sama Arum bener, lo simpanan jirrr/Joyful//Joyful/
Fida🔥🔥
palingan abis nikah si raka bakalan syok abis sama perangai nadira yg gak sepolos yg dia kira🤭
Fida🔥🔥
Emang ya, perempuan itu kalo udah ada uang ditangan semua beban hilang, menyala arumi🔥
Tammy
Ya ya kasihin aja fefek lu buat si raka biar lu gak stres, soalnya kalian cocok, sama2 stres
Tammy
Yakin deh, abis nikah, siraka ama dira pasti bakalan sering berantem, soalnya raka ini udah terbiasa dilayani dengan baik sama arumi
Lira Cantika
kesenjangan sakit hati :
istri sah : Ngabisin duit suami
pelakor : ngabisin duit buat ngabisin nyawa istri sah/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Syifa Mahira
Istri sah kalau sedih ngabisin duit suami, kalo si lakor sedih malah kasih fefek dengan bermacam gaya. Gak berkelas banget lo Dira, malu ama harga diri jiiirrr🤣/Facepalm//Facepalm/
Mediterina
istri sah sakit hati : ngetreat diri sendiri
pelakor sakit hati : cari pembunuh bayaran 🤣🤣 gak ada harga dirinya lu Dir
Yeyen Niri
pelakor yg blm nikah tpi udh insecure sama istri sah ampe nyewa pembunuh byaran🤣
Yeyen Niri
suka bnget sama cara arum balas dendam ih😍
Annissa Riani
Gk bisa imbangin arumi malah nyari pembunuh bayaran🤭
Rina Meylina
Kalian berdua itu cocok banget, satunya gampangan satunya gampang dibodohin ama si dira 🤣🤣🤣 makan tuh cewek bobrok Raka🤣
Rina Meylina
Sadar dong jadi pelakor, masa dipanasin ama istri sah langsung down sih, padahal yg arum bilang kalau lu simpanan juga bener dah🤣
Rina Meylina
Semua yg dibilang arumi benar kok si raka aja yg gak pernah mau disalahin
Anita Lare
Nadira kayaknya bukan sepolos yg dikira raka deh, mana tau pram itu emang pembunuh langganan dia lagi, kita kan gak tau ya bs si nadira ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!