Jennaira Queenzy Hill berada disituasi sulit dimana ia harus merelakan laki-laki yang akan menjadi tunangannya kepada sahabatnya.
Terjebak menjadi orang ketiga diantara sepasang manusia yang saling mencintai membuat Jennaira harus kuat menghadapi tatapan sinis dan rendah orang lain. Berusaha terlihat baik-baik saja, namun tak semudah itu. semua menjadi rumit saat satu persatu hal buruk menghampirinya, hingga rahasia yang terkuak menambah luka yang sudah ada. Membuatnya tak lagi berharap pada apapun dan siapapun, kecewa yang tak berpenghujung membuat Jennaira tercekik dengan takdirnya sendiri.
Akankah akhir bahagia menjadi milik Ara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Pak Nicho
Aira langsung bangkit dari posisinya dan membaca dengan berulang-ulang caption yang tertera disana.
Dan tangannya dengan lincah menghubungi nomor sang sahabat. Cukup lama panggilan tak diangkat akhirnya mendengar sapaan dari sebrang.
" Ya Ra " Suara itu terdengar lemah dan tak bersemangat.
" Hei anak pak Nicho, kau patah hati? " bukan jawaban yang ia dapat malah tangisan yang lebih mirip raungan.
" Hati Aby sakit Ra, bagaimana ini? " Aira mengepalkan tangannya erat mendengar tangisan sang sahabat.
" Siapa bajingan itu ha? Siapa yang berani buat anak pak Nicho sakit hati? " Aira bertanya dengan penuh penekanan.
" Hati Aby sakit banget Ra " hanya kalimat itu yang keluar dari mulut sang sahabat.
Untuk beberapa saat Aira hanya bisa diam dan mendengarkan tangisan sahabatnya itu. Hatinya juga ikut sakit melihat orang yang ia sayangi pata hati.
Cukup lama menunggu hingga tangisan itu mereda dan terdengar sesekali Aby menarik nafas panjang.
" Better? " Aira bertanya dengan lembut.
" Hmm, better" senyum tipis langsung menghiasi wajah Aira.
" Mau Ra minta Sean untuk menghabisi laki-laki gak tau diri itu, hmm? " harusnya laki-laki yang mempermainkan gadis selembut Abigail dikasih pelajaran yang berat.
" No! I'm okay, lagi pula Aby gak kenapa-napa" Aira memutar bola matanya malas, tidak kenapa- kenapa tapi tangisannya lebih buruk saat mereka jatuh dari pohon mangga belakang mansion.
" Lagian, ke Prancis disuruh belajar kok malah pacaran. Gak cerita lagi kapan pacarannya, emang sebagus apa sih tuh laki sampai anak pak Nicho bisa jatuh hati? " Aby disebrang sana mendengus kesal mendengar omelan Aira yang panjang.
" Ya gimana, namanya juga jatuh cinta. Ck, yang jelas ganteng". Lagi-lagi Aira memutar bola matanya jengah mendengar jawaban sahabatnya.
" Huft, jadi bisa balik kan nanti? Barengan sama Sean aja By, jadi kita masih ada waktu jalan bareng" Aira mencoba memujuk sahabatnya.
" Hmm, nanti deh. aku coba tanya Sean dia mau bawa aku apa nggak ".
" Nanti aku yang hubungi dia, pokoknya kalian harus pulang bareng" sepertinya Aby hanya bisa pasrah dengan keputusan Aira.
" Ya sudah, Aby istirahat. Nanti kalau sudah sampai sini harus kasih tau cowok bajingan mana itu" tambah Aira.
" okay, nite bestie". panggilan pun terputus begitu saja.
Aira pun bergegas melakukan ritual malamnya karena tubuhnya juga sudah terlalu lelah.
*
*
Pagi-pagi sekali ruang makan mansion Hill sudah penuh dengan penghuni dan tamunya.
Terlihat Nicholas Turner dan Bela Turner ikut sarapan dimansion itu. Mereka berbincang santai tentang bisnis dan kehidupan sehari-hari.
" Morning " Aira menyapa mereka dengan senyum ramah pagi ini.
" wah calon nyonya Smith " Nicholas menggoda putri sahabatnya.
" Ck, uncle jangan gitu. Aira jadi malu " tawa ringan terdengar melihat wajah gadis itu memerah.
" Gimana persiapannya? lancar Ra? " Bela bertanya dengan penuh perhatian.
" Lancar Aunty, ya walau si batu itu sibuk sekali semua masih aman" Lagi-lagi mereka tertawa dan tersenyum simpul mendengar Aira mengejek sang calon tunangan.
" Ya gimana, resiko Ra kalau punya calon suami manusia sibuk seperti mereka" Bela melirik Nicholas dan Rayyan yang sedang menikmati sarapan mereka.
" Semoga Aira kuat " wajah sedih yang dibuat-buat membuat mereka merasa terhibur dengan tingkah si bungsu Hill.
" Tumben banget uncle dan aunty pagi-pagi sudah sampai sini " obrolan mereka berlanjut dengan obrolan ringan.
" Biasa, Daddymu butuh bantuan dari uncle yang serba bisa ini " Nicholas menyombongkan dirinya.
" Maaf Mr. Turner aku memerlukan koneksi mu bukan kamu" Bela, Joana , Rain dan Aira hanya bisa geleng kepala mendengar ocehan dua orang yang tak mau mengalah itu.
*
*